Penjajahan bangsa Yahudi terhadap Palestina, sudah berlangsung kurang lebih 100 tahun sejak berakhir perang dunia kedua, dimana Inggeris mengumpulkan kaum Yahudi yang tercecer dari berbagai Negara didunia, dan dikumpulkan di Palestina, yang awalnya menumpang lalu membeli tanah atas inisiatip Inggris.
Dirangkum dari berbagai sumber Press, dan para tokoh politik, ilmuan, dalam dan luar negeri. Dan perjalanan para Perdana Menteri (PM) Israel, sejak yang pertama
Singkat cerita pada tahun 1948 Israel dimerdekakan, atas dukungan Amerika, Inggeris di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Dan sejak itu Israel dengan kaum Yahudinya, dan Zionis mulai memperluas kependudukannya diatas tanah palestina. Merampas secara kekerasan, menggunakan Tentara Israel, yang kejam dan keji itu.
Dimana, Israel sama sekali tidak punya tanah (negeri) apa lagi Negara, (saat itu). Israel yang baru di merdekakan dengan dukungan Amerika, Inggeris dan PBB, sejak tahun 1948 dengan Perdana Menterinya yang pertama, David Ben -Gurion, 24 Mei 1948 s/d 26 Januari 1954, dari Partai Mapai.
Ia digantikan PM Israel kedua, Moshe Sharett, 26 Januari 1954 s/d 3 Nopember 1955 juga dari Partai Mapai.
Dan pada, 2 Nopember 1955 David Ben-Gurion kembali menjabat PM Israel untuk kedua kalinya s/d 29 Juni 1963, juga dari Partai Mapai.
Pada tanggal, 12 Januari 1966, David digantikan, Lebi Eskhol s/d 26 Februari 1969 dari partai Gabungan.
Pejabat Yigal Aljon, 26 Februari 1969 s/d 17 Maret 1973, Parati Gabungan.
PM Isrel berikutnya, dijabat Golda Meir, 17 Maret 1969 s/d 3 Juni 1974.
PM Israel selanjutnya, Golda Meir digantikan Yitzhak Rabin pada, 3 Juni 1974 s/d 22 Juni 1974. Dari Partai Gabungan.
Yitzhak Rabin, digantikan Menachen Begin, 20 Juni 1977 s/d 10 Oktober 1983 dari Partai Lukud.
Rabin, kembali menjadi PM Israel dari 10 Oktober 1983 s/d 13 September 1984 dari Partai Likud.
Lalu Ia digantikan Shimon Peres dari 13 September 1984 s/d 20 Oktober 1986 dari Partai Gabungan.
Dan Shimon Peres digantikan Yitzhak Shamir dari, 20 Oktober 1986 menjabat sampai 13 Juli 1992 dari Partai Likud.
Interim, Yitzhak Rabin dari 13 Juli 1992 s/d 4 Nopember 1995 dari Partai Buruh.
Shimon Peres kembali menjabat PM Israel menggantikan Yitzhak Rabin, dari 22 Nopember 1995 s/d 18 Juni 1996, dari Partai Buruh.
Benjamin Netanyahu kembali menjabat PM Israel, dari 18 Juni 1996 s/d 6 Juli 1999 dari Partai Likud.
Ehubu Barak,menggantikan Benjamin Natanyahu dari 6 Juli 1999 s/d 7 Maret 2001 dari Partai Israel Satu Buruh.
Dan pada 7 Maret 2001 Ariel Sharon menggantikan Netanyahu s/d 21 Nopember 2005 dari Partai Likud.
Pejabat: Ehud Olmert menjabat dari 14 April 2006 (Pejabat dari 4 Januari 2006, s/d 4 Mei 2006 dari Partai Kadima.
Ehud Olmert, kembali menjabat dari 4 Mei 2006 s/d 31 Maret 2009.
Berikutnya Benjamin Netanyahu kembali menjabat PM Israel, dari 31 Maret 2009 s/d 13 Juni 2021 dari Parati Likud.
Naftali Bennet, dari 13 Juni 2021 s/d 30 Juni 2022 dari Partai Yamina. Dan Yair Lapid, dari 1 Juli 2022, s/d 29 Desember 2022 dari Partai Yesh Atid.
Dan Benjamin Netanyahu, kembali menjabat PM Israel, dari 29 Desember 2022 dari Partai Likud sampai sekarang, (Perang hebat Hamas-Israel) sejak 7 Oktober 2023,….?
Dari 14 orang Perdana Menteri Israel yang melaksanakan pemerintahannya, semua berjalan secara kejam memperluas pendudukannya, dengan melakukan kekerasan dan pembunuhan terhadap rakyat Palestina.
Penderitaan panjang rakyat Palestina, sejak tahun 1917, ketika Inggeris selaku pemenang Perang dunia kedua mengumpulkan Bangsa Yahudi dari berbagai belahan dunia mulai mendiami (menumpang) di Palestina. Dan sejak itu pulaYahudi dan Zionis mulai mempersiapkan untuk mendirikan Negara Israel.
Dan puncaknya 1948 Israel dibentuk menjadi sebuah Negara dengan dukungan Amerika, PBB dan Inggeris, dan sejak itu kekejaman Israel kian menjadi-jadi sampai sekarang.
Kendati himbauan dunia, meminta Israel menghentikan praktik kejahatan Genosida di Palestina dengan melakukan pembunuhan masal dengan cara bombardir terhadap bangsa (rakyat) Palestina dari udara dengan persenjataan canggihnya. Akibatnya ribuan mayat bergelimpangan direruntuhan bangunan di Palestina.
Himbauan masyarakat dunia Muslem dan Non muslem, agar Israel menghentikan serangan yang menghabisi ribuan nyawa orang tak berdosa, tetap dibaikan Israel, Gaza, Tepi Barat, Yerusallem Timur dihancurkan dan sebagaian besar luasnya sudah rata dengan tanah, alasan PM Israel Benjamin Netanyahu, karena Hamas yang memulai perang, 7 Oktober 2023.
Padahal sejak 7 dekade (lebih kurang 70 tahun), Israel dengan Yahudinya dan Zionis selalu memulai menyerang rakyat Palestina. Demokrasi dan kebebasan hanya ada untuk bangsa Yahudi dan Zionis.
Sejak menyatakan Kemerdekaannya tahun 1948, Israel menunjukan jati dirinya sebagai manusia kejam dan biadap didunia, dengan membunuh sudah ratusan ribu rakyat Palestina yang tidak berdosa dibunuh dilenyapkan dari muka bumi ini. Dirangkum dari berbagai sumber, luar dan dalam negeri.
Juga dikutif dari tulisan Mandra, dengan editornya Rini Hariani, 25 Nopember 2023.
Menurut laporan itu, berikut petikannya.
Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez menyatakan secara terbuka untuk secara sepihak mengakui Negara Palestina.
Pedro Sanchez menyatakan, pihaknya terbuka untuk secara sepihak mengakui Negara Palestina. Meskipun hal itu bertentangan dengan pendapat Uni Eropa.
“Saya kira sudah tiba saatnya komunitas internasional mengakui Negara Palestina.
Terutama Uni Eropa dan negara-negara anggotanya,” kata Sanchez, Sabtu (25/11/2023).
Lebih lanjut, Sanchez mengatakan idealnya pengakuan itu disampaikan bersamaan. Paling sedikit sejumlah negara anggota mengikutinya.
“Tapi jika hal ini tidak terjadi. Tentu, Spanyol akan mengambil keputusan sendiri,” ujarnya.
Dia mengatakan mengakui negara Palestina adalah prioritasnya selama masa jabatannya berikutnya.
Bahkan ia meminta Israel menghormati hukum humaniter internasional. “Kekerasan hanya akan menciptakan kekerasan lebih besar lagi.
Kita perlu mengganti kekerasan dengan harapan dan perdamaian, ini yang saya katakan kepada presiden dan perdana menteri Israel,” ucapnya.
Saat ini, sembilan dari 27 negara anggota Uni Eropa mengakui negara Palestina. Pada 2014, Swedia menjadi negara pertama yang melakukan hal tersebut saat menjadi negara anggota Uni Eropah.
Masyarakat dunia yang cinta damai, dan cinta penyelesaian masalah kemanusia di Palestina, tetap diabaikan Israel, sesuai pernyataan PM Israel, Benjamin Netanyahu, yang tetap mau menguasai Palestina, dengan mengerahkan pasukan Perang untuk menguasai Gaza dan Palestina secara keseluruhan.
Hamas sebagai pejuang dan tonggak sejarah perlawanan diabad modern, didukung puluhan koalisinya di Palestina, dan dukungan dari Hizbullah Lebanon dan Hauthi dari Yaman, “harus menghentikan kekejaman Israel dengan perlawanan bersenjata” wajib memerdekan Palestina, dari kekejaman Israel yang sudah berlangsung, 70 tahun lebih.
Hamas Pejuang Bukan Terorisme: Dijajah dan terjajah ditanahnya sendiri, ratusan ribu nyawa rakyat Palestina dilenyapkan Israel, Kejahatan yang dilakukan Israel, lebih kejam dari terorisme, “merekalah teroris yang sesungguhnya.” Penjahat yang kejam, tanpa mengenal perikemanusia dan perikeadialan.
Mengutanakan Perikemanusian dan Perikeadilan, seharusnya diutamakan, sesuai dengan amanat dalam Pembukaan UUD 1945, Penjajahan dimuka bumi harus dihapuskan. UUD 1945, sudah harus menjadi pedoman masyarakat dunia, yang cinta damai dan hidup berdampingan satu sama lainnya.
Jika, Israel tidak mau mengakui Kemerdekaan Palestina dimuka bumi ini, “maka Israel lah, yang harus dilenyapkan?”
Dan perlawanan terhadap Israel dengan kaum Yahudi dan Zionisnya wajib diteruskan sampai Palestina Merdeka, berdaulat, memiliki Negara dan pemerintahan sendiri yang sah dan berkuasa penuh. Dan sekaligus menciptakan perdamaian dimuka bumi ini. Hidup damai berdampingan satu sama lainnya. (***)
Penulis/editor : Pempred BEO.co.id/ Ketua Dewan Pimpinan Daerah KOMITE WARTAWAN REFORMASI INDONESIA (DPD-KWRI) Propinsi Bengkulu, pengamat masalah Kemiskinan dipedesaan. Tinggal di Kota Curup-Bengkulu.