Puluhan kilometer vital jalan Ekonomi masyarakat Kabupaten Kepahiang, Propinsi Bengkulu, yang belum diselesaikan sejak tahun anggaran 2020 silam sampai Juni 2023, tepatnya periode kedua masa jabatan Bupati Kepahiang, Hidayatullah Syahid akrap di ‘’Pak Dayat” padahal telah disiapkan dana pinjaman oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kepahiang sebesar Rp59 Miliyar pada PT. SMI (Sarana Multi Insfrastruktur) badan usaha milik negara (BUMN), namun pengerjaannya belum selesai sampai sekarang?.
Masyarakat Kabupaten Kepahiang sangat berharap Link jalan ekonomi ini (pusat penghasil Kopi) terbesar di Kepahiang, bisa diselesaikan, ‘’Pak Dayat’’ tidak menjadi janji kebohongan pada masyarakat, dengan kata lain hanya sekedar janji.
Bayangkan dengan pinjaman uang Rp.59 miliyar, pada PT. SMI (Sarana Multi Infrastruktur) Jakarta, sebuah BUMN (Badan Usaha Milik Negara), Bupati Kepahiang, Propinsi Bengkulu, Hidayatullah Syahid, akrap dipanggil ‘’Pak Dayat’’ menggantikan H. Bando Amin C Kader, tahun 2015 silam, gagal menyelesaikan pembangunan jalan Pertanian dan komplek perkantoran, dengan kata lain, ‘’Pak Dayat’’ gagal memenuhi janjinya pada masyarakat Kepahiang, yang secara mayoritas hidup dari usaha Pertanian.
Padahal, ‘’Dayat’’ dalam kampanye dan janjinya, membangun Link Jalan guna meringankan beban ribuan masyarakat Tani daerah Kepahiang, yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Rejang Lebong Desa Renah Kurung, Kecamatan Muara Kemumu dan sekitarnya guna membawa hasil bumi mereka ke Pasar Kecamatan dan Kabupaten di Kota Kepahiang.
Meliputi Jalan CINTO MANDI-DAMAR KENCANA dengan nilai Rp. 18, 5 miliyar. Berikutnya, Barat Wetan pusat Komplek Perkantoran dengan nilai Rp. 23 miliyar lebih, dan Jalan Bandung Jaya-Simpang Air Les perkiraan nilai Rp12, 7 miliyar.
Kegagalan penyelesaian ruas jalan ekonomi ini, PR (Pekerjaan Rumah) bagi Bupati baru Kabupaten Kepahiang, hasil dari Pilkada serentak Nopember 2024 mendatang, siapapun sosok yang menjabat Bupati Kepahiang 2024 – 2029 mendatang. Link Jalan ekonomi ini sangat diharapkan masyarakat setempat bisa selesai sebelum Bupati Kepahiang (Hidayatullah Syahid), turun (berakhir) masa jabatannya.
Dan tidak menjadi PR bupati baru Kepahiang kedepannya. Dan Bupati Kepahiang 2024-2029, bisa lebih fokus membangun kepentingan masyarakat Kepahiang dibidang yang lainnya, sesuai dengan janji-janji politiknya, untuk membangun kebutuhan masyararat Kepahiang, lebih baik dari sebelumnya.
Hasil investigasi tim penulis kelapangan, dari tahun 2021, Juni 2022, dan Mei 2023 pembangunan Jalan dari Desa Renah Kurung yang berbatasan langsung dengan Rejang Lebong, menuju Batu Bandung dan Simpang Air Les, terdapat pembangunan Jembatan Sungai Air Belimbing dibawah Desa Renah Kurung (arah Batu Bandung) dan Jembatan Air Donok, sampai tulisan ini diturunkan kondisi riil dilapangan terbengkalai.
Dan dua link lainnya, kondisinya amburadul, tak berbentuk jalan. Dan tercatat Link Batu Bandung, Simpang Air Les dan ke Renah Kurung, kondisinya ‘’sangat membahayakan’’ dari Desa Renah Kurung ke Jembatan Air Belimbing, sudah puluhan orang pengendara roda dua membawa Kopi terjatuh, karena turunannya sangat tajam. Ketika dikerjakan tanjakannya tidak ditata, agar lebih landai.
Dan sampai saat ini kendaraan roda empat total tidak bisa melewati jalan yang panjangnya lebih kurang, 7, 6 km Renah Kurung-Batu Bandung. Sebagaimana ditulis dalam Opini sebelumnya.
Dampak yang sangat memberatkan masyarakat setempat, selain sulitnya mengeluarkan hasil bumi mereka seperti Kopi, Sayur-mayur dan penghasilan tanaman keras lainnya, mereka terpaksa mengalihkan perjalanan ke Rejang Lebong (perbatasan), lalu menuju Beringin Tiga, terus ke Kota Curup, dan lanjut ke Kepahiang dengan jarak tempuh lebih 85 km untuk sampai kekantor Kecamatan Muara Kemumu di Batu Bandung, saat berurusan kekantor Camat setempat.
Dalam tahun politik 2023 dan 2024 masyarakat Kepahiang berharap siapapun bakal calon (balon) Bupati Kepahiang jangan berjanji muluk-muluk, hanya membangun narasi untuk kepentingan sesaat, sekedar meraih kemenangan semata.
Yang kami harapkan yang mampu membangun Kepahiang, silakan para Wartawan lihat sendiri kenyataannya dilapangan, bukan hanya cerita diatas kertas, keluh sejumlah warga setempat pada tim penulis Opini, media ini.
Jika sampai berakhirnya masa jabatan, ‘’Pak Dayat” jalan ekonomi yang panjangnya puluhan kilometer ini, tidak berhasil diselesaikan, berarti dua periode masa jabatan Bupati Kabupaten Kepahiang, jalan ekonomi masyarakat tetap terbengkalai.
Dan sulit dipercaya siapapun yang bakal mencalonkan diri, menjadi balon Bupati Kepahiang 2024 mendatang?.
Dan selama lebih kurang 20 tahun, dua dekade umur Kabupaten Kepahiang, masyarakat Cinto Mandi-Damar Kecana, Batu Bandung Simpang Air Les, terus ke Desa Renah Kurung dan ke Komplek Perakantoran Barat Wetan, ‘’kurang lebih sama saat Kepahiang berstaus Kecamatan, jika ada nilai tambahnya tak seberapa, kata Syam dan Anton yang berkebun didaerah Batu Bandung dan Air Les’’
Diperiksa Polda: Dari keterangan dihimpun pada tahun 2022, pihak Polda Bengkulu telah melakukan pemeriksaan, kasus ini akan diusut tuntas, namun sampai Juni 2023 belum terlihat dan terdengar, apakah berlanjut atau tidak? Dan sejauh ini belum terkonfirmasi dengan baik.
Sumber kompeten di DPRD Kepahiang, mengatakan pada penulis beberapa waktu lalu, ‘’kasus ini, memang berliku patut diduga melibatkan banyak pihak, baik Bupati/ Kepala Daerah yang menandatangani perjanjian utang, dan jajarannya, selaku peminjam maupun yang memberi pinjaman, DPRD Kepahiang, dan oknum yang diduga bermain dalam kasus ini cukup banyak, karena sejak awal sudah bermasalah, tegas sumber yang minta dilindungi Identitasnya?’’
Sumber menegaskan kita yakin Polda Bengkulu akan menuntaskan kasus ini, pertama kuatnya ‘’dugaan korupsi, perlu bukti awal yang kuat, kalau soal saksi lebih dari cukup, dan pengumpulan data secara cermat, siapa berbuat apa dalam kasus ini, sehingga uang pinjaman yang nilai Rp.59 miliyaran itu, akan menjadi utang rakyat (masyrakat) Kepahiang dan harus diselesaikan, jelas sumber.
Penulis/ Editor : Pempred BEO.co.id, yang juga Ketua DPD-KWRI (Dewan Pimpinan Daerah-Komite Wartawan Reformasi Indonesia) Propinsi Bengkulu, Pengamat masalah Kemiskinan dan Sosial Kemanusiaan.