Laporan: Wika Rifani Jurnalist BE0.Co.Id
KOTA CURUP, BEO.CO.ID – Mengakhiri dan menutup tahun 2021, banyak musibah terjadi, Jurnalist kami melaporkan dari berbagai kabupaten dan kota, di Kelurahan Dusun Curup, Kecamatan Curup Utara, Kabupaten Rejang Lebong, Prov. Bengkulu, tiga rumah dilalap sijago merah diduga bersumber dari arus pendek Listrik. Di Kabupaten Kerinci, Jambi, dilanda banjir akibat pengrusakkan hutan dan tingginya curah hujan.
Masih dari Kerinci, tingginya angka perselingkuhan banyak PIL & WIL (Pria idaman lain, & Wanita Idaman Lain) banyak rumah tangga bercerai berai. Dan pungutan liar Fee proyek, melibatkan orang-orang dekat bupati Kerinci. Dikota Sungai Penuh, Jambi, maraknya perkembangan hiburan caffe, berbau mesum. Barangkali tuhan marah, melihat tingkah kita, yang bangga dengan dosa-dosa, mengutif sepotong bait lagu Ebiet G Ade.
26 Desember 2021 Kejadian kebakaran di Dusun Curup di Kota Curup, aneh dan kronisnya pemadam Kebakaran hanya lewat dan lamban melakukan penyemperotan untuk memadamkan api, tak heran masyarakat bertanya-tanya kenapa seperti ini?
Sedang air bisa didapatkan dengan mudah di Sungai Air Duku yang melintasi Dusun Curup, setelah api membesar dan mengganas baru dilakukan penyemprotan, apa hendak dikata rumah sudah menjadi arang, yang tersisa pedih dan perih pemilik rumah.
Terdiri dari rumah Abasri (40), usaha tampal ban, rumah Yus (30), beserta warung manisan rumah Yan Amen (50), dan Edi (35, beserta dua kepala keluarga dalam satu rumah.
sebelah gang sekolahan Madrasah Dusun Curup dalam unggahan facebook siaran langsung masyarakat saat Musibah kebakaran terjadi.
Sama halnya diberitakan Beo co terjadi “kebakaran hebatada heler Hasanusin tanpa bantuan Damkar”. di perbatasan Curup Lebong mobil pemadaman api tidak berkerja sehingga lambat untuk mengatasi persoalan kebakaran. Dan setelah jadi abu baru sampai ditempat?.
Apa kekurangan unit mobil pemadam kebakaran atau kendala apa hingga mobil pemadam hanya menyemprotkan airnya sedikit dari mobil yang berkapasitas 5000 liter air.
Hanya kecir (dikit) yang disemprotkan lalu pergi meninggal kan lokasi kebakaran di kutip ” facebook Andita Andita di bagikan Safriil di grub Curup Kota Idaman ”
Hingga berita ini di turun kan masih kurangnya komunikasi pihak-pihak yang dapat di hubungi, antara kantor Pemadam kebakaran hingga mobil stan bye harus siap penuh untuk menghadapi si jago merah.
Dari hasil sisa puing-puing para kerabat pemilik membersikan, syukur hujan turun saat itu, jika tidak Kota Curup bisa terancam jadi abu. Akibat kebakaran itu, kerugian secara pasti belum dapat di tafsirkan yang pastikan, berkisaran ratusan juta rupiah.
Di Kerinci, terjadi banjir disejumlah tempat (lokasi) sampai ke Kota Sungai Penuh, selain dampak hujan yang turun dua hari full, dan penebangan hutan secara liar, yang terbendung akibat rusaknya TNKS disejumlah wilayah kecamatan, sehingga menjadi titik rawan.
Dan kerusakkan akibat galian liar Bebatuan di sepanjang / pinggir Sungai Meraoo, dan terkesan dibiarkan oleh pihak berwenang, kegiatan dilintas Jalan raya Siulak-Kayu Aro, kawasan Lubuk Nagodang dan Siulak Deras.
Dan naiknya harga Cassiavera (Kayu Manis), disatu sisi memberikan dampak positip, bagi peningkatan Ekonomi masyarakat, karena perkilo geramnya klas A kering dan bersih dibawah 10% kadar airnya, harganya mencapai Rp.80 ribu/ kg, B Rp.60 ribu perkilo geram dan C Rp.25 ribu perilo geram. Akibat lain, meningkatnya pencurian kayu manis disejumlah kecamatan dalam daerah Kabupaten Kerinci.
Dari uang pencurian itu, meningkat lagi tempat-tempat hiburan dan perselingkuhan dan perceraian, pisah ranjang dan lainnya. Demikian juga dalam kegiatan pembangunan, segerombolan pemborong yang menghabiskan uangnya di cafee-cafee, dan pekerjaan terlantar antara dalam kegiatan SPAM, tercatat sampai 15 Desember 2021, tidak ada yang selesai 100 %, dimana-mana Pipa yang terpasang dalam keadaan terbuka dan menunggu kehancurannya…?
Dan berikutnya mencuatnya kasus Fee proyek yany diduga dilakukan tim sukses Bupati Kerinci, dengan ditangkapnya “UR” oleh polisi dari Polres Kerinci Rabu, 22 Desember 2021, kini menjalani prose hukum di polres Kerinci.
Dengan kondisi yang ada dan telah terjadi saat ini, kita perlu membangun kesadaran yang sama, guna menghentikan musibah yang bertubi-tubi, azab nyata didunia. Bahwa neraka itu tidak harus menunggu kiamat tiba.
Yang terjadi di Kerinci kerusakkan hutan TNKS (Tanaman Nasional Kerinci Sebelat), Galian C liar (Bebatuan), Naiknya harga kayu manis, perselingkuhan meningkat, pungutan fee proyek jalan terus, dan banjir dimana-mana. Jika tidak dihentikan, Kerinci akan menuai badai kehancuran lingkungan dan moral. Ini semua sangat terganting sikap para pemimpin Kerinci, bersikap untuk menyelematkan lingkungan dan penebangan liar guna menyelamat segempal tanah surga, yang jatuh kebumi.
Jika tidak ada langkah konkriet dari Pemkab Kerinci dan Balai TNKS, kita akan menuai badai. (***/ Ifan/ Muhammad Marhaen/ Sandra Boy Chaniago).
Laporan : Tim Beo.co.id
Editor/Penulis : Gafar Uyub Depati Intan