Sepanjang lebih kurang 12 km Jalan Link Desa Koto Tuo (Kayu Aro) menuju Danau Tinggi, Kecamatan Gunung Kerinci, Propinsi Jambi, terdapat 6 (enam) titik rawan bisa “berenang” kata masyarakat, dosa siapa, ada juga yang komen mengatakan “terlupakan di tengah lajunya Pembangunan ”Kerinci 10 tahun ditangan Bupati Kerinci, DR. H. Adirozal, SMi, bahkan ada komentar pesimistis, “dosa siapa lagi, kalau bukan orang yang berkuasa, saat itu”? Pembangunan tidak merata dan tidak seimbang?.
Ngah Adi (Cik Adi)?. Kata sumber kompeten dari pemerintahan desa setempat. Itu yang bertanggungjawab selama 10 tahun dilakukan pembiaran sampai sekarang di masa Pj Bupati Kerinci Asraf.
Adirozal yang menjabat Bupati Kerinci dua periode (2014-2019& 2019-2024), tepat 4 Nopember 2023 Ia digantikan Pejabat (Pj) Bupati Kerinci, Asraf, SPt. MSi, sesuai ketentuan, tak ada perubahan yang siqnipikan kemajuan pembangunan Infrastruktur Kerinci, malah kian terpuruk.
Keterpurukan itu, karena tidak melihat kondisi riil yang crusial yang harus ditangani, malah terabaikan?.
Salah satu contoh kecil Jalan Kabupaten dari Desa Koto Tuo, Sungai Dalam menuju Danau Tinggi, yang bisa {berenang) saat hujan deras turun. Yang terjadi hanya pembiaran, kata warga pada Jurnalist Dewan Rakyat Jalanan, dari lapangan.
Masyarakat Desa Koto Tuo, Sungai Dalam, dan Pauh Tinggi, usaha mereka dari sektor Pertanian untuk menghidupi keluarga, dan melanjutkan pendidikan anak-anak mereka (generasi), sangat menggantungkan hidup dan kehidupan dari dari hasil penanaman, Casiavera (Kulit Manis) bahsa Kerinci atau Cassiavera, Kopi, Sawah Potensial (produktif) Kentang, Cool, Cabai, (sayur mayor), hancurnya jalan 12 km itu sangat mempersulit percepatan Transportasi pengeluaran hasil Ladang (usaha) mereka, kepasar-pasar yang ada di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh.
Kata Kepala Dea Sungai Dalam, Mirizal Iswadi pada BEO.co.id, 17 Januari 2025 lalu.
Menurut Mirizal, selama dua periode jabatan Bupati Kerinci ditangan Adirozal. Link ini tidak pernah mendapat rehabilitasi dari Dinas PUPR Kerinci, dan tidak ada kebijakan Bupati Adirozal untuk merehab apa lagi meningkatkan ke aspal hotmix, sepertinya dilupakan, karena secara politik basisnya H. Murasman, Bupati Kerinci 2009 – 2014, yang digantikan Adirozal.
Ada saatnya “praktik politik” setelah jadi penguasa, menyenangkan dan sebaliknya sangat menyengsarakan rakyat (masyarakat) kalangan bawah, umumnya ribuan petani di Kerinci. “Semacam politik balas dendam?” kata sebuah sumber.
Selama satu dekade (10 tahun) Bupati Adirozal berkuasa, sampai saat ini jalan sepanjang 12 km sama sekali dibiarkan hancur, bak membentuk danau-danau kecil (bendungan), kata kades Mirizal.
Kodisi terkini 12 km itu ada 6 titik rawan kecelakaan berlobang-lobang berbentuk Lubuk-lubuk kecil, kata Mirizal dan kiri kanannya semak belukar rawan kecelakaan bagi pengguna jalan.
Ini bukti secara kasat mata tidak berjalannya pemeliharaan rutin, “tebas bayang, pembersihan Siring / normalisasi, perbaikan gorong-gorong, sama sekali tidak dilakukan?”
Pertanyaan kemana Dinas PUPR Kerinci CQ Bidang Bina Marga (BM), yang diserahi Pemerintah RI menangani masalah jalan sesuai tingkatannya secara tehnis dibebankan kepada Kementerian/ Dinas PUPR, sesuai tingkatannya.
Link jalan ini merupakan urat nadi transportasi masyarakat dalam mengeluarkan hasil bumi di sektor pertanian, seperti Kopi, Casiavera (Kulit Manis), Gabah, cabae, dan sayur mayur lainnya. Tegas Mirizal kembali pada Jurnalist dalam Catatan Dewan Rakyat Jalanan, (17/1/2025) lalu.
12 km hancur dan babak belur. Saya juga menjabat sebagai kades dua periode tahu persis kondisi disini, masyarakatnya mayoritas petani (bercocok tanam), saya tahu penderitaan warga saya dan masyarakat yang melewati jalan ini.
Selain dilupakan Bupati Kerinci Adirozal dua periode sama sekali tidak membangun jalan ini kembali, baik rehab maupun peningkatannya, dan Pemerintahan Desa (Pemdes) masing-masing desa sudah berulangkali mengusulkan ke Pemdakab Kerinci, untuk direhab dan ditingkatkan namun tetap diabaikan sampai hari ini jelas Mirizal.
Harapan kami masyarakat Tiga Desa Sungai Dalam, siapapun Bupati Kerinci lima tahun kedepan, “jangan lagi adanya politik balas dendam,” bagi bupati (penguasa) Kerinci.
Walaupun suara anda kecil (kalah) didaerah manapun, pemerataan pembangunan wajib dilakukan itu hak masyarakat, karena uang yang digunakan dari uang pajak yang dikumpulkan rakyat, bukan uang bupati atau dewan Kerinci.
Jangan Berkhianat: DPRD Kerinci lembaga yang mewakili (jelmaan) rakyat, karena dipilih rakyat, lahir dari perut rakyat, dibesarkan rakyat, diberi pangkat (jabatan) oleh rakyat, digaji lagi oleh rakyat, dibelikan baju, mobil/ BBM (bahan bakar minyaknya), dan dibuatkan WC tempat buang air besar dan kecil dari uang rakyat.
Jangan khianati rakyat. Demikian juga Bupati Kerinci lima tahun kedepan.
DAPIL II : Daerah Pemilihan II (dua) Kayu Aro, dengan wilayahnya, Kecamatan Kayu Aro, Kayu Aro Barat dan Gunung Tujuh (VII), dengan jumlah suara masyarakat pemilih kurang lebih 43 ribu, setidaknya 6 anggota DPRD mewakili rakyat dari daerah tersebut.
Nama wakil rakyat yang muncul dari DAPIL II antara lain, Lisnurbani (Partai Demokrat), dua periode, Dosi Arafik (Partai PAN), juga dua periode, Mariyus (Partai Gerindra), tadinya harapan masyarakat berjuang untuk rakyat daerah tersebut ternyata menambah “luka lama?”
Untuk memperjuangkan 12 km jalan Desa Kersik Tuo – Desa Danau Tinggi, untuk dibangun kembali (rehab/ peningkatan) ternyata tidak mampu?
Masyarakat tiga desa dan sekitarnya sudah 10 tahun jadi Penonton dikampung sendiri, ditengah lajunya pembangunan di “Bumi Sakti Alam Kerinci” sebutan lain dari Kerinci.
Jika terlalu berani mengkritik keras dianggap melawan pemerintah, dan diabaikan. Bahkan hak menyampaikan pendapatpun diabaikan?.
Diterangkan rinci oleh Mirizal, mirisnya lagi anak-anak sekolah dari Desa Danau Tinggi, Sungai Dalam, sering kecelakaan dari kendaraannya, apalagi dimusim curah hujan tinggi, sebagian badan jalan di 6 titik tersebut total digenangi air, mengganggu dan membahayakan warga yang melewatinya.
Harapan masyarakat bupati terpilih nantinya bisa menjawab tantangan ini, memperjuangkan anggaran untuk 12 km jalan Ekonomi masyarakat setempat.
Kondisi riil terkini, jalannya babak belur dan hancur total.
Jalan ini dibangun masa jabatan Bupati H.Murasman, 2009-2014, jelas harapan masyarakat bergantung kepada bupati terpilih (masa bhakti) lima tahun kedepan.
Mirizal iswadi, kami berada didesa paling ujung di Kecamatan Kayu Aro dengan transportasi yang babak belur ditambah lagi tidak adanya Sinyal Handphone di wilayah ini, kami hanya bisa menonton siaran TV lewat Parabola.
Tak heran aktivitas pemerintahan desa tidak bisa berjalan maksimal karena tidak adanya Sinyal Handphone (HP) didaerah kami, ujarnya.
Sebagai kepala desa (Kades), saya jelaskan Jalan Desa Kersik Tuo-Sungai Dalam terus ke Danau Tinggi terdapat Simpang Tiga, belok kanan ke Bukit Tirai Embun tembus ke balakang Kantor Dinas PUPR di Bukit Tengah, Kacamatan Siulak Mukai.
Jalan ini ketika tahun baru penuhi pengunjung lokal dan wisatawan dari luar Kerinci, dan Vilar di Tirai Embun, milik “Nurmala” Pegawai Pemda Kerinci, sangat di untungkan, karena banyak Wisatawan yang Nginap dan berwisata dialam sekitarnya, di Bukit Tirai Embun.
Secara pribadi saya telah menyampaikan kondisi jalan Kabupaten yang hancur itu kepada “Nurmala” karena juga pejabat di Pemdakab Kerinci, dulu menangani masalah Badan Keuangan daerah, telah saya sampaikan untuk diteruskan informasinya ke Bupati Kerinci, ujar Mirizal.
Dimana Vila Nurmala, sangat diuntungkan, disana sering dilakukan rapat (pertemuan) para Kepala Desa dengan Pejabat Pemdakab Kerinci, apa lagi kalau jalannya lebih bagus, jika perlu di hotmix otomatis akses tranportasi kian mudah dan lancar, akan saling menguntungkan, antara masyarakat, pengusaha dan lintas perdagangan hasil bumi setiap harinya, papar Mirizal.
Solusinya Bupati Kerinci, 2024-2029 harus menyelesaikan Pekerjaan Rumah (PR) berat Infrasturktur jalan Kerinci yang hancur 10 tahun terakhir, tidak saja di Kecamatan Kayu Aro, Gunung Kerinci dan Siulak, puluhan kecamatan lainnya antara lain Kecamatan Batang Merangin, Gunung Raya, Bukit Kerman, Tanah Cuguk (Kerinci bagian Hilir) dan tiga kecamatan di Kerinci Tengah.
Dari hampir 1000 Km jalan Kabupaten Kerinci, diperkirakan 50% hancur. Dan kedepannya memerlukan Kadis PUPR Kerinci yang lebih tangguh dan mampu serta tidak selalu mengeluhkan tanpa dana?
Dan terutama Kepala Bidang Bina Marga, seandainya tidak sanggup lebih baik mundur dari jabatannya, sebelum diganti oleh Bupati Kerinci yang baru.
Sumber Tim Dewan Rakyat Jalanan di DPRD Kerinci, periode 2019-2024 mengatakan “setiap tahun Dinas PUPR Kerinci mengusulkan dana pemeliharaan rutin dan di setujui/ disahkan oleh DPRD Kerinci, masa pemeliharaan rutin seperti “Tebas baying, pembersihan Siring (Drainace), perbaikan Gorong-gorong yang mati, tidak bisa dipelihara. Dikemanakan dana yang cukup besar itu ?.
Kedepannya Bupati Kerinci dengan tim / tenaga ahlinya, harus menyikapi penggunaan dana yang nilainya rata-rata diatas satu miliyar rupiah, untuk pekerjaan rutin yang ringan, jelas sumber kompeten dan minta namanya di sembunyikan.
Kita lihat bagaimana DPRD Kerinci yang baru melakukan tugas penganggaran, legislasi dan pengawasan secara menyeluruh bagi pembangunan Kabupaten Kerinci lima tahun kedepan. ( *** ) –
Penulis / Editor : Gafar Uyub Depati Intan, (Redaktur Ekonomi, Hukum dan Politik).