LEBONG, BEO.CO.ID – Masih ada area persawahan masyarakat Kabupaten Lebong yang diserang hama, demi mengwujudkan program prioritas Bupati Kopli Ansori dan Wakil Bupati Drs. Fahrurrozi, M. Pd harus ditangani secara serius oleh Dinas Pertanian dan Perikanan (Disperkan) melalui tim Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) setiap Kecamatan.
Data yang dihimpun RadarLebong.com wilayah persawahan masyarakat yang terkena serangan hama salah satunya desa Tanjung Bunga I yang diperkirakan hampir 2 hektar. Untuk 2 petani yang berasal dari Tanjung Bunga I yang terancam mengalami kerugian.
Dari catatan temuan dilapangan belum bisa dipastikan hama yang menyerang persawahan masyarakat desa Tanjung Bunga I, untuk sementara diduga hama yang menyerang sawah masyarakat disebut Ulat Gading.
Baca Juga : Tim Yustisi Cegah Penyebaran Covid-19, Brimob Bersama TNI Bagikan Masker Simpang Limun
Baheramsyah petani Tanjung Bunga I jika hasil produksi normal dengan luas sawah 1 hektar mencapai hasil produksi padi 60 sampai 70 karung, adanya dampak serangan hama dipasti hasil produksi bakal berkurang.
“Ini kalau saya presdiksi, minimal 10 karung berkurang itu angka pasti, bisa saja lebih, karena sudah parah, sebab padi seharusnya berisi namun nyatanya kosong tidak berisi,” beber dia dilansir RadarLebong.com.
Lebih lanjut Bahermsyah menerangkan, serangan hama itu muncul saat padi mulai menunduk saat proses berisi. Dari penyerang hama tersebut terkesan lamban. Ia juga menjelaskan padi yang mengalami serang hama ini, tidak pernah selama kurun waktu kurang lebih 5 tahun terakhir ini dialami petani khusus Tanjung Bunga I.
“Kalau orang awam melihat padi ini, memang terlihatnya matang dan sudah siap dipanen, padahal padinya tidak berisi,” cetusnya.
Baca Juga : Mantan Pjs Kades Suka Kayo Bambang Erlangga Kalah di PTUN Bengkulu
Sebaliknya, diceritakan Marwan, paling tidak 20 karung padi miliknya mengalami pengurangan produksi. dari 80 sampai 90 karung gabah dilahan miliknya dengan luas 1 hektar. Bahkan, dirinya tidak mengetahui secara persis apa hama yang menyerang padinya dan pihaknya tidak melaporkan ke pihak Balai Penyuluhan Pertanian dan Perikanan (BP3) Lebong Tengah.
“Kalaupun dilapor saat ini, itu sudah terlambat, karena menurut saya, kerusakan ini tidak bisa diobati, karena sudah parah teramat parah. Kalau luasan lahan sekitar kita ini semua terkena hama yang menyerang ini, tinggal sedikit atau banyaknya,” terangnya.
Dia berharap cepat segera untuk mengetahui pasti hama yang menyerang sawahnya, agar dapat secepatnya dilakukan penanganan ditanaman selanjutnya. Menurutnya, hama yang menyerang tersebut termasuk kategori hama yang ganas dan penularan cukup cepat.
Baca Juga : Dewan Lebong “Belum Berani” Evaluasi Hasil Pembangunan 2021 ?
Korluh BP3 Lebong Tengah, Jaiz dalam penjelasannya, bahwa pihak baru mengetahui dari informasi dari awak media atas kejadian perangan hama diwilayah kerjanya, pasalnya selama ini belum ada laporan dari petani setempat.
“Kami selama sekali belum terima laporan pak, kalau ada pasti langsung kita turun kelapangan mengecek dan menganalisi bagaimana penanganannya,” tutupnya.
Menanggapi peristiwa tersebut Ketua Badan Penelitian Aset Negara (BPAN) wilayah Lebong dan Rejang Lebong, Yudi Hariansyah mengatakan, bahwa penyuluh yang ada disetiap 12 Kecamatan seharusnya turun kelapangan dan melakukan monitoring tanpa menunggu laporan dari petani dan jangan sampai ada masalah baru muncul.
“Kita minta para penyuluh yang ada di 12 Kecamatan di Lebong untuk turun kelapangan melakukan monitoring, agar mengetahui perkembangan pertumbuhan padi masyarakat. Seperti dilakukan Bupati Lebong beberapa waktu lalu diwilayah Lemepit dan Taba Kauk,” ucapnya kepada Bidik’07 Elang Oposisi–Beo.co.id, Jumat (18/2/21).
Bahkan, Yudi menyampaikan, tujuan semua ini untuk mendorong terlaksananya program Bupati Lebong yang telah menjadi skala prioritas dalam mengwujudkan Lebong bahagia dan sejahtera. Dan dirinya juga berharap PPL yang ada dilapangan untuk tidak berdiam diri dan lakukan tugas sebagaimana mestinya.
Baca Juga : SPAM Bumbun Duri, Gunung Tujuh Kerinci Tanpa Air ?
“Maka dari itu, membangun Lebong tidak bisa sendiri, untuk para penyuluhan yang ada disetiap Kecamatan benar-benar melaksanakan tugas pokonya, jangan muncul masalah baru datang. Kalau tidak didukung dengan kerja keras semua pihak sama saja bohong, tidak mungkin produksi beras di Lebong akan meningkat kalau penyuluhnya bobok,” demikian Yudi.
Pewarta : Sbong Keme