Kasusnya terungkap atas kerja keras LSM Gema Gugatan Rakyat, pimpinan Zoni Irawan dan dukungan lembaga Independen lainnya, kendati kasusnya tidak berakhir di Pengadilan, alias “mentok ditengah jalan?”
Namun nama LSM Gema Gugatan Rakyat, juga dikenang masyarakat Kerinci sampai saat ini. Dan datanya diberikan kepada penulis Opini ini.
Dugaan kuatnya praktik KKN waktu itu, juga terjadi pada praktik pembebasan lahan masyarakat di Bukit Tengah, berupa Ladang (Kebun) Cassiavera (Kulit manis), Kopi dan tanaman keras lainnya yang dinilai tidak seimbang dengan nilai ganti rugi yang diberikan saat itu?.
Dan kasusnya sempat diperiksa (diproses) di Kejaksaan Tinggi Jambi, namun “terhenti ditengah jalan?” dan tidak diumumkan secara transparan?
Terlepas dari itu semua, kepemimpinan Murasman, dinai banyak pihak lebih baik dari penggantinya, “Adirozal” yang menjabat dua periode 2014-2019 dan 2019-2024, berakhir, 4 Nopember 3023, Ia digantikan Pejabat (PJ) Bupati Kerinci Asraf, sejak 4 Nopember 2023 sampai sekarang pemerintahan daerah Kabupaten Kerinci berjalan baik-baik saja.
Dan tidak terlihat adanya praktik KKN, karena pejabat yang mendukungnya, pejabat yang diangkat dan dilantik Bupati Kerinci sebelumnya, (Adirozal).
Banyak PR : Asraf, sebagai PJ Bupati Kerinci, 4 Nopember 2023 sampai selesainya Pilkada Kerinci dan dilantiknya Bupati terpilih nantinya, “suka-tidak suka” banyak Pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikannya, dalam waktu terbatas (singkat), diperkirakan satu setengah tahun, kedepan.
Asraf, terpaksa kerja ekstra keras “bak mencuci piring kotor habis pesta meriah, perlu kerja keras, kerja ekstra hati-hati agar piringnya selamat dan bersih kembali, tidak terjatuh dan pecah.”
Jika kurang berhati, kelelahan dan tergelincir bisa terjatuh, “piring bisa pecah berserakan” pekerjaan rumah (PR) begitu banyak, kini terungkap satu persatu termasuk hal yang tak perlu terjadi adanya “utang makan hampi satu miliar lebih, ini baru contoh kecil” dan menjadi sorotan masyarakat dan awak media pekan ini,
Dan kasus lainnya tidak tertutup kemungkinan akan terungkap dugaan adanya, “perjalanan dinas fiktif bupati/ staf dan jajarannya yang nilainya disinyalir mencapai miliran, selma ini terbungkus rapi mulai terendus aparat penegak hukum dan Wartawan.
Dananya dikelola Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Kerinci inisial, Nr salah satu pejabat Pemdakab Kerinci terkaya era pemerintahan Bupati Kerinci sebelum Asraf.
Para pemainnya, “pasukan lama” PJ Bupati perlu ekstra hati-hati, dan adanya aset Pemdakab Kerinci yang diduga hilang dari daftar baik tanah maupun kendaraan, diduga nilainya yang lebih tahu, oknum “Nr” masalah yang satu ini jika terbongkar bisa melibatkan barisan panjang, para oknum kepala bidang, kepala bagian diduga bisa melibatkan oknum dari OPD-OPD dibawah binaan bupati Kerinci, (saat itu).
Maka PJ Bupati Kerinci perlu ekstra hati-hati dalam menghadapi banyak Pekerjaan Rumah (PR), “perlu hati-hati” jangan sampai terjebak dalam mencari solusi, jika ada kebijakan yang harus diambil?
Setelah 4 bulan bertugas (mengabdi) sebagai PJ Bupati Kerinci, kendati masalah PR yang harus diselesaikannya, cukup berat dan Kerinci baru saja ter-kena bencana alam dikepung banjir dan longsor. Mungkin ini peringatan dari sang penciptanya, Allah SWT.
Asraf dinilai banyak pihak, “bertangan dingin” mudah menerima kritik, saran, dan masukan dari masyarakat Kerinci.
Itu, “ciri seorang pemimpin berjiwa besar dan berlapang dada?” Alasannya sederhana, otonomi daerah butuh pemimpin lokal yang kuat anti KKN, mengikut sertakan masyarakat dari bawah, mulai dari tahap perencanaan, dan ikut dalam pelaksanaan secara fisik
Masyarakat Kerinci juga banyak yang berharap “jika bisa dan mau Asraf, bisa mencalonkan diri sebagai Balon Bupati Kerinci sampai jadwal dan waktunya, untuk pengabdian bersama membangun Kerinci 2024-2029.
Tentu dengan tidak bermaksud mengabaikan sejumlah nama besar lainnya. Seperti Letkol Darmadi, dan lainnya.
Kerinci butuh Bupati/ Kepala daerah “Bupati Tangguh, Kuat Anti KKN-Paham Potensi Daerah” untuk dikembangkan, guna mengatasi krisis ekonomi di Kerinci, yang berjulukan, “sekepal tanah surga” yang harus dirawat, dijaga dan dimanfaatkan, dari anugerah pemberian tuhan, yang maha agung dan segalanya.
Dalam tahun politik ini, Kerinci akan ikut Pilkada serentak sama dengan daerah lainnya, akan memilih dan melahirkan Bupati/ kepala daerah (pemimpin) Kerinci lima tahun kedepan 2024-2029.
Dengan harapan melahirkan pemimpin yang kuat, mampu anti praktik KKN, dan memahami potensi Kerinci untuk dikelola secara benar, jujur dan profesional guna kesejahteraan masyarakat Kerinci, bukan kelompok, individu, keluarga dan anak beranak, bupati dan wakil bupati kedepan.
Nah,…kita perlu melihat pembangunan Kerinci selama sepuluh tahun yang dikelola, Adirozal (mantan Bupati Kerinci) dua periode menggantikan Murasman. Harapan masyarakat (saat itu) lebih baik, lebih sejahtera?.
Setelah Pilkada 2014 dan Adirozal dengan segala janjinya termasuk proyek tanpa “fee” tes CPNS geratis, sempat menggugah harapan masyarakat.
Tapi kenyataannya justru “bertolak belakang, ada yang mensinyalir lebih parah dari pendahulunya.
Soal fee proyek sebelum lelang sudah dibayar sesuai persentasi yang diminta, jika tidak jarang yang menang lelang murni (bersih) termasuk tim sukses ada istilah “ring satu dan dua” kasus fee proyek ini sudah berulangkali di demo PMII Kerinci, LSM dan sejumlah organisasi lainnya, “mentok ditengah jalan” dan demo soal fee sampai ke Jati Jambi, juga mentok.
Dan tak pernah diumumkan, apakah tidak terpenuhi barang bukti, menjadi alat bukti yang sah.
Tes CPNS (ASN), ada yang sudah lulus gagal di SK-kan, juga tak jelas alasannya, semuanya disemukan?
Selama dua periode lk 10 tahun, hanya berjalan 2015-2016, masih berjalan tanpa fee, namun setelah itu sampai tahun 2023 sebelum Adirozal selaku Bupati Kerinci turun dari jabatannya, kasus fee memanas di Kerinci, bahkan Demo oleh LSM Semut Merah di Kejati Jambipun, tak jelas penyelesaiannya sampai saat ini?