spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

GGS Kolaborasi Fosil BKM Kota Medan, Ramadhan Fest 1444 H di Masjid Al Arif

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

MEDAN, BEO.CO.ID – Pada tahun 2045 mendatang, Indonesia digadang-gadang akan merasakan bonus demografi. Bonus demografi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan penduduk sebuah negara pada usia produktif yaitu berkisar antara 16 hinhga usia 65 tahun.

“Kita akan mengalami bonus demografi, namun apalah artinya bonus tersebut jika pada tahun itu generasi yang kita dapat adalah generasi yang loyo, tidak konsentrasi dan emosi tidak stabil, ” demikian pengantar kata Prof. Dr dr. Ridha Dharmajaya inisiator Gerakan Gadget Sehat (GGS) dalam Seminar yang diadakan di Aula Rumah Tahfizd Masjid Al Arif Komplek Tasbi 2, Jumat Ramadhan 1444 H / 24 Maret 2023.

Beliau membacakan Qur’an Surah An Nisa’ ayat 9: Dan hendaklah takut ( kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatirkan terhadap kesejahteraannya.

Di era gadget ini, anak juga mengalami kecenderungan berlebihan pada gadget. Sehingga waktu mereka lebih banyak digunakan untuk bermain dengan gadget dibanding dengan beraktifitas di luar.

BACA JUGA :  Poldasu Akui Peran Penting Persatuan Islam, Dalam Jaga Kamtibmas di Sumut

Bermain dengan gadget cenderung mengurangi pergerakan dan statis pada posisi tertentu. Pada durasi yang lama maka akan membahayakan kesehatan, menyebabkan tekanan dan penyempitan pada jaringan syaraf terutama pada tulang belakang dan leher.

“Keluhannya teridentifikasi gejalanya cepat lelah, kurang konsentrasi dan cendrung emotionally unstable atau pada kondisi yang lebih parah biasanya menyebabkan keluhan sakit berlebih, yang sering disebut syaraf kejepit, ” ungkap dr Ridha.

Kondisi keluhan diatas biasanya dialami oleh orang yang berumur lebih dari 50 tahun. Namun, sekarang dimana gadget merajalela dikalangan anak, maka keluhan – keluhan seperti cepat lelah, kurang konsentrasi, emosi tidak stabil sudah dialami oleh anak-anak muda. Ini membahayakan sekali untuk masa depan bangsa.

Hal-hal diatas yang menjadi alasan dokter Ridha Dharmajaya menginisiasi Gerakan Gadget Sehat (GSS) mengadakan sosialiasi, seminar agar bangsa ini terhindar dari penyakit syaraf terjepit.

Acara seminar Gerakan Gadget Sehat dihadiri oleh Pengurus dan anggota Fosil BKMI se Kota Medan, diantaranya. Syarifuddin Zuhri Sekretaris Fosil BKMI kota Medan, Abdul Aziz Fosil BKMI Medan Johor, Tauhid Ichyar Fosil Medan Selayang Santri, pelajar SLTA, serta Remaja Masjid Al Arif.
Lebih lanjut kita harus tahu dan paham betul bahaya Text Neck Syindrome yaitu rasa sakit di bagian belakang leher yang muncul akibat terlalu sering bermain handphone karena kecanduan sosmed.

BACA JUGA :  Poldasu Akui Peran Penting Persatuan Islam, Dalam Jaga Kamtibmas di Sumut

Ridha adalah seorang seorang dokter spesialis syaraf dan juga profesor di Universitas Sumatera Utara, beliau sadar betul tentang bahaya over gadget bagi anak-anak muda, untuk itu beliau tidak akan pernah berhenti untuk melakukan Gerakan Gadget Sehat. (S. Hadi Purba TBK /A. A.)

Kisah Singkat Jurnalis Gudi Podcast Kemenag Rejang Lebong

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Headlines

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Latest Posts

https://situs-toto.togel.togetherband.org