LEBONG, BEO.CO.ID – Pembangunan RR Pelapis di Sungai Air Kotok di Kecamatan Amen dan Kecamatan Lebong Utara, Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu yang bersumber APBD tahun 2020 dari dana hibah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pusat, dilaksanakan oleh PT. Lestari Sarana Mandiri diperiksa oleh Badan Periksaan Keuangan Republik Indonesia (BPK) Perwakilan Bengkulu, Selasa siang (2/3/21).
Dari pantauan lapangan, terlihat beberapa personil para pekerja mengukur coredryl beton pelapis sungai Air Kotok guna untuk mengetahui kualitas mutu beton yang dikerjakan oleh PT. Lestari Sarana Mandiri (LSM) untuk dimasukkan laboratorium sebagai bahan sampel pemeriksaan BPK RI Perwakilan Bengkulu bentuk pengawasan pelaksana mutu fisik bangunan, (2/3/21).
Turut juga dihadiri dua anggota dari BPK Perwakilan Bengkulu dilokasi didesa Kampung Jawa, Lebong Utara dan juga pelaksana kegiatan (kontraktor) serta Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Toton Wijaya.
Dalam pengambilan coredyl beton sudah dilakukan dua titik spot pembangunan pelapis, pertama dilokasi Muara Sungai Air Kotok Desa Tunggang dan dititik dua didesa Kampung Jawa.
Lihat juga dari pantauan lapangan kondisi bangunan pelapis didesa Tunggang mengalami retak dibeberapa titik. Kendati baru saja beberapa bulan dibangun oleh PT. LSM yang saat ini sudah diperbaiki dan masih ada masa pemeliharan untuk enam bulan kedepan, sudah berjalan dua bulan lebih masuk bulan tiga.
BPK RI Perwakilan Bengkulu dan Kontraktor Pelaksana Terkesan Tutup (Andi Wilis)
Dari proses peliputan oleh awak media Bidik’07 Elang Oposisi (BEO.CO.ID) dan Lebong TV dilokasi dua pengawai perwakilan BPK RI Perwakilan Bengkulu ketika ditemui untuk dikonfirmasi mereka enggan memberi keterangan saat agenda pengukuran sekor beton periksaan fisik pelapis Sungai Air Kotok.
“Sebalik orang Pemda saja, kami tidak bisa memberi keterangan silakan hubungi bagian humas kami,” kata Mery yang menolak langsung diwawancara saat dilokasi.
Sebaliknya juga pelaksana kegiatan proyek yang akrab disapa Andi juga enggan memberi penjelasan dalam kegiatan tersebut dan kedatangan BPK RI Perwakilan Bengkulu dalam pemeriksaan pembangun proyek pelapis yang sebelumnya, diperkirakan hampir dua bulan yang lalu sudah rampung.
“Saya tidak bisa memberi keterangan, karena saya bukan Direktur perusahaan kegiatan ini. Saya merasa ini bukan hak saya untuk memberi keterangan, silakan hubungi pak Risky dia Direkturnya,” ucap Andi hadapan wartawan yang terkesan tidak terbuka pemeriksaan tersebut.
Berbeda dengan keramahan Pejabat Pembuat Komite (PPK), Toton Wijaya saat ditanya oleh awak media, dia mengatakan, pemeriksaan fisik dari Badan Pemeriksaan Keuangan yang meliputi skoril dari pekerjaan beton dan semua titik fisik akan diambil sampel.
“Pengambilan sampel fisik lebih kurang tiga skor,” terang Toton setiap spot pembangunan pelapis beton akan diambil sampel.
Ketika ditanya soal pengambilan sampel fisik dalam agenda kedatangan BPK RI perwakilan Bengkulu secara ringkas Toton mengatakan, “sementara ini hanya mengambil sampel, gunanya akan uji dibawah ke lab,” lugas pria berwajah hitam manis diakhir wawancara.
Pewarta : Sbong Keme
