- LAPORAN : Syam Hadi Purba Tambak
SIMALUNGUN, Beo.co.id – Warga Pematang Sidamanik, berharap supaya Bupati Simalungun menindak tegas terhadap dr. Lenny Kepala Puskesmas Pematang Sidamanik, Kecamatan Pematang Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara, disinyalir bersikap kasar melayani masyarakat, Kamis 8 Januari 2021 silam.
Perbuatan yang kurang beretika itu terjadi tepatnya, dirumah duka dusun II Sinaman Nagori Pamatang tigaurung, sekitar pukul 02 : 00 WIB (Dini hari). Dimana dr. Lenny Saragih menyampaikan bahasa yang sangat tidak layak di ucapkan pada hal seorang yang berpendidikan.
Menurut hasil keterangan pers diterima dari pihak keluarga yang berduka, bapak Sorta Sidabutar mengatakan, almarhum ibu R br Ambarita sebelum meninggal dunia, sudah empat tahun menderita penyakit ginjal.
Istri saya ini sudah empat tahun menderita penyakit ginjal. Jadi di akhir –akhir tahun 2020 tepatnya di bulan Desember, istri saya ini mengeluh dengan penyakit yang dideritanya itu, lalu kami membawah berobat ke RS Mutiara Pematang siantar. Selanjutnya selang beberapa hari kemudian, istri saya ini di rujuk ke RS Umum Pematang Siantar, katanya dokter nya mau cuci darah.
“Namun istri saya menolak dan tidak mau, karena tidak mau dia cuci darah, Kami bawa pulang ke rumah bersama dengan keluarga, pada hari Selasa tanggal 05 Januari 2021. Dua hari kemudian pada hari Kamis tgl 07 Januari 2021. Sekitar pukul 11.00 wib Istri saya meninggal dunia,” paparnya menceritakan kepada awak media ini, Selasa (20/1/21).
Lanjut Sorta Sidabutar lagi menjelaskan, malam sekitar pukul 02.00 wib. dr Lenny datang bersama dengan personil Polsek Sidamanik dan anggota TNI Koramil Sidamanik, membawa peti mati dan hasil left dari pihak Prodia.
“Menyatakan kalau istri saya ini, positif terinpeksi virus Corona Covid-19, dan harus di kebumikan malam itu juga” tuturnya pak Sidabutar suaminya almarhum ibu R br Ambarita, pada awak media sembari meneteskan air matanya.
Setelah itu, salah satu anggota keluarga / putrinya yang berduka, bermohon kepada dr Lenny Saragih, supaya jenazah orang tua mereka jangan dikebumikan pada saat malam, dikarenakan situasi dan kondisi sudah tidak mengizinkan.
Dikatakan, putri almarhum, “Bu dokter kami bermohon, kalau jasad ibu kami ini, tolonglah jangan malam ini di kebumikan. Karena situasi sudah larut malam. Ini kan sudah pukul 02:00 WIB. Jadi malam seperti ini mana ada orang yang mau menggali kuburan ibu dokter?” jelasnya.
Terang dr Leni menjawab dengan nada yang kurang baik didengar mengatakan, “Biar aja busuk di peti itu kalau gak ada yang menggali kuburan nya” terangnya kepada anak almarhum, menirukan ucapan dr Lenny.
Kondisi itu diperparah, dr Leni Saragih meminta masyarakat setempat untuk membakar pakai almarhum dihalaman dikediaman rumah duka. Setelah menerima informasi dari pihak keluarga yang berduka awak media ini mengkonfirmasi Dokter Lenny Saragih di ruangan kerjanya, Jum’at 08 Januari 2021, sekitar pukul 14 : 43 wib, setelah selesai acara pengebumian jenazah.
Belum diberhasil dikonfirmasi, dr Leni Saragih tidak berada ditempat, tidak berhenti disitu awak media ini menghubungi via Whatsapp, ternyata dia tidak bersedia di konfirmasi oleh awak media ini.
Alasannya awak media ini mengatakan kalau Dr Lenny tidak berkenan atau tidak bersedia di konfirmasi. Berdasarkan chattingan WhatsApp yang sudah tertanda di baca ceklis dua berwarna biru, dan menghubungi via Hanphone tidak di respon.
Selanjutnya, selang beberapa waktu kemudian, setelah berita online beredar di sosmed/Facebook, dr Lenny menghubungi awak media yang telah mempublis peristiwa tersebut.
Dokter Lenny. “Halo pak… Tanya aja sama anaknya pak. Anaknya bilang seperti itu? Apakah anaknya mengatakan bahwa saya mengatakan seperti itu pak? Baik pak kalau anaknya bilang saya ngomong seperti itu saya akan menanyakan anaknya/ putrinya. Boleh saya minta nomor hp nya. Biar saya tanyakan langsung ke putrinya. Saya bicara dengan bapak atau ibu? Bapak kenal saya? Apakah kita saling kenal? Bapak bukan orang Pamatang Sidamanik? Marga apa bapak kalau boleh tau. Saya bersama Nita kesana pak. Bapak ini rupanya pak Sinaga tadi ya. Maaf saya tidak lihat foto propil bapak tadi. Atau bapak telpon saya aja?” jelasnya.
Setelah dokter Lenny menjelaskan hal tersebut pada awak media ini, yang hendak menanyakan anak almarhum. Kemudian awak media ini pun kembali konfirmasi pihak keluarga yang berduka, mempertanya kan apakah benar dokter Lenny menemui ataupun menghubungi via WhatsApp/Hanphone, Pihaknya.
Namun jawaban hasil dari konfirmasi pihak keluarga yang berduka, mengaku tidak ada dr Lenny menemui dan menghubungi pihak keluarga yang berduka.
Keluarga yang berduka, “Tidak ada kami di datangi ataupun di hubungi oleh Dr Lenny” jawabnya..
Wakil Bupati Simalungun Ir. Amran Sinaga mengatakan, “Saya tidak mengetahui permasalahan itu. kalau memang benar seperti itu kejadiannya, silahkan konfirmasi Bupati aja sampaikan, karena beliau ketua gugus Covid-19 di Simalungun” jelasnya secara singkat, (14/1/21) pukul 20 : 00 WIB melalui sambungan via WhatsApp belum lama ini.
Awak media ini mencoba konfirmasi bupati Simalungun Dr. Jopinus Ramli Saragih di ruangan kerjanya, namun tidak berhasil, dikarenakan tidak kunjung ketemu. Berdasarkan informasi pemberitaan di media online ini yang sudah empat hari berturut-turut di eskpos. Dan di share di sosomed/Facebook.
Masyarakat Kecamatan pematang Sidamanik berharap, supaya Bupati Simalungun Dr Jopinus Ramli Saragih segera menindak lanjuti permasalah ini secara tegas, tentang sikap perilaku Dokter Lenny Saragih yang menjabat sebagai Kepala Puskesmas di Kecamatan Pematang Sidamanik.
“Sebelum keluarga yang berduka dan masyarakat kecamatan pematang Sidamanik habis kesabaran,” ungkap masyarakat setempat yang enggan namanya ditulis media ini.