LAPORAN : M. Marhaen/Ismet
KERINCI, BEO.CO.ID – Cukup memprihatinkan Daerah Irigasi (D.I.) berlokasi di Desa Koto Rendah, Kecamatan Siulak, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi jebol kurang lebih sepanjang 3 meter.
Akibat peristiwa itu, mengenangi puluhan hektar (ha) persawahan milik warga yang dapat mengancam gagal panen. Tidak hanya itu, banjir kiriman yang datang dari irigasi Siulak Deras ini merupakan bangunan Balai Sumatera VI yang berada di Lubuk Nagodang ikuti menggenangi jalan lintas Kerinci – Sumatera Barat sepanjang kurang lebih 500 meter serta menggangu aktivitas berkendara diruas jalan menuju Komplek Perkantoran Bupati Kerinci.
Tidak hanya sawah warga yang menjadi sasaran akibat jebol irigasi tersebut, bahkan Pasar Senin Koto Rendah disibukan dengan banjir kiriman tersebut, sejak pukul 10 : 00 WIB hingga sampai 13 : 00 WIB.
Menurut Azziz (35) warga Siulak mengatakan, pihak meminta media ini melihat langsung kondisi irigasi yang mengalami kerusakan/jebol diperkirakan sepanjang 3 meter. Akibat peristiwa tersebut, irigasi tidak dapat menampung jumlah debit air yang datang dari bangunan irigasi Sumatera VI.
“Petani padi merugi akibat terancam gagal panen, kita melihat dengan mata sendiri berapa banyak sawah – sawah petani yang jadi korban karena banjir kiriman tersebut, ini perlu tindakan cepat dari dinas terkait yaitu dinas PUPR atau balai Sumatera VI,” ujar Azziz kepada Beo.co.id, Rabu (2/8) kemarin.
Ditempat terpisah ibu Ani (45) menerangkan, hal ini bukan kali pertama dan sudah terjadi berulang kali serta dapat dikatakan menjadi langganan banjir tahunan, namun tidak ada tindak lanjut dari pemerintah.
“Kejadian banjir ini bukan yang pertama kali sudah sering, ya dapat dikatakan menjadi langganan banjir setiap tahun dan sampaikan sekarang belum direspon pemerintah,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Pasar Senin, Jenedi (45) mengatakan, bahwa pihak benarkan peristiwa banjir tersebut telah menjadi langganan banjir setiap tahunnya. Hal itu ketika menjelang intensitas hujan tinggi dan cuaca meburuk.
“Ini juga dapat berdampak kepada lingkungan di sekitar Pasar Senin dan desa tetangga (red-banjir),” jelas Jenedi kepada awak media ini, Rabu (2/8).
Ia menambahkan, meminta kepada pihak terkait untuk dapat memberi solusi, terutama bagi petani yang terkena dampak banjir serta dapat kembali normal seperti dulu untuk kondisi jalan lintas Kerinci – Sumatera Barat tidak lagi digenangi air akibat irigasi jebol.
“Banjir ini datang dari irigasi Desa Koto Rendah yang cukup merepotkan warga bila banjir datang dan menganggu pengguna jalan Nasional,” pintasnya.
Akibat jebolnya irigasi tersebut, pihak meminta kepada pihak terkait yang bertanggungjawab hal ini dapat melakukan perbaikan pembangunan irigasi yang jebol.
“Sangat perlu perbaikan dalam waktu dekat mengingat akhir tahun biasanya cuaca musim hujan akan terjadi hal yang serupa pada hari ini, kita berharap pemerintah daerah dapat menanggulangi lewat paket – paket kecil seperti tangap darurat,” pungkasnya. (***)