LAPORAN : REKA KOPRAL
CURUP, BEO.CO.ID – Penulisan pemberitaan wajib harus berpedoman 5 W + 1 H dalam penyajian pemberitaan dalam agenda pelatihan wartawan DPD KWRI Bengkulu hari kedua. Selain itu, menarik disimak wartawan diajari etika wawancara saat melakukan konfirmasi ke sejumlah pihak, Senin (12/6).
“Wartawan harus berpedoman 5 W + 1 H, selain itu, kita tuntut harus melakukan wawancara atau konfirmasi yang beretika kepada sumber dan pemberi informasi, selain itu, wartawan dituntut jujur dalam penyampaian informasi kepada masyarakat,” ujar bang Ayub lebih kenal kesehariannya di Rejang Lebong kota sejuk.
Menurutnya, rumus 5 W + 1 H, What : apa, Who : Siapa, Why : Kenapa, Where : Dimana, When : Kapan, dan How : Bagaimana, rumus ini harus wajib dipahami oleh wartawan dalam menulis berita.
“5 W + 1 H harus betul – betul dipahami dan dipelajari terutama wartawan Pemula dalam penulisan berita, jangan dianggap enteng terus lah belajar secara serius,” ucapnya memberi pedoman.
Dikatakannya lagi, setiap wartawan memberi laporan (red-berita) yang sudah layak menjadi pemberitaan harus secara rinci dan jelas. Dan ia juga mengatakan, tujuan itu semua dapat terbaca dengan baik oleh pembaca, dipahami arah dan tujuan berita yang ditulis.
“Fakta dan data harus dinomor satukan, syarat lahirnya sebuah karya jurnalistik yaitu, ada peristiwa, melakukan cek data dan memiliki fakta yang benar serta komentar yang benar dari narasumber terkait peristiwa yang terjadi,” jelasnya.
Lebih jauh dia memaparkan, setiap menjalani peliputan wartawan harus mengedepankan kebenaran untuk penyajikan pemberitaan. Dan dia secara tegas menyampaikan, wartawan bukan mencari pembenaran tapi kebenaran.
“Seorang wartawan dalam konfirmasi, klarifikasi harus menguasai bahan materi seminimnya 30 persen, dari permasalah yang akan dijadikan pemberitaan,” pintasnya.
Tidak hanya menguasai bahan materi 30 persen, ia mengatakan, wartawan memiliki pedoman dasar 3 S, yaitu memiliki sampel untuk diberitakan, sederhana untuk mudah dipahami pembaca dan security (keamanan) dalam penyajikan berita tidak terjangkau hukum.
“Saya berharap yang mengikuti pelatihan ini benar – benar mempelajari 3 S, sampel, sederhana dan security sesuai dengan buku panduan rekan – rekan pegang saat ini,” tuturnya.
Diakhir dirinya memberi pandangan, wartawan hendaknya menghindari debat kusir, saat melakukan wawancara dan wartawan jangan melakukan kesepakatan tidak sehat bersama sumber atau penguasa.
“Hal seperti ini, bila terjadi bisa menjadi dilema dapat berpeluang besar melanggar kode Etik jurnalistik,” harapnya secara tegas meningatkan.
Sementara itu, Ishak Juarsyah penasehat PWI Rejang Lebong yang turut hadir dalam undangan pelatihan wartawan yang digelar oleh DPD KWRI Bengkulu, ia mengatakan, bahwa kegiatan pelatihan wartawan dilaksanakan ini, dapat bermanfaat serta dapat mengembangkan potensi SDM setiap insan Pers dalam menjalani tugas jurnalistik.
“Kita sangat menyambut baik, apa yang menjadi edukasi pelatihan wartawan yang diadakan DPD KWRI Bengkulu dalam membangunan SDM satu profesi,” ungkap pria yang aktif menulis di Majalah Fakta.
Dia menuturkan, tidak hanya pengembangan SDM para wartawan Pemula dan Madya, dalam kesempatan itu pula, wartawan juga wajib melakukan investigasi (kros cek lapangan) atau melakukan pendalaman informasi untuk menguji kebenaran.
“Kita harus turun kelapangan melakukan investigasi, tujuan itu untuk menguji kebenaran guna memastikan fakta lapangan yang sebenarnya, bukan tembak diatas kuda,” ungkap salah satu wartawan senior di Kota Curup.
Hal senada ditanggapi, M Marhen dari Ka. Perwakilan Beo.co.id kabupaten Kerinci dan Kota Sungai yang membawa empat kru. Menanggapi pelatihan tersebut, ia mengatakan bahwa dalam kegiatan pelatihan wartawan yang dilaksanakan media online Beo.co.id bersama organisasi DPD KWRI Bengkulu sangat membantu bagi wartawan di daerah.
“Pasalnya selama ini, sangat lah jarang kegiatan pelatihan wartawan dilakukan di Kerinci dan Kota Sungai Penuh, tentu kegiatan ini sangat membantu kami dari luar daerah. Dan semoga diadakannya pembekalan ini dapat memberi wawasan tambahan baru dunia jurnalistik,” pungkasnya mengakhiri. (M. Marhen/Reka/***)