KERINCI, BEO.CO.ID – Di Kabupaten Kerinci, Prov. Jambi, sudah tidak aneh lagi, jika pekerjaan pengaspalan (hotmix), berumur pendek bahkan ada yang tak sampai seumur jagung sudah rusak kembali. Dan tak akan dipersoalkan oleh aparat terkait dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kerinci. Pekerjaan seperti itu hal yang lumrah, silakan saja masyarakat mengeluhkannya.
Apa lagi masyarakat mau berharap aparat penegak Hukum akan turun kelapangan. Sudah banyak lokasi kegiatan selama periode pertama Adirozal, menjabat Bupati Kerinci 2014-2019 dan kini periode kedua 2019 2024, sudah memasuki tahun ketiga nyaris tak ada pekerjaan Jalan Kabupaten yang sudah dikerjakan bermutu baik (sesuai dengan rencana umur bangunan), minimal lima tahun. Apa lagi Hotmix. Dan kebanyakkan baru enam bulan sudah hancur kembali.
Ini terbukti pada pekerjaan Link Jalan Desa Siulak Kecil Hilir-Padang Jantung Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci di keluhkan warga soal kualitas (mutu) pekerjaan yang sangat diragukan kualitasnya. Dan akan berdampak pada ketahanan fisik. Bayangkan baru saja selesai dikerjakan sudah bergelombang, (tinggi-rendah-red), dengan kata lain membentuk cekung dan cembung.
Pekerjaan ini, hasil dari karya CV. GELORA BANGUN UTAMA, dengan nilai Kontrak Rp.404.540,000,- sumber dana alokasi umum (DAU) APBD Kerinci 2021 (Uang Rakyat Kerinci), dengan tanggal kontrak 12 Agustus 2021. Melihat hasil kerja dari pihak perusahaan, sulit dicapai azas manfaat sebagai tujuan akhir pembangunan, sesuai rencana umur bangunan.
Menurut Mh, 50 tahun salah satu warga setempat, kepada Jurnalist Beo.co.id, mengatakan “didepan rumah saya dikerjakan asal-asalan, penghamparan aspalnya tidak merata dan langsung ditaburkan material Pasir tanpa dipadatkan (secara merata), ujarnya.
Masih menurut Mh, saya dan masyarakat didesa ini sangat perihatin dengan cara kerja pihak perusahaan dan hasilnya silakan lihat sendiri, tandasnya pada Beo.co.id, yang melakukan chek and richek kelapangan, (6/9/2021) lalu.
Melihat hasil pekerjaan CV GELORA BANGUN UTAMA, diperkirakan tidak akan bertahan selama enam (6) bulan kedepan, sudah mengelupas. Kondisi yang ada saat ini sudah bergelombang (tinggi dan rendah).
Dikatakan Mh, volume pekerjaan pun tidak tercantum pada papan Merk (papan Nama Kegiatan). Dan CV GELORA BANGUN UTAMA, bekerja lebih kurang 4 (empat) hari dijalan link Siulak Kecil Hilir- Padang Jantung, Kerinci. Dapat dibayangkan, empat hari kerja sudah selesai ujarnya.
Hasil Investigasi lapangan Jurnalis Beo.co.id, 6 September 2021, Senin, hasil pekerjaan CV. GELORA BANGUN UTAMA, dikeluhkan warga setempat tercatat dari depan rumah sekdes (Sekretrais Desa) Siulak Kecil Hilir masyarakat mengeluhkan hasil pengaspalan rawan kecelakaan karena jalan tersebut dikerjakan dengan ketebalan 12 Cm secara keseluruhan terlihat dari dasar aspal lama tidak dikerjakan dengan hitungan kemiringan maka pengendara roda dua rawan jatuh kata masyarakat setempat yang namanya minta dilindungi.
Dijelaskan warga setempat pemasangan aspal terlalu tipis dan sangat diragukan kualitasnya dan coba pak wartawan lihat sendiri bagian pinggir jalan diinjak saja sudah runtuh.
Ditambahkan Pak Eng, pengaspalan tidak merata ada sebagian yang tidak di kerjakan. Saat saya pertanyakan dengan pekerja dilapangan disini memang tidak di kerjakan di depan salah satu Bengkel sekitar 30 Meter ini dipindahkan volumenya ke lokasi lain kata Pak Eng, menirukan ucapan dari pekerja lapangan, dipaparkan pada Beo.co.id. Kemana volume dipindahkan juga tidak diketahui ?.
Ketua DPD II LSM Petisi Sakti, Iwan Efendi (40 th) turun Investigasi ke lapangan pada link jalan Siulak Kecil Hilir-Padang Jantung, Iwan dkk menyanyangkan sekali pekerjaan jalan Siulak Kecil Hilir- Padang Jantung dengan kegiatan penyelenggaraan jalan kabupaten /kota yang dikerjakan “asal jadi.”
Ditegaskan Iwan, sudah seharusnya rekanan yang bekerja di lapangan sesuai dengan juklak (Petunjuk Pelaksanaan) dan Juknis (Petunjuk Teknis) agar tercapainya azas manfaat, karena pembangunan ini adalah uang dari pajak rakyat.
Jalan Link Siulak Kecil Hilir-Padang – Jantung, berada tak jauh dari pusat Pemerintahan Kabupaten Kerinci Bukit Tengah, masih berada dalam Pusat Kota (Ibu Kota Kerinci), dan tak jauh dari tempat tinggal pribadi Bupati Adirozal, Desa Koto Beringin Siulak. Ini, pekerjaan yang tak jauh dari mata Bupati Kerinci, dan bagaimana dengan yang jaraknya ada yang 40 s/d 60 km, bisa dibayangkan kondisi riil fisiknya dilapangan?.
Dari keterangan dan data dihimpun dugaan rendahnya mutu (kualitas) hasil pekerjaan pihak perusahaan, masyarakat tidak bisa menyalahkan perusahaan, soalnya di PUPR Kerinci masalah Jalan ditangani Bidang Bina Marga, dan ada pengawas lapangan yang ditugaskan melakukan pengawasan.
Dan konon kabarnya pihak perusahaan dapat pekerjaan bukan gratis, nota benenya berkaitan dengan “setoran uang fee” pada oknum tertentu, yang setiap tahunnya menjadi beban rekanan kontraktor. Dan itu sudah bukan berita baru ditengah masyarakat jasa konstruksi. Bukti hitam diatas putih (tanda terima) memang tidak ada. Jika pun diperiksa oleh aparat berwenang, bisa lolos dari tuduhan, jelas sumber yang layak dipercaya.
Dan sejumlah kasus besar lainnya ternyata lolos dari jeratan Hukum. Apa lagi pengawasan dari dewan Kerinci, “memang rendah dan tidak serius berkaitan dengan kegiatan fisik proyek, soalnya sejumlah oknum dewan Kerinci, terlibat bermain proyek.”Dan tidak akan berani dengan Bupati Adirozal, seperti kasus RS di Siulak Deras Mudik. (***/mhn).