KERINCI, BEO.CO.ID – Masyarakat Desa Simpang Tutup, Kecamatan Gunung Kerinci, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, ramai-ramai tolak hasil Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Simpang Tutup, yang berlangsung serentak di 153 desa, 6 April 2021, Kerinci, Jambi.
Kades terpilih, Efrizal No. 4, Petahana, memperoleh 183 suara disusul lawan tangguhnya Andrijal, memperoleh 180 suara. Selisih tiga angka ini dinilai masyarakat diperoleh secara curang oleh panitia dan itu sudah dibuktikan dipanitia tingkat kecamatan dikantor Camat Gunung Kerinci, Siulak Deras.
Namun, proses gugatan yang ditangani panitia tingkat Kabupaten Kerinci, oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dan Asisten 1 Bidang Pemerintahan, sudah empat bulan berjalan prosesnya, Bupati Kerinci DR.H Adirozal, MSi bersama panitia, belum mengeluarkan keputusan. Apakah PSU (Pemilihan Suara Ulang), atau membatalkan hasil Pilkades, dan atau melantik yang menang, juga tidak dan terkesan “sengaja diambangkan” hingga, pdahal masyarkat menunggu hasilnya secara pasti, kata Tokoh pemuda Simpang Tutup Dice Irawan, 30 tahun, kepada Beo.co.id (16/7/2021), di Sungai Batu Gantih, Kerinci.
Sejak, 6 April 2021 Pasca Pilkades terjadinya perpecahan di tengah masyarakat pro dan kontra hingga membentang garis pemisah silahturahmi antar pendukung Andrijal nomor urut 1 dengan perolehan suara 180 dan Efrizal 183, nomor urut 4. Jelas Dice Irawan, menjelaskan pada Wartawan Beo.co.id.
Kini situasi perpecahan itu kian jelas,191 masyarakat Desa Simpang Tutup menggalang tanda tangan tidak terima hasil Pilkades 6 April 2021 karena terindikasi kecurangan oleh panitia Pilkades yang di ketuai oleh Kamarun Zaman, ujarnya.
Dijelaskan Dice, masyarakat Simpang Tutup terusik rasa aman dan tenang karena belum mendapatkan hasil mediasi Pilkades dari tingkat kecamatan dan kabupaten kerinci sampai hari ini, ungkpnya.
Dice mengatakan yang didampingi oleh saudara Andrijal dkk sangat terasa setelah Pilkades terputusnya silahturahmi ditengah masyarakat seperti adanya acara hajatan dan kematian masyarakat Simpang Tutup sudah tidak seperti yang dulu saling berkunjung antara satu sama lainnya.
Diterangkan Dice baru-baru ini, (8/7/2021) rumah ladang orang tua kami Jamalis dibakar oleh oknum tak bertanggung jawab kerugian diperkirakan lebih 5 juta rupiah ini diduga ada kaitannya dengan sengketa Pilkades di Simpang Tutup namun kita belum mendapatkan kepastian siapa pelakunya?.
Jauh diterangkan Dice peristiwa ini terjadi (8/7/2021) bayangkan Kamis siang di kawasan Perladangan Gunung PUA, kami kata Dice belum memberikan laporan kepada pihak yang berwajib dikarenakan tidak mau memperbesar dan memperuncing masalah.
Ditempat terpisah SR (50th) salah satu warga Simpang Tutup, menegaskan hendaknya pemerintah dalam mengambil keputusan sengketa Pilkades harus betul-betul melihat kebenaran dengan pedoman peraturan bupati (perbup) dan perda (peraturan daerah) yang ada. “Jangan nyimpang-nyimpang dari peraturan yang ada, jika mau damai, aman dan nyaman”
Sementara itu salah satu warga lainnya SR, menegaskan jangan sampai ditumpangi oleh kepentingan-kepentingan birokrasi baik di tingkat desa, kecamatan,dan kabupaten kemana lagi kami mengadu kata SR kalau pemerintah sudah membungkus sebuah kesalahan dijadikan kebenaran.
Keterangan lain dijelas Safni (32th), mengatakan “harapan kami sebagai masyarakat awam jangan sampai sengketa Pilkades kesalahan yang dilakukan panitia di desa dibungkus rapi oleh panitia kecamatan, begitu pula kesalahan di tingkat kecamatan di peti eskan oleh panitia kabupaten hingga sebuah kebenaran sulit dicari.
Dari pengamatan Wartawan Beo.co.id, liputan Bengkulu-Jambi, berdasarkan data yang disampaikan tim Andrijal, semua data pelanggaran sudah disampai dalam surat gugatan, terlampir bukti-bukti jelas dan terang. Tinggal lagi pertimbangan akhir panitia tingkat kabupaten Kerinci, keputusan apa yang akan diambil?.