LEBONG, BEO.CO.ID – Setiap perjuangan memotivasikan para petani terkadang tidak semua berjalan mulus, pasti ada tantangan yang menghadang. Bermodal semangat diawal membuat para petani tidak mudah menyerah begitu saja, tapi ingat rencana tuhan maha esa (Allah SWT) adalah rencana yang paling sempurna.
Sebaliknya, kisah pilu yang alami petani Lebong, puluhan hektar sawah petani di desa Embong Uram, Kecamatan Uram Jaya, Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu cukup menarik untuk disimak perkembangannya.
Setelah dilaunching Bupati Kopli Ansori bersama unsur Forkopimda yang dihadiri oleh OPD, 15 Februari 2023 lalu, ternyata fakta lapangan tidak sesuai apa yang menjadi harapan petani mengikuti program peningkatan indek pertanaman (IP) 200 menuju IP 300 di tahun 2023, wajib menjadi evaluasi bersama dan dinas terkait untuk tidak cepat menyerah.
Pasalnya, kurang lebih 15 hektar sawah milik petani diserang hama kupu – kupu putih, dari rusak ringan hingga berat menganggu pertumbuhan padi para petani.
“Kita tetap semangat memantau pertumbuhan padi kita yang tumbuhanya tidak normal, kondisi daun kering akibat hama kupu – kupu putih membuat tanaman padi kita bisa mati,” ujar petani yang enggan namanya ditulis yang berbincang kepada Beo.co.id, Selasa (14/3/23).
Dia juga menyampaikan serangan hama ini terjadi sejak pertumbuhan padi berumur 10 hari sampai 25 hari. Untungnya, pihak Bupati, dinas terkait bersama Petugas Penyuluhan Lapangan (PPL) beberapa waktu lalu ada yang turun kelapangan dan melihat kondisi serta melakukan pendampingan kepada petani.
“Kita juga mendapatkan arahan pendamping dan bantuan 15 botol racun Balistic warna biru 200 ml dibagikan untuk petani yang lain, saya mendapatkan 3 botol untuk dilakukan penyemprotan. Kita juga berharap bagi yang terkena dampak hama ini dapat bantuan dari pemerintah dan dipastikan panen kali ini hasilnya juga tidak maksimal, walau pun telah dilakukan penyemprotan,” paparnya.
Ditempat terpisah Kadis Pertanian dan Perikanan Kabupaten Lebong, Hedi Parindo melalui Kabid Penyuluhan, Cuncun Almajusi mengatakan bahwa sebelumnya, pihak dinas Pertanian bersama penyuluh telah turun kelapangan, ditemukan hama dilapangan yang ada di desa Embong Uram itu kupu-kupu putih palsu
“Akibat dari kupu – kupu putih palsu ini keluar namanya ulat gading sebut masyarakat disini, ulat gading ini dia akan memberikan telur di daun padi dan menetas turun kebatang, pengendalian ini memang sangat sulit, kalau sudah diserang masuk kebatang akibatnya akan mati, ciri-ciri ini batang layu, daun kering,” ungkap Cuncun kepada media ini, Selasa (14/3/23).
Pengendalian dari dinas telah dilakukan melalui insektisida sistemik serta menggunakan antisipasi jamur. Ia juga menyampaikan bahwa kenyataan penggunaan varietas bridantara 8 ini, varietas baru tidak tahan terhadap perubahan cuaca ekstrem.
“Kami ajurkan kemarin melakukan penyemaian ulangan atau menggunakan varietas lokal, seperti Trisakti, dikarenakan masyarakat ditanya kemarin dia mau panen cepat, Trisakti salah satunya, antisipasi supaya padi ini cepat panen, untuk proses persiapan tanam dimusim depannya,” katanya.
Disisi lain dia juga menyampaikan tentang pengelolaan tanah dan antisipasi jamur, terlebih dahulu dikomposkan (jerami) dan dilanjutkan pembajakan, setelah itu pemberian kapur sampai 15 hari baru boleh ditanam.
“Kenyataannya, dikarenakan cuaca posisi sekarang yang menjadi hambatan (hujan tak menentu pagi dan siang). Terindikasi bahwa bridantara 8 tidak tahan terhadap hama, untuk Embong Uram sementara ini sekitar 6 hektar (rusak berat) dikatakan gagal tapi belum gagal, tapi masih perlu penanganan serius,” demikian disampaikan Cuncun. (Eluban RI/Sbong Keme)