LAPORAN : MARHEN – BIDIK’07 ELANG OPOSISI – JAMBI & BENGKULU
KERINCI, BEO.CO.ID – Kayu sengon (albania feat) bahan baku triplek, petani Kerinci 5 tahun lalu sebagian beralih dari petani cassiavera (kulit manis) ke petani kayu sengon yang digadang-gadang menjanjikan secara ekonomi, namun kenyataan tidak demikian petani kayu sengon di Kerinci menjerit diakibatkan harga yang murah.
Dari pantauan investigasi wartawan Bidik’07 Elang Oposisi (Beo.co.id), Marhen di beberapa kecamatan di Kabupaten Kerinci petani sengon mengeluh dengan harga yang sangat murah dan permintaan yang kurang hingga sebagian petani sengon banyak yang panen tanpa menjual hanya menjadi kayu api.
Petani sengon di Kerinci 2 tahun terakhir ini mengeluhkan hasil panen sengon yang tidak memuaskan dan malah merugi kata pak Adi kepada Marhen baru baru ini.
Kayu sengon (Albania feat) di bandingkan dengan Cassiavera jauh sekali perbandingannya harga untuk situasi sekarang ini secara ekonomi. Hal itu diterangkan juga oleh pak Udin (30/8/21).
“Saya menanam sengon (albania feat) sebanyak 4 ribu batang sudah berumur 5 tahun yang lalu dan sekarang sedang panen dari 4 ribu batang tersebut lebih kurang hanya bisa menghasilkan 100 kubik kayu olahan,” kata Pak Udin kepada wartawan ini.
Di lanjut pak udin, satu kubik kayu dengan ukuran panjang balok 2,63 M dengan diameter 15-20 cm di hargai Rp. 470.000.00,- diameter batang dari 22-26 cm hanya Rp. 600.000.00,- diameter diatas 26 sampai dengan sekian di bandrol Rp. 900.000.00,-.
“Hitung punya hitung dari upah tanam, pemeliharaan, secara 5 tahun petani hanya bisa mendapat 200.000.00/kubik kayu sengon, hal ini merugi jikalau harga kayu sengon terus menurun maka petani Kerinci akan tidak lagi bercocok tanam kayu sengon,” tambah Pak Udin waktu memberi terang dan mengakhiri pembicaraannya. (***)