Bengkulu – Calon kepala daerah (Cakada) se-Provinsi Bengkulu diminta untuk tidak lalai dan larut dalam kampanye-kampanye kuno yang mengedepankan kesukuan, aib masa lalu dan kampanye hitam.
“Fokus aja deh dengan program, jangan terjebak dengan perkara yang remeh temeh. Pilkada terlalu mahal kalau hanya jadi ajang pamer kesukuan dan gaya-gayaan,” kata Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Hj Riri Damayanti John Latief, Rabu (14/10/2020).
Alumni Magister Manajemen Universitas Bengkulu ini mempertanyakan sejauh mana gagasan pengembangan maritim Bengkulu yang dahulu sempat populer.
“Saya ingat dulu masalah program ini menarik sekali dibahas. Dulu dari diskusi-diskusi yang digelar sebelum pilkada serentak sempat terbayang betapa maju Bengkulu kalau calon yang mengkampanyekan Bengkulu sebagai poros maritim di Sumatera terpilih. Walau sekarang belum terwujud, tapi dari situ saya tahu ada yang penting yang perlu dikembangkan di Bengkulu agar provinsi ini maju,” urai Riri Damayanti.
Wakil Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Bengkulu ini bersyukur kalau setiap Cakada bisa menyadari hal ini.
“Minyak bisa habis. Juga gas. Juga emas. Dan yang lain-lain. Tapi hasil laut selama pengelolaannya bagus, nggak habis-habis. Jadi saya rasa soal-soal ini lebih penting dieksplorasi ketimbang berasal dari suku apa calon si A dan si B,” papar Riri Damayanti.
Wakil Ketua Umum BPD HIPMI Provinsi Bengkulu ini menambahkan, teknologi luar untuk mengembangkan potensi maritimnya kini semakin canggih.
“Sementara di sini masih ribut soal alat pancing, di luar sana orang sudah pakai kapal sebesar gedung megah untuk menangkap ikan di luat terdalam. Mudah-mudahan suara kegelisahan ini didengar,” tukas Riri Damayanti.
Wakil Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Bengkulu menekankan, ada begitu banyak kebutuhan untuk memetakan bagaimana gagasan pembangunan kemaritiman dapat terwujud sehingga tidak hanya sekedar jargon dan simbol.
“Bagaimana anggarannya, bagaimana orientasi pembangunannya, bagaimana tata kelolanya, bagaimana strateginya dan lain sebagainya. Dari satu segi ini saja sudah begitu banyak waktu yang habis. Sekali lagi mari fokus dengan gagasan, bukan dengan kesukuan,” demikian Riri Damayanti. [Muhammad Qolbi]
Sumber : PendomanBengkulu.com