Dikutif BEO.co.id, dari, News – Laporan Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia, 23 October 2023 06 : 05 WIB.
CNBC Indonesia – Media asing kembali memuat pemberitaan soal pemilihan presiden (pilpres) RI. Kali ini terkait bakal calon presiden (capres) Prabowo Subianto dan wakil presidennya (wapres) yang sudah terpilih, Gibran Rakabuming Raka.
Reuters memuat artikel dengan judul “Indonesia presidential candidate Prabowo picks Jokowi’s son as running mate”.
Disebut bagaimana Prabowo memilih Gibran di tengah “kemarahan” yang belum reda di dalam negeri karena keputusan Mahkamah Konstitusi (MK).
“Menteri Pertahanan dan calon presiden Indonesia, Prabowo Subianto, pada Minggu mengumumkan putra sulung pemimpin petahana Joko Widodo sebagai pasangannya untuk pemilu tahun depan,” tulis media itu memuat nama lengkap Presiden Jokowi, dikutip Senin (23/10/2023).
“Terpilihnya Gibran Rakabuming Raka, 36, bisa menjadi dorongan bagi kampanye Prabowo karena popularitas Jokowi yang sangat besar, bahkan di tengah kemarahan minggu ini atas keputusan pengadilan untuk mengubah persyaratan kelayakan yang akan menghalangi Gibran untuk mencalonkan diri,” tambahnya.
Kesepakatan yang sudah dibuat Prabowo dengan partai pendukungnya juga dimuat. Komentar Jokowi bahwa ia tidak terlibat dalam kandidat presiden juga dipaparkan.
“Berbicara seusai pertemuan partainya dan mitra koalisinya, Prabowo mengatakan pada konferensi pers bahwa telah ada kesepakatan untuk mencalonkan dirinya sebagai calon presiden dan Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden,” tulis media itu lagi.
“Pekan ini, Jokowi mengatakan bahwa ia tidak terlibat dalam kandidat presiden, namun orang dalam politik mengatakan bahwa pemimpin yang akan keluar tersebut berusaha untuk mempertahankan pengaruhnya dan diam-diam mengumpulkan dukungan untuk mantan saingannya, Prabowo, setelah sebelumnya tampaknya mendukung Ganjar sebagai kandidat dari PDI-nya,” muat Reuters lagi.
Pendapat analis juga dimuat. Bagaimana, aliansi dengan Gibran disebut dapat mengalihkan sebagian basis dukungan Jokowi kepada Prabowo. Ini juga pada gilirannya bisa meningkatkan peluang Jokowi untuk menentukan warisannya sendiri dengan memastikan penyelesaian program-program ekonomi utama yang ia mulai.
“Orang dalam politik mengatakan pencalonan Gibran adalah cara bagi Jokowi, sebutan umum untuk presiden yang akan keluar dari jabatannya, untuk mempertahankan pengaruhnya dan mengatakan bahwa ia diam-diam mengumpulkan dukungan untuk Prabowo, yang ia kalahkan dua kali untuk memenangkan kursi kepresidenan pada tahun 2014 dan 2019,” tambah media itu.
Sementara itu, hal sama juga dimuat Associated Press (AP) yang dikutip pula oleh ABC News. Keduanya memuat artikel dengan judul “Indonesia’s leading presidential hopeful picks Widodo’s son to run for VP in 2024 election”.
“Calon presiden terkemuka di Indonesia menunjuk putra sulung Presiden Joko Widodo sebagai calon wakil presiden pada pemilu tahun depan di negara demokrasi terbesar di Asia Tenggara,” muatnya juga menggunakan nama lengkap Jokowi.
“Pengumuman pada Minggu malam oleh Prabowo Subianto- mantan jenderal pasukan khusus yang saat ini menjabat sebagai menteri pertahanan- bahwa ia telah memilih Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presidennya mengakhiri spekulasi yang berkembang selama berminggu-minggu di media Indonesia,” tambahnya.
Dijelaskan juga sedikit profil Gibran. Bagaimana ia yang masih muda awalnya tidak memenuhi persyaratan usia untuk mencalonkan diri.
Namun putusan MK meloloskannya. Meski warga di bawah 40 tahun tak bisa mencalonkan sebagai Capres dan Cawapres namun ada pengecualian untuk kepala daerah, sebagaimana Gibran saat ini menjabat.
“Dia tidak memenuhi persyaratan usia untuk mencalonkan diri pada usia 40 tahun, namun MK yang dipimpin oleh saudara ipar Presiden- membuat pengecualian dalam keputusannya minggu lalu. Kini, mereka yang menjabat atau terpilih sebagai pemimpin daerah bisa mencalonkan diri pada usia yang lebih muda,” muat keduanya.
“Keputusan kontroversial tersebut, yang membuka jalan bagi Gibran untuk mencalonkan diri dalam pemilu, telah banyak dikritik karena bersifat nepotis, dan para analis memperingatkan bahwa keputusan tersebut dapat merusak proses demokrasi,” kata media itu lagi.
Disorot juga bagaimana Gibran masih tergabung dalam partainya PDIP, tidak hadir dalam pengumuman kala mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ditunjuk sebagai calon presidennya. Ganjar sendiri telah memilih Menteri Koordinator Politik Hukum, dan Keamanan RI, Mahfud MD.
“Gibran sebagai pasangannya dan berjanji untuk melanjutkan agenda Widodo adalah bagian dari upayanya untuk memenangkan simpati dan dukungan Widodo,” muat media itu lagi.
“Laporan baru-baru ini … menunjukkan bahwa Widodo sangat populer di negara kepulauan ini dengan tingkat kepercayaan publik lebih dari 70%,” tambahnya lagi.
Di sisi lain, media Singapura, Strait Times juga menyoroti ini. Media itu memuat judul “Defence Minister Prabowo to run for Indonesia president with Jokowi’s son Gibran as V-P”.
Media itu memuat sejumlah pengamat lokal terkait pemberitaannya. Termasuk Arya Fernandes, peneliti CSIS.
“Sejumlah orang yang memilih Pak Jokowi mendukung Pak Prabowo karena Presiden mendukungnya. Tapi mungkin sekarang beralih ke Pak Ganjar,” kutip media itu memuat pernyataan Arya.
Dari keterangan dan pendapat dihimpun Tim Redaksi BEO.co.id, dari masyarakat luas khususnya Propinsi Bengkulu seputar Gibran Rakabuming Raka menjadi pilihan Calon Wakil Presiden Prabowo Subianto, pendapat dan jawabannya juga beragam secara umum mayoritas mengatakan keluarga besar Joko Widodo kurang ber-etika, alasannya sederhana, Jokowi dua periode jadi Walikota Solo tak lepas dari asuhan dan dukungan Megawati Soekarno Putri dengan PDI – Perjuangannya membesarkan dan menghantarkan Jokowi duduk sebagai Walikota Solo.
Lalu Jokowi, dibawa ke Jakarta untuk memimpin DKI sebagai Gubernur, kembali dengan tangan dinginnya Megawati denga kapal PDI-Perjuangannya mengusung dan membesarkan Jokowi.
Jokowi menjadi orang penting di ibu Kota Negara RI selaku Gubernur DKI.
Luar biasanya, ditengah perjalanan masa bhaktinya yang belum berakhir, Joko Widodo diusung dan dibesarkan lebih besar lagi oleh seorang ibu Megawati Soekarno Putri bersama Banteng Mata Merah Moncung Putihnya menghantarkan pencalonan Jokowi pada Pilpres 2014 yang bersaing ketat denga Prabowo dan terpilih, keberuntungan berpihak pada Jokowi “sangat luar biasa”
Lalu pada Pilpres 2019 Jokowi kembali ditampilkan dan didukung PDI-Perjuangan menang lagi, hingga menjadi Presiden RI dua periode, ini tak lepas dari kasih sayang seorang ibu, bersama keluarga besar PDI-P, ini.
Baik secara kepartaian dan pribadi Megawati mencurahkan dan fokus pada Joko Widodo menjadi orang penting di republic ini. Tidak hanya batas itu, bahkan putra sulung Joko Widodo Gibran Rakabuming Raka, dihantarkan jadi Walikota Solo sungguh luar biasa, bintang terang selalu bersinar memancarkan cahaya pada keluarga besar Joko Widodo.
Tentu tidak lepas dari perjuangan keluarga besar PDI-Perjuangan bersama keluarga Bung Karno dan rakyat Indonesia, tapi sayang era modern ini, canggih dan melenium pada Pilres 2024 yang sebentar lagi akan digelar, justru Joko Widodo “meninggalkan Megawati dengan kapal besarnya PDI-Perjuangan, keluarga Jokowi memajukan putra sulungnya menjadi Cawapres RI Gibran mendampingi Parabowo Subianto maju dalam Pilpres 2024, yang masih berstatus anggota PDI-Perjuangan.
Itulah bagian dari heroismenya peristiwa politik, ada saatnya politik mengalahkan segala kepentingan kelompok, dan melenyapkan rasa kebersamaan dengan kata lain politik tak segan-segan mengabaikan etika moral dan melupakan jasa pihak lain yang membesarkannya?.
Kendati soal penetapan Gibran menjadi Cawapresnya Prabowo, telah dibantah Joko Widodo, dia tidak campur tangan soal politik pencapresan dan Cawapres.
Biasnya luar biasa, tidak saja menghebohkan internal PDIP dan republik ini, bahkan Press Internasional memburu berita panas dan unik ini.
Dan menarik disimak Megawati sebagai benteng PDIP dari perjalanannya yang panjang, melepaskan belunggu-belunggu masa silam dan sakit, “masih tersenyum” namun kita tak bisa meraba-raba, apakah semata “senyum melihat kelakuan anak-anaknya, mungkin juga senyum seoarang negawaran, atau senyum dalam kesedihan, tapi manis didepan umum?”
Kita sangat setuju ada pendapat mengatakan politik itu amanah konstitusi perjuangan menjalankan marwah dan ruh organisasi, namun tak sedikit pula berpendapat politik itu ada saatnya “kejam, untuk mencapai tujuannya, dan mengabaikan orang/ pihak lain yang membesarkannya” allah huallambishawaff kita hanya batas memperkirakannya.
Namun, ada juga pihak yang membandingkan bak cerita “Simalingkundang, anak durhaka yang tak mengenal lagi orang tua kandungnya” legenda rakyat dari Ranah Minang Sumatera Barat, kita tak bermaksud membanding-bandingkannya, tapi setidaknya itu patut jadi pelajaran yang baik bagi semua pihak.
Egois, angkuh dan sombong “bisa dilaknat sang pencipta yang maha segalanya” karena manusia selalu dikalahkan oleh akal/fikiran dan nafsunya.
Nafsu dan akal itu bagian dari raga manusia, yang paling sering berubah-ubah dan suka berbohong, jika tidak percaya tanyakanlah pada diri kita masing-masing.
Kembali soal suksesnya Joko Widodo menguasai politik ditanah air, dua periode Walikota Solo, Gubernur DKI Jakata, Presiden RI dua periode, dan putra sulungnya Gibran, Walikota Solo, sekaligus Calon Wakil Presiden Prabowo Subianto, menantunya Bobi Nasution Walikota Medan dan putranya Caisang menjabat Ketua Umum PSI, dalam waktu yang sangat pendek alias tanpa proses pengkaderan sebagaimana mestinya?.
Kesempatan yang luar biasa dicapai Jokowi dan keluarganya ini, maaf patut disebut, “mampu membaca, memainkan politik dan memanfaatkannya secara tenang, ulet dan licik” namun kita tak boleh berburuk sangka dulu, apa lagi menjastis, kedepannya mari kita jaga demokrasi dengan baik, untuk melahirkan calon pemimpin bangsa yang mampu membangun negerinya, maju, dinamis dan modern (Indonesia Emas), namun tidak terlilit utang yang sangat memberatkan rakyat untuk membayarnya.
Mari kita jaga bersama, amankan jalannya Pemilihan Umum Pesta Demokrasi setiap lima tahun sekali, bacalah dan simak secara cermat, dalam rekam jejak tiga pasangan terbaik putra bang Indonesia saat ini untuk Pilpres 2024, pasangan Anes Baswedan-Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo-Mahmud MD dan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka, gunakanlah hak kekuasaan anda memilih sesuai keyakinan dan hati nurani masing-masing di 14 Februari 2024.
Dengan harapan pasangan siapapun yang terpilih, mampu membangun Indonesia, ekonomi yang cukup, pangan dan sandang mudah didapatkan dan terjangkau. Kedua Sumber Daya Manusia (SDM), pendidikan baik hasilnya yang mampu bersaing secara nasional dan internasional. Dan ketiga sehat-sehat, tidak banyak yang lumpuh diusia muda, dan ke-emapt Religius (beragama) dengan baik, sebagai pagar membangun kepentingan masyarakat Indonesia yang berkeadilan, sebagaimana diamanatkan Sila kelima Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Laporan : (Tim BEO.co.id / ***).
Penulis/ Editor dan Penanggungjawab : Gafar Uyub Depati Intan.