Tidak terlalu terasa waktu lima tahun berakhir, pesta lima tahunan rakyat (Pemilihan Umum) Presiden, Legislatif dan pemilihan Bupati/Walikota dan Gubernur Kepala Daerah (pesta demokrasi), berlangsung seluruh Indonesia termasuk Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi.
Tahun ini akan berlangsung, September 2024 jika jadi berubah dari, 27 Nopember 2024 oleh pemerintah RI.
Khusus Daerah Kerinci, “Butuh Kepala Daerah yang tangguh, kuat Anti praktik Kolusi, Korupsi dan Nepotisme, dan faham potensi daerah, yang harus dikembangkan” tidak batas mampu memenangkan (merebut) kursi bupati/ kepala daerah), apa lagi batas “jadi rajo-rajo” kecil, “diktator” daerah.
Sejak praktik pemilihan langsung ditangan rakyat, buah dari Reformasi tahun 1998 silam, Kerinci sudah tiga kali melaksanakan Pilkada (Pemilihan kepala daerah), 2009-pertama dimenangkan Murasman menggantikan Fauzi Si,in dengan masa jabatan 2009-2014.
Lima tahun kepercayaan diberikan rakyat pada Murasman, putra terbaik Kerinci asal “Tigo Luhah Tanah Sekudung, Siulak” (saat itu), hanya meninggalkan kenangan meletakan ibu kota (pusat) pemerintahan Kerinci di atas punggung Bukit Tengah (diatas bukit), yang “rawan longsor/amblas).
Syukur masih ada catatan peninggalannya yang dikenang masyarakat.
Bagaimana peningkatan kesejahteraan masyarakat Kerinci dalam lima tahun kekusaan Murasman? Praktik KKN, “membara dimana-mana” dan berjalan mulus dibawah kekusaannya.
Kasus yang menonjol saat itu pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), diwarnai mayoritas yang lulus dari tiga desa, mayoritas Siulak Mukai.
Dan mayoritas pejabat di OPD (Organisasi Perangkat Daerah), yang penting orang kita, “(uhang kito)“ Bahasa kental Kerinci mudik dan bersamaan pengangkatan CPNS.
