LEBONG, BEO.CO.ID – Potret pejuang jalanan, seperti lakukan kakak beradik bernama Mody (22) dan Pan (13) warga Tabaek Blau, Kecamatan Lebong Atas, Kabupaten Lebong, Propinsi Bengkulu, patut diapreasiasi, pasalnya kedua pemuda tersebut berinisiatif melakukan penimbunan akses jalan berlubang yang merupakan salah satu faktor rawan terjadinya kecelakaan.
Akses jalan yang diperbaiki berlokasi dijalan lintas menuju Kelurahan Tanjung Agung, Kecamatan Tubei, kabupaten Lebong. Lebih tepatnya, jalan lintas Lebong – Arga Makmur (Bengkulu Utara) dibawah objek wisata Danau Picung (Rumah Dinas Bupati Lebong). Jalan propinsi tersebut memang kerab terjadi kerusakan pasca hujan turun, beberapa waktu yang lalu.
Baca Juga : Sepi Ditengah Keramaian yang Heroik
Baca Juga : Simpang Tutup-Suko Pangkat, Berkubang Dalam KLB Berkeadilan Melewati 122 Lubang
Baca Juga : Pembangunan “Molor,” Dewan Lebong Diminta Evaluasi Pekerjaan Kontraktor & Dinas PUPR
Dikatakan oleh Boby saat dijumpai oleh awak media ini mengatakan, bahwa perbaikan atau penimbunan badan jalan yang berlubang ini dilakukan inisiatif sendiri, menggunakan alat seadanya dan material penimbunan itu sendiri diambil disekitar lokasi akses jalan berlubang dengan tujuan untuk kenyaman pengguna jalan.
“Ini inisiatif kami bang, keuntungannya semoga pengguna kendaraan roda dua tidak jatuh, untuk mobil biar tidak macet bang,” ungkap Boby saat bercerita kepada wartawan ini, Senin (31/1/22).
Boby juga menerangkan, hasil pemberian pengguna jalan secara suka rela untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ia juga menjelaskan, bahwa dirinya, dari keluarga yang tidak mampu hanya Pan (Adik) yang saat ini masih melanjutkan dunia pendidikan.
“Uang yang dikasih orang bang dari hasil nimbun jalan cuma untuk makan dan meringankan beban ibu dirumah, kami orang tidak mampu bang mana pula ibu hanya bekerja serabutan,” pungkasnya menyampaikan kondisi rill perekonomian keluarga.
Lebih jauh dia menuturkan, memiliki keinginan besar untuk meneruskan dunia pendidikan, tetapi faktor ekonomi juga yang menjadi hambatan utama, akhirnya dirinya tidak bisa menuntaskan sekolah dasar (SD).
“Gaek orang susah bang, saya cuma sampai kelas 2 SD bang,” tutupnya menceritakan pendidikan yang ia alami dahulu.
Pewarta : Sbong Keme