KERINCI, BEO.CO.ID – Maling (Pencurian) Kayu Manis (Casiavera), Kulitmanis dalam bahasa Kerinci, kian merajalela, telah meresahkan ribuan petani Kayumanis di Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi. Dampak paling pahit bagi petani, hancurnya sistem perekonomian warga dari Kayumanis yang gagal mereka panen, setelah bertahun-tahun membesarkan, merawat dan menunggu, habis dirampok maling dalam waktu satu malam.
Mengganasnya para pelaku pencurian (maling) Kayumanis disejumlah desa dan kecamatan dalam daerah Kabupaten Kerinci sudah berlangsung puluhan tahun dan kian ganas sejak tahun 2022, 2023, 2024 dan terkini 2025, ironisnya tak satupun yang terungkap (berhasil) ditangkap, soalnya pelaku lebih hebat dari pemilik Kayumanis dan masyarakat luas serta aparat kamtibmas (ketertiban dan keamanan masyarakat).
Puluhan korban pencurian Kayumanis di Desa Sungai Batu Gantih, dan Sungai Batu Gantih Hilir dan desa tetangga lainnya dalam wilayah 11 desa dimudik, terdiri dari Siulak Tenang, Sungai Batu Gantih Hilir, Sungai Batu Gantih, Simpang Tutup, Suko Pangkat, Sungai Betung, Air Betung, Sungai Batung Mudik (jalur kanan) dari Simpang Tutup, Kecamatan Gunung Kerinci, Kabupaten Kerinci, Jambi, mereka tidak melaporkan secara resmi kehilangan Kayumanis ke Polsek (Polisi Sektor) Kecamatan Gunung Kerinci, kata sumber kompeten media ini di Polsek setempat, beberapa waktu lalu.
Menurut sumber itu, kendati telah ditulis dan dilaporkan sejumlah mediaonline, cetak dan televisi, namun laporan resmi korban justru tidak ada ke Polsek Gunung Kerinci.
Kehilangan Kayumanis, juga sering terjadi di Desa Tanjung Genting, Tanjung Genting Mudik dan Sungai Gelampeh, juga tidak ada laporan resmi kehilangan ke kantor Polsek Gunung Kebinri, tak heran polisi tidak bisa bertindak, karena tidak ada laporan dari masyarakat pemilik Kayumanis, ujar sumber, yang dilindungi Identitasnya.
Korban terkini pencurian Kayumanis, Mogal Anggara warga Dusun Siulak Deras, Kelurahan Siulak Deras, menjelaskan pada Syafwandi Depati Intan, yang menghubungi korban dirumah kediamannya, 15 Februari 2025 sekitar pkl 15.19 WIB sore.
Kulit Manis diladangnya berlokasi diperladangan perbatasan antara Desa Suko Pangkat dengsan perladangan Perbatasan Perladangan Bukit Sungai Betung Hilir.
Berikut nama-nama korban pencurian Kayumanis : 1. Mogal Anggara, sebanyak 11 batang. 2. Hendri, 4 batang. 3. Halidi, 1 batang, ukuran isi perbatang 50 kg, dalam keadaan ditebang. Sedangkan 15 batang lainnya hanya dikuliti pelaku, lebih kurang 2 meter dari tanah.
Saat dihubungi Secara Terpisah di Bukit Siulak Tenang Keterangan Suki, warga Desa Siulak Tenang dihubungi Minggu lalu menjelaskan,terjadi korban Pencurian Kulit Manis, milik Kades Siulak Tenang, Badurami sebanyak 10 Batang, dan di ladang tetangga lainnya 11 batang, papar Suki.
Begitu juga di Desa Sungai Batu Gantih terjadi pencurian Kayumanis di malam tahun baru 2025 dan dalam bulan Februari tahun 2025,” Korban Pencurian Kulit Manis Terjadi di lading, Sulpahmi 65 Batang, Pitros 25 Batang, Roli 35 Batang. Siapa pelakunya belum diketahui, (Orang Tak dikenal)?.
Kepala Polisi Sektor (Ka. Polsek) Gunung Kerinci IPTU Alti Irawan, SH, saat dihubungi pekan lampau tidak berada ditempat, sumber mengatakan lagi DL (Dinas Luar), sejauh ini belum terkonfirmasikan secara independen.
Namun salah satu anggota Polsek setempat (9 / 2 / 2025) sekitar pkl 17.45 WIB sore, mengatakan “ kami menunggu laporan kalau ada dari Masyarakat yang Kecurian Kulit Manis Segera kita tindak lanjut kerenah Hukum, tidak akan kita kasih Ampun Terangnya.
Secara terpisah Hasan Basri, SH.MH saat ditemui disebuah waraung di Kota Sungai Penuh, (10/ 2/ 2025) sekitar pkl 13.45 WIB, mengatakan jika korban pencurian Kayumanis kerugian diatas Rp 10. 000, 000- Juta Keatas, tidak boleh diselesaikan secara Adat Desa maupun Perdamaian antar pribadi dalam desa saja tegasnya.
Karena Perdamain diatas kerugian 10 Juta bukan Ranah UU, sebab hal seperti Ini menentang Hak masyarakat untuk memberi laporan Pengaduan kejejak Hukum, hal ini sangat bertentangan dengan UUD 1945 jelasnya.
Pada11 Februari 2025 sekitar Jam 18: 30 WIB Wartawan Beo Co Id meminta pendapat “Pak Arif” tokoh Adat Sesepuh desa Simpang Tutup dikediamannya menjelaskan keluarganya (menantu beliau, dan Keluarga yang berladang Lokasi Simpang Tutup) juga jadi korban pencurian Kulitmanis sebanyak 45 Batang, Belum diketahui pelakunya.
Dan saya pernah dengan informasinya, nama “Zainal” asal Simpang Tutup, yang menikah di Sungai Batu Gantih, jadi tersangka pencurian Kayumanis
Tapi penyelesaian hanya berdamai saja. Kini Zainal, menetapo di Sungai Batu Gantih Hilir.
Sejak terungkapnya kasus pencurian, Kulit manis milik Sulpahmi, yang dicuri oleh “Zainal dan anaknya” dengan penyelesaian damai di desa, dan membayar denda Rp10 juta, bersama pelaku lainnya, pencurian dan perampokan Kayumanis kian meraja lela sampai sekarang. Seharusnya berangkat dari kasus ini, akan mampu mengungkap, “geng” pencurian Kayumanis di Desa Sungai Batu Gantih dan sekitarnya.
Dan korbannya sudah puluhan orang dan puluhan bidang dan ratusan batang, bahkan bisa mencapai ribuan batang jumlahnya, Kulitmanis di curi para pelakunya. Karena didamaikan, hingga pelaku kian nekad melakukan kejahatan sampai saat ini, sebagaimana telah diberiata berulangkali Mediaonline.BEO.co.id, belum ada pelakunya diproses secara hukum. Baru batas damai di desa jelas sejumlah korban pencurian.
Yang berpendapat sangat tidak setuju berdamai dengan para pelakunya. Justru korban Sulpahmi, berdamai dengan Zainal Cs, dan sama sekali tidak membuat efek jera. Seharusnya kasus itu diselesaikan secara hukum di serahkan ke Polisi, tegas sumber
(BEO.co.id / *** /Gudi /Sydi).
