Bupati Kerinci, Provinsi Jambi, Dr.H. Adirozal, MSi, yang berkuasa (menjabat) sejak tahun 2014 silam, hingga kini sudah berjalan sembilan tahun ternyata gagal membangun sarana dan prasarana Rumah Sakit Umum (RSU), untuk pelayanan dasar Kesehatan (kehidupan) masyarakat, khususnya Kerinci.
Harap diingat kembali pembangunan RSU, di Kabupaten Kerinci, yang gagal itu tertulis sebagai skala prioritas dibidang Kesehatan dalam Visi dan Misi Bupati Kerinci Adirozal, sejak periode pertama menjabat Bupati, 2014-2019 dan 2019-2024, bidang Kesehatan katanya skala prioritas, kenyataannya Gagal, dibangun dalam kurun waktu 9 tahun.
Dan tercatat, sejak 26 Juni 2023, ia mengajukan surat ke DPRD Kerinci. Pengunduran diri dari jabatannya sebagai Bupati Kerinci, bukan karena berhalangan tetap, (sakit) karena ingin mencalonkan diri sebagai anggota DPR-RI (Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonsia) 2024-2029, dari daerah pemilihan (Dapil) Provinsi Jambi.
Seharusnya Bupati Adirozal bertanggungjawab sampai Maret 2024, masih ada waktu 8 bulan penuh melaksanakan 10 program unggulannya termasuk menyiapkan pembangunan Rumah Sakit Umum untuk masyarakat Kerinci, yang siap di operasikan.
Dan dua RSU yang dibangun sejak tiga tahun lalu sama sekali belum siap.
Satu RSU di Desa Ujung Ladang, Kecamatan Gunung Kerinci, baru dua lantai bagian depan yang ditunggu DPRD Kerinci, karena tidak punya kantor. Dan bagian belakangnya belum sudah sama sekali.
Dan satu lagi RSU di Kebun Baru Bukit Kerman, Kecamatan Bukit Kerman sampai Juli 2023 baru selesai dua ruangan, yang lainya belum sam sekali.
Artinya Bupati Kerinci Dr H Adirozal, MSi, yang digadang-gadangkan hebat oleh pendukungnya selama 9 tahun belum mampu menyelesaikan RSU sebagai kebutuhan dasar masyarakat dibidang Kesehatan, memperkecil biaya dan menyumbangkan penghasilan asli daerah (PAD). Bukti nyata sampai tahun anggaran 2023 dua RSU itu tidak selesai?.
Menariknya ada keterangan resmi sumber mengatakan, ‘’fakta dilapangan jangan mendengar cerita media…?” Sebagaimana dipublis oleh kelompok Forum Komunitas Balik Kinci. Kita sangat menghargai pendapat tersebut, sebagai hak demokrasi dalam menyampaikan pendapat, tertulis dan lisan didepan umum.
Dan kita harus mendengar cerita siapa? Bupati, Pemdakab Kerinci?. Berdasarkan janji-janji Adirozal, baik dalam kampanye sebelum menjabat Bupati Kerinci untuk periode kedua, maupun setelah dilantik dalam visi dan misinya membangun Kerinci Lebih Baik Berkeadilan (KLB-Berkeadilan), dengan 10 program unggulannya untuk masa kerja 2019-2024 membangun Kerinci dengan progress KLB Berkeadilan. Termasuk menelesaikan sarana dan prasarana Kesehatan, termasuk berobat gratis.
Dan harap dicatat, termasuk Bidang Kesehatan yang gagal diselesaikan itu, saat mengundurkan diri 26 Juni 2023, hanya ambisi untuk jadi anggota DPR-RI 2024-2029, bukan menyelesaikan KLB Berkeadilan.
Ditahun 2024 kita punya dua RSU di Kerinci, tahun ini, 26 Juni 2023, Bupati Kerinci Adirozal, telah mengundurkan diri, sudah sangat jarang masuk kantor, dan pelayanan tidak maksimal, sebagaimana diharapkan masyarakat.
Dan sepanjang belum ada penjabat Bupati penggantinya, penanda tanganan surat-surat an. Bupati Kerinci, masih ditangan Dr Adirozal, MSi.
Dan kita belum punya sama sekali RSU Type D, jangankan punya, bangunannya saja belum selesai 100 persen. Jika kita disamakan dengan daerah Papua, tentu tidak sama?
Kondisinya lebih baik Kerinci, tapi kegagalan Bupati Adirozal membangun RSU siap Operasi artinya dengan izin lengkap dan punya dokter spesialis. Alat kesehatan (alkes) yang cukup, selama 9 tahun gagal total.
Jangan malu mengakuinya, bagi Bupati dan jajarannya dinas OPD terkait. Mari kita terus belajar jujur dan mengakui kenyataannya saat ini.
Dan tak terbantahkan sejak Indonesia merdeka pilihan berobat masyarkat Kerinci ke Kota Padang, Bukit Tinggi, belakangan ini ada yang ke Solok, Propinsi Sumatera Barat, dan Kota Jambi, yang jaraknya cukup jauh ratusan kilo meter.
Sekedar mengingatkan sudah puluhan pasien meninggal dalam perjalanan yang jauh, saat berangkat dan pulang ke Kerinci, faktor meninggal kita jawab saja dengan kata ajal atau panggilan tuhannya sampai, kehendak Ilah (tuhan) yang maha segalanya.
Namun kesulitan yang tinggi bagi masyarkat Kerinci, untuk berobat dengan jujur dan konsisten harus berani diakui, dan kesulitan itu sudah berlangsung puluhan tahun, hingga kini terus membebani masyarakat Kerinci.
Masyarakat Kerinci, suka tidak suka, karena belum punya RSU yang layak, dokter yang cukup dan tenaga medis yang baik untuk mendapatkan pelayanan maksimal bagi masyarakat.
Kita harus mengeluarkan uang banyak, dengan ekonomi biaya tinggi setiap berobat ke Sumatera Barat minimal Rp10 juta setiap kali berangkat untuk berobat, termasuk biaya yang menghantarkannya (keluarga). Belum lagi biaya selama berada dirumah sakit dan biaya yang menunggunya, terkadang menghabiskan biaya ratusan juta rupiah.
Seharusnya tantangan itu sudah terjawab oleh Bupati Kerinci Dr. H Adirozal, MSi, selama 9 tahun membangun Kerinci.
Ironisnya tiba-tiba mengundurkan diri dari jabatan Bupati, hanya untuk mencalonkan diri sebagai anggota DPR-RI pada pileg 2024-2029 dari Dapil Jambi.
Fakta membuktikan kegagalan Bupati Adirozal membangun RSU selama 9 tahun, media hanya menyampai fakta, jika yang dibangun dua RSU di Kerinci berjalan mulus, maka ceritanya wajib ditulis mulus.
Jika, tidak ditulis mulus hoax atau berita bohong namanya. Dan sebaliknya, jika beritanya gagal bangun RSU sampai 26 Juni 2023, ditulis berhasil itu juga berita hoax atau bohong namanya. Wartawan bukan untuk diperalat, apa lagi menjadi alat bagi kelompok atau orang perorang, ‘’guna mengatakan yang slah menjadi benar, dan berhasil dikatakan tidak?”
Secara demokratis kita menghargai yang disajikan sumber dalam Forum Komunitas Balik Kinci, disebutkan ‘’fakta dilapangan jangan mendengar cerita media…?”
Yang kita dengar selama ini cerita Bupati Kerinci Dr. H Adirozal, MSi, membangun Kerinci Lebih Baik Berkeadilan (KLB-Berkeadilan) selama 9 tahun berjalan, sudah kita lihat, dan dengar dimulai dari membangun Kerinci Lebik Baik (KLB), 2014-2019, dan dilanjutkan pada periode ke 2, 2019-2024, ternyata kebutuhan dasar masyarakat bidang Kesehatan gagal total?.
Kami dari media (masyarakat pers), khususnya BEO.co.id, siap dikritik berdasarkan UU No.40 tahun 1999 tentang Pers, dan menerima masukan dan saran yang baik untuk kepentingan masyarakat luas, bukan kelompok tertentu dengan tujuan tertentu pula (pencitraan).
Beo.co.id, sependapat diadakannya “Forum Komunitas Balik Kinci” sebagai forum diskusi sehat demokratis dan saling menghargai pendapat satu sama lainnya, untuk kepentingan pembangunan Kerinci kedepan yang mampu memberikan azasmanfaat, adil dan sejahtera. Bukan hanya pencitraan dan cerita diatas kertas?.
Dengan dibentuknya Forum Komunitas Balik Kinci, yang membahas berbagai bidang masalah pembangunan yang belum dicapai dimasa Bupati Kerinci Adirozl, yang sudah berlangsung Sembilan tahun, antara lain:
1. Bidang Pendidikan
2. Bidang Kesehatan
3. Bidang Keagamaan
4. Bidang Infrastruktur
5. Bidang Pertanian & Perkebunan
6. Bidang UMKM dan Pariwisata
Fokusnya ke 6 Bidang ini Insya allah Kerinci akan lebih maju kedepannya, yang ditulis anggota Forum, dikutif kembali.
Dan Forum Komunitas Balik Kinci, juga memprioritaskan pembahasan-pembahasan disejumlah bidang.
Prioritas pembahasan menjadi :
1. Bid. Kesehatan
2. Bid. Pendidikan
3. Bid. Ekonomi
3.1. Pertanian
3.2. Pariwisata
3.3. Agro Industri
3.4. Perdag dan UMKM
4. Kesejatraan sosial
5. Agama dan Budaya
6. Bid. Hukum
7. Infrastruktur
8. ………Kondisi Kerinci Saat Ini
Bidang Kesehatan: Kesahatan masyarakat merupakan faktor utama pembentukan SDM, Kerinci saat ini tidak memiliki rumah sakit yang ada hanya puskesmas – puskesmas, semenjak RS diambil alih oleh Kota Sei Penuh dokter spesialis tidak punya tempat bekerja yang memadai, sehingga pelayanan kesehatan masyarakat tidak maksimal.
Dibandiinkan kabupaten lain kita tertinggal jauh, kabupaten lain rata – rata punya rumah sakit type D bahkan ada yang punya type B, sementara kita type D saja tidak punya..Mungkin saat ini kalau bidang kesehatan kita setara dengan kabupaten yang ada di Papua.
Ini PR (pekerjaan rumah) yang harus diselesaikan oleh para pemimpin kedepan, rakyat butuh kerja nyata dari pemimpin, sangat disayangkan pemimpin Kerinci selama ini belum mampu menyelesaikannya…dikutip kembali, dari pendapat Forum Komunitas Balik Kinci.
Tahun ini kita sudah punya dua RS Kab Type di Ujung Ladang Kec Gunung Kerinci, dan di Kebun Baru Kecamatan Bukit Kerman… Tinggal kita mengurus izin operasional, pengadaan alkes… (alat kesehatan).
Dan tahun ini juga sudah peletakan batu pertama tambahan pembangunan rumah sakit total anggaran Rp.45 milyar… Pemimpin kedepan tinggal meneruskan, melengkapi yang kurang… Kalau dbanding Papua saya kira itu salah sudah terlalu menyalahkan tanpa melihat fakta diapangan jangan mendengar cerita media… ���
Tulis anggota Forum Komunitas Balik Kinci, kian menarik disimak dan dipelajari, dikutip kembali/diperbaiki penulisannya.
Ini RS Kabupaten Kerinci type D yang di Ujung Ladang yang sekarang dipinjamkan sementara sebagai Kantor DPRD Kabupaten Kerinci,… Sambil menunggu izin operasional dan alkesnya ada….ditempati sementara DPRD.
Untk diketahui tahun ini dari anggaran 26 M mau dibangun di jalur II Bukit Tengah Kantor DPRD Kabupaten Kerinci sudah proses pemenangan tender tahap I Rp. 8, 2 M….? Tulis anggota Forum, juga dikutip kembali.
Masyarakat perlu RS..sekarang masyarakat Kerinci terutama daerah Kayu Aro berobat ke RS Muarolabuh kerena Kerinci tidak punya RS rujukan.
Kalau dibandingkan Kabupatem Marauke Papua yang punya rumah sakit type B..kita kalah ��� Tulis sumber Forum.
Proses membangun RS butuh proses dan tahapan pembangunan gedung, alkes dan izin operasional…gedung sekarang sudah ada tinggal pengajuan izin dan alkesnya… RS H Bakri Sai Penuh saja type sudah 6 tahun belum ada izin operasional.. Kami setuju masyarakat butuh cepat tapi kondisinya harus sesuai aturan….
Sebelum izin perlu Persiapkan alkes, (alat kesehatan) dan tenaga medis yang profesional, di tempatkan sesuai dengan ilmu dan pengalaman nya.
Untuk sementara harapan dari masyarakat, pemerintah daerah harus memberikan solusi yang tepat mengenai masalah kesehatan saat ini, sebab pelayanan yang ada di rumah RSU HA Thalib saat ini sudah tidak efektif lagi, selayaknya layanan rumah sakit yang semestinya, bahkan boleh kita bilang pelayanan yang sudah tidak manusiawi lagi!
Apakah masyarakat harus tunggu RSU selesai dulu baru boleh sakit?��� Tulis anggota Forum dikutip kembali.
Setuju itulah tugas kayo (bapak) birokrat kami-kami rakyat butuh RS yang bisa melayani masyarakat, untuk bisa mempercepat kito butuh birokrat yang mumpuni bekerja dan pimpinan yang punya visi dan strategi kerja sehingga bisa memprediksi hal – hal yang harus diantisipasi dari awal, perlu kerja sama dengan berbagai pihak.
Menarik untuk menjadi PR Pemkab Kerinci saat ini, tanpa harus menunggu pemimpin hasil pilkada 2024, yang efektif bekerja semester 2 Tahun Anggaran 2025. TA 2024, juga ada anggaran untuk kesehatan.
Sebab masalah kesehatan sifatnya urgency tidak ada kata tunggu..���������
Disamping penyedian sarana tenaga medis perlu peningkatan SDM agar bisa sama dengan daerah tetangga Solok Selatan yang menjadi tempat rujukan dari masyarakat Kerinci ini bukan hanya dari Kayu Aro saya pernah bertemu juga orang dari Lempur Danau dan Sitinjau. laut… mungkin ada baiknya juga ex rumah sakit PTP difungsikan lagi dibawah pemda sebagai alternative. Tulis sejumlah anggota Forum, dalam interactive lewat Forum Komunitas Balik Kinci, dikutip kembali.
Pembahasan tentang Kesehatan, apapun masalahnya terakhir mari kita berada pada solusi (jalan keluarnya), dari masalah yang terjadi, (masalah), tanggapan dari pihak (masyarakat) yang merasa dirugikan atau diuntungkan sekalipun, maka kita harus berada pada solusi terbaik untuk pelayanan kesehatan masyarakat.
Maka secara politis ditahun politik menuju Pemilu 2024, Pilpres, Pileg dan Pilkada dibulan Nopember 2024, masyarakat Kerinci harus cerdas/ memilih, dan membaca cermat dan teliti rekam jejak bakal calon Bupati Kerinci, yang kini marak dan ramai mendekati masyarakat dengan yel-yel membangun Kerinci.
Bupati Kerinci kedepan harus lebih kuat, jujur, berani dan bertanggungjawab dengan janji politiknya, jangan seperti janji Bupati Kerinci, dengan membangun Kerinci Lebih Baik Berkeadilan (KLB Berkeadilan). Dan bagaimana dengan 9 dari 10 program unggulannya, khusus Infrastruktur jalan Kabupaten Kerinci dimana-mana mudah sekali ditemukan jalan yang hancur dan berkubang-kubang dimana-mana, 6 Kecamatan di Kerinci Hulu (Mudik), 4 Kecamatan di Kerinci Tengah dan 8 Kecamatan di Kerinci Hilir, sangat mengganggu percepatan gerakan ekonomi masyarakat Kerinci.
Kita bersama perlu menyadari siapapun Bupati Kerinci kedepan harus pemimpin yang punya komitmen kuat, jujur, berani dan bertanggungjawab. Bukan yang pintar membangun pencitraan, berlindung dibalik kebohongannnya. Semoga. (***).
Penulis Putra ASLI Kerinci, Pempred BEO.co.id, Ketua DPD-KWRI (KOMITE WARTAWAN REFORMASI INDONESIA) Propinsi Bengkulu, Pengamat masalah Kemiskinan Desa dan Perkotaan, serta Sosial Kemanusiaan. Tinggal di Bengkulu. (+_).