dr. Nasrul Qadir tokoh masyarakat Propinsi Jambi, asal Tigo Luhah Tanah Sekudung, Siulak pada usia mudanya active sebagai aktivis 66 dari KAPPI (Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia), dan active sebagai olah ragawan Sepak Bola, kini telah berusia +_ 80 tahun, masih active sebagai pemikir diorganisasi Kemasyarakatan, Sosial Kemanusian, Kesehatan masyarakat, dan politik daerah dan Nasional.
Dalam tahun politik 2023 menuju 2024 Pilpres, Pileg dan Pilkada saya sering diundang ceramah, kumpul-kumpul membahas msalah kepentingan masyarakat di daerah, sepanjang Kesehatan saya memungkinkan insyaallah saya hadiri, sekaligus memperdalam Silaturrohmi sesama umat, meningkatkan, menjaga dan merawat Persatuan dan Kesatuan RI, dimanapun kita berada katanya malam Rabu, menjawab pertanyaan Redaksi BEO.co.id, Selasa 10 Oktober 2023 Via sambungan telephone Cellularnya sekitar pukul 21: 12 WIB.
Baru-baru ini saya diundang dan dijemput para tokoh masyarakat Kerinci Hilir dan keluarga besar Ujang Tapyani Kasim dalam pertemuan keluarga besar masyarakat Kerinci Bersatu, dipinggir Danau Kerinci, Siapapun yang mengundang kita hargai guna memperdalam Siturrohmi, membicarakan kepentingan daerah Kerinci kedepan. Dan Kerinci, mau dibawa kemana?
Dan saya diminta untuk mengeluarkan pendapat dan pandangan tentang Kerinci, dan sosok bakal calon pemimpin Kerinci kedepan?.
Saya jelaskan siapa boleh sepanjang memenuhi syarat secara adminstratib sesuai kententuan yang berlaku, dan mau membangun Kerinci, siap berkorban waktu, tenaga, fikiran dan vinansial siapa saja silakan termasuk Ujang Tafyani Kasim, himbunya.
Tapi, saya ingatkan jangan untuk “memperkaya diri, keluarga dari cara-cara yang tidak sah (merampok uang rakyat), yang saya (kita) semua akan siap dukung bagaimana membenahi Kerinci, peninggalan Adirozal, yang banyak PR (pekerjaan rumah) yang harus diselesaikan, jelas mantan aktivis 66 itu gerah.
Dalam pertemuan dipinggir danau Kerinci dengan para tokoh masyarakat dan Ujang Tafyani dan kelurganya. Secara terbuka saya tegaskan, masyarakat Kerinci Hilir apakah siap dukung Ujang Tafyani, dijawab siap, itu kata kuncinya.
Secara kompak (sepakat) dalam organisasi itu nomor satu dan tetap mengedepankan unsur musyawarah mufakat, semua suara, pendapat dari semua pihak harus kita hargai, kekuatan itu ada pada suara Kerinci bersatu, “ masyarakat Kerinci mudik, tengah dan hilir, bersatu itulah penentu untuk segalanya, Kerinci mau kita bawa kemana papar Nasrul Qadir dengan suara lantang.
Dan itu telah saya mulai dari muda, dalam organisasi seperti di KAPPI, dan seterusnya sampai saya membawa Partai Amanat Nasional (PAN) orang pertama di Propinsi Jambi, partai besutan Prof. Dr Amien Rais itu, jelas Nasrul Qadir.
Dalam organisasi kemasyrakatan, saya bersama Sudirman dari Kerinci Hilir mendirikan Himpunan Kerukunan Keluarga Kerinci (HKK) di Jakarta, lalu kita bumingkan keseluruh tanah air, sampai saat ini terus berjalan dan kembang didaerah-daerah, kabupaten, kota dan propinsi seluruh Indonesia, itu karena bersatu dan sadar pentingnya kebersamaan, katanya.
Dan saya harapkan siapapun yang akan menjadi pemimpin/ Bupti/ Kepala Daerah Kabupaten Kerinci 2024-2029, harus berani mengambil resiko untuk memajukan Kerinci, yang kita sebut-sebut Sekepal Tanah Surga yang dicampakan ke bumi, harus kita rawat, kita bangun dan kita jaga dan kita wariskan kepada anak-anak dan cucu kita kedepannya.
Kerinci yang kuat, Kerinci yang bersih dan anti praktik “KKN” dan harus dimulai dari pemimpinnya kata mantan pemain PSSI ini diera 70-an kepada redaksi BEO.co.id, (Penulis Opini ini).
Ketika ditanya penulis Opni, apa yang menarik tentang Ujang Tafyani? Menurut Nasrul Qadir, kesederhanaannya sebagai pengusaha, orangnya bergaul dengan semua lapisan, mau menerima saran dan kritik dari orang lain.
Sebagai pebisnis Ia sudah berhasil, berkat keuletan dan kerja kerasnya, untuk hidup keluarga besarnya sudah lebih dari cukup, dan dia tahu kesulitan masyarakat bawah (miskin), ini sangat penting, dan tahu kesulitan dunia pendidikan.
Saya minta dan berharap dengan Ujang Tafyani, kian memperkuatkan vondasi dalam perjuangannya, apa yang telah dilakukan selama ini pandai bersyukur dan berbagi pada para Pakir Miskin dan mencerdaskan SDM (Sumber Daya Manusia) Kerinci, Ekonomi, dengan kerendahan, kesederhanaannya dan menghargai pendapat orang lain, insyaallah Ia akan bisa membawa Kerinci, bangkit dan bermartabat.
Saya didampingi Samsu Arifin, yang juga tokoh dari Tigo Luhah Tanah Sekudung, Siulak (Kerinci Mudik/Hulu), dan mantan Ketua PDI-Perjuangan Kerinci, mantan anggota DPRD Kerinci dua periode memberikan nuansa baru bagi perpolitikan daerah Kerinci, menuju Pilkada 2024 mendatang.
Kita tidak melihat mudik, tengah dan hilir yang bakal maju, silakanlah, yang penting sosoknya bisa menyatu dengan masyarakat Kerinci, itu dulu jelas Nasrul Qadir.
Tanggapan : Sementara itu Emil Peria, S.Ag, juga via sambungan telephone cellullarnya Selasa pagi sekitar pukul 09 WIB, menghubungi penulis, mengatakan saya, sebagai anak buah dr Nasrul Qadir, dalam politik, sangat menghargai beliau karena sosok pak dokter Nasrul Qadir bukan tokoh Siualk, beliau milik masyarakat, kebetulan berasal dari Siulak Panjang, (Tigo Luhah Tanah Sekudung) Siulak.
Pak Nasrul Qadir, revolusioner, berani dan tegas dalam mengambil keputusan dan mengutamakan kepentingan umum, bagi saya beliau adalah orang tua, guru dan pensupport dalam memperjuangkan kebenaran.
Secara demokratis beliau menghadiri undangan para tokoh masyarakat Kerinci Hilir dan keluarga besar Tafyani Kasim, itu sah-sah saja, sebagai orang tua, tokoh masyarakat, beliau sudah menjadi milik orang banyak tandas Buya Politik Emil Peria, S.Ag, kepada penulis Opini ini.
Saya doakan beliau sehat bersama tokoh-tokoh Kerinci lainnya, ilmu dan pengalamannya masih sangat kita butuhkan guna memajukan Kerinci kedepan. Dan kita berharap pra bakal calon Bupati Kerinci, membuka diri untuk siapapun, dan Tanya seluas-luasnya, maunya masyarakat Kerinci itu apa?
Maka dialog sangat penting, apa lagi terhadap bakal calon Bupati Kerinci menuju Pilkada 2024 mendatang jelas “Buya politik” (Emil Peria, S.Ag). (***).
