spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

MTQ 53 Jambi di Danau Kerinci, “EO dan Oknum Raup Keuntungan?”

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Laporan: Yelli Naiti Wartawati BEO.co.id-

Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Propinsi Jambi ke-53 tahun 2024 yang resmi dibuka Gubernur Jambi, H. Al Haris Jumat (20/9/2024) bertempat di Dermaga Danau Kerinci, mencatatkan kenangan manis bagi tim dan peserta MTQ dari 11 kabupaten / kota, yang menempati nomor urut sau, dua dan tiga, dan yang masuk 5 besar, selebihnya harus banyak belajar dan meningkatkan latihan untuk masa yang akan datang.

Dan menarik disimak, momen itu juga jadi “sarang mafia oknum dari Organisasi; Event Organizer, dan oknum pejabat Pemdakab Kerinci” diduga meraup keuntungan pribadinya, dari hasil penjualan Lapak diluar batas, sedangkan yang masuk ke PAD (Penghasilan Asli Daerah), sesuai harga ditetapkan Rp400 ribu tenda warna biru (siap pakai) dan Rp 500 ribu Lapak tanpa atap (penutup), mau tidak kehujanan bawa dari rumah masing-masing.

Ironisnya tenda Biru dilengkapi penutup, justru dijual lebih mahal Rp100 ribu ke pedagang Kecil dengan nilai Rp.500 ribu, tempat usaha (jualan) Lapak yang disiapkan Perindag Kerinci, menjadi bajakan para oknum di “EO dan oknum Pejabat di dinas terkait” meraup keuntungan pribadi.

Seharusnya MTQ ini di manfaatkan untuk membumikan Nilai-nilai Alquran (nilai Agama) namun sangat di sayangkan MTQ ini malah di manfaatkan untuk meraup ke untungan besar pihak tertentu disinyalir bermental rakus. Seharusnya Asraf PJ Bupati Kerinci, mengingatkan tindakan para oknum mulai dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan” demi menjaga nama baik Kerinci kedepannya, karena peserta UMKM dan pengunjung para pedagang datangnya dari luar Kerinci.

Dari hasil pantauan gabungan (tim) “Media Beo.co.id, Media Investigasi Pers Media Sergapreborn dan LSM Fakta, kami mendapat informasi dari pedagang di Area MTQ Danau Kerinci. mahalnya harga Lapak/Stan, tempat usaha (jualan) UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah).

UMKM, adalah program langsung dari pemerintah pusat, guna menghidupkan perekonomian masyarakat, terutama pemodal (usaha Kecil), pemerintah daerah melalui Dinas Perindustrian Perdagangan dan UMKM, yang kekuatan pemodalannya hanya puluhan juta rupiah, jika meningkat dengan jumlah bisa mencapai Rp350 juta. Sedangkan menengah bisa mencapai tiga sampai lima miliayr kebawah, sangat tergantung kemampuan dan hasil kemajuan yang dicapai, dengan kinerja baik dan professional.

Dari keterangan Redo dari Event Organizent, saat di konfirmasi melalui telephon sellulernya dia mengakui dirinya sebagai Event Organizer (EO) Penyediaan Pelaksanaan untuk pameran, Redo juga menyampaikan bahwa tenda yang berwarna Biru Putih itu disewakan oleh Dinas Pariwisata Kerinci, pak Usman sebagai UPTD Unit Pelaksanaan Teknis Daerah).

Dan disewakan seharga Rp.400 kepada mereka (pihak ke tiga), mereka menyewakan lagi pada pedagang yang ada di Arena MTQ di Dermaga Danau Kerinci. UPTD yang dijabat Usman dari Dinas Pariwisata, Kerinci juga bertindak sebagai pengawas, sudah seharus menerapkan pengawasan secara benar. Bukan pembiaran justru sewanya ada yang sampai Rp2, 5 juta s/d Rp7 juta pengakuan pedagang kepada Tim Media dan LSM.

Artinya dari tangan ketangan, ujungnya menghasilkan sebanyak mungkin uang untuk kepentingan pribadi para oknum yang terlibat ?

Mencari uang lewat kegiatan boleh-boleh saja, tapi tidak berlebihan, dan disesuaikan dengan kondisi yang ada dilapangan. Ini pembinaan terhadap UMKM (Usaha Mikro Kecil & Menengah), tidak boleh diperlakukan demikian, menghindari kematian usahanya.

Informasi yang kami dapat dari Pedagang atau Penyewa Lapak di Area MTQ di Danau Kerinci, Stan/ Lapak (tempat jualan) di sewakan pada pedagang dari Awal pembukaan MTQ 20/9/2024 sampai selesai (selama satu minggu) dengan Nilai yang bervariasi  dari Rp.7 Juta, Rp. 5 Juta, Rp.2,5 juta, Rp. 2 Juta hinggan Rp. 500/ lapak (satu tempat jualan).

Sedangkan yang harga Rp. 500 ribu/ lapak itu cuman nyewa tempat saja, tendanya di bawa sendiri oleh pedagang (penyewa).

BACA JUGA :  Jangan Ada Penggelembungan Suara, Hasan Basri Minta Seluruh Tim 03 Kawal Suara Monadi - Murison

Menurut sumber yang kami lindungi namanya Total Stan/ Lapak yang ada di Acara MTQ  di Dermaga Danau Kerinci. Total 90 Stan/Lapak yang di sewakan oleh EO kepada pedagang, 30 stan punya EO dari Jambi dan yang 60 stan lagi punya Lokal termasuk stan dari Dinas  Pariwisata Kerinci 18 Stan. Praktih mafianya hampir sama.

Saat di Konfirmasi melalui WAnya Usman Bidang UPTD Kerinci, Dinas Pariwisata, mengakui bahwa tenda itu di pihak ke tigakan se-harga Rp. 400, asli dari dinas.

Itu pihak ketiga makai tenda Pariwisata, termasuk upah masang, upah angkut, dan tidak semua tenda yang terpasang di Danau di berikan kepada saya, itu khusus tenda Pariwisata Warna Biru Putih ungkap Usman.

Untuk kebenarannya (24/9/2024) kami (Tim) mendatangi Dinas Perindag untuk menemui Kadisnya, tidak berada ditempat. Menurut stafnya menyampaikan pada Tim “pak Kadis” lagi cuti buk, ada urusan keluarga, jelas sumber daristaf tersebut.

Dan kami mencoba menghubungi Kabid Perdagangan, “Zeko Pernandes Putra” melalui Whasaapnya dan di telpon tidak di angkat dan pertanyaan lewat WA pun, juga tidak di balas.

Menurut keterangan dari Herlius sebagai kabag Kesra dan Kepala Kemenag Pahrezal saat di Konfirmasi di IAIN Kerinci, terkait dengan Pedagang-pedagang, UMKM / Lapak semua mengarah ke Dinas Disprindag atau di siapkan oleh Disprindag ungkapnya dan khusus untuk tenda-tenda semua di sewakan sudah kesepakatan bersama.

Terkait dengan EO (Event Organizer) diperoleh kabar  Disperindag Kerinci mempunyai EO tersendiri.

Menurut sumber kompeten Tim media dan LSM, Ketua Panitia MTQ Ke-53 adalah Ibu Linda Martiana, yang juga menjabat Asisten I di Pemdakab Kerinci, yang ditunjuk PJ Bupati Kerinci untuk mensukseskan acara, agar tidak terjadi praktik yang tidak sehat.

Linda, yang dihubungi melalui WATSAPPWEBnya, tidak menjawab (membalas) tak heran, dalam laporan ini belum ada keterangan resmi Panitia, mewakili PJ Bupati Kerinci.

Oknum Wartawan Terlibat:  Kian menarik disimak soal kasus Mafia jual Lapak di acara MTQ53 Propinsi Jambi di Dermaga Danau Kerinci, pihak EO (EVENT ORGANIZER) dari Jambi, diduga terlibat dalam pengelolaan Lapak Warna Hijau-Putih pada acara tersebut, mengadakan kerja sama dengan oknum Wartawan dari salah satu Mediaonline sebagai pasilitasi dengan Wartawan yang meliput kegiatan. Untuk melakukan koordinasi, bukan melarang Wartawan memberitakan kegiatan, apa adanya sesuai kondisi dilapangan.

Sergapreborn, sebuah media terkemuka, melaporkan dengan judul mencolok, Sewa Lapak Pedagang UMKM Stan MTQ ke-53 Prov.Jambi Diduga Jadi Ajang Korupsi. Berikut petikan berita, dikuitf sebagian dari isinya. Dugaan keterlibatan oknum Wartawan, sudah dilaporkan Media Sergapremborn. Menulis ada oknum wartawan, dalam kegiatan itu.

Keterangan dari oknum aktivis dan wartawan inisial MJ yang terlihat selalu berada di lokasi wartawan dan LSM menyebutkan bahwa EO MTQ adalah Redo orang yang sama pada saat MTQ di kota Sungai Penuh.

Namun saat diminta nomor telepon Redo, MJ tidak mau memberikan, diduga sebagai backup untuk mengatasi wartawan dan LSM yang hadir, dan merupakan juga kaki tangan EO.

MJ mengatakan dengan bangganya kepada tim awak media bahwa tidak akan bisa mendapatkan bukti apapun disini terkait sewa tenda karena sudah ada contoh MTQ Kota Sungai Penuh yang dilaporkan salah satu LSM sampai sekarang tidak berhasil.

Redo saat dikonfirmasi melalui telepon seluler, hari Selasa, 24/9/2024 terkait posisinya dalam pelaksanaan MTQ tersebut sebagai apa, mengatakan bahwa memang benar dia sebagai EO pelaksana MTQ dan juga terlibat dalam sewa tenda untuk para pedagang UMKM.

BACA JUGA :  Jangan Ada Penggelembungan Suara, Hasan Basri Minta Seluruh Tim 03 Kawal Suara Monadi - Murison

Untuk tenda yang dipasang ada bawaan dari EO dan ada juga 18 tenda milik Pemkab Kerinci yang disewa di dinas Pariwisata dengan harga sewa Rp 400.000.00,- yang dibayarkan ke Usman Kepala UPTD Pariwisata Kerinci, oleh EO disewakan ke pedagang UMKM sebesar Rp 3.000.000.00,-2.000.000.00,-

Lalu Awak media menanyakan fungsi dan tugas MJ oknum wartawan dan LSM yang selalu hadir di lokasi MTQ.

Di dapat jawaban bahwa MJ mengajukan diri untuk membantu Redo, dan merasa bisa mengatasi wartawan dan LSM dan MJ ada menitipkan beberapa pedagang kepada Redo untuk mendapat lapak di stand UMKM dan diduga MJ akan mendapatkan komisi dari pedagang tersebut.

Sikorman aktivis LSM Fakta angkat bicara, “Kami hadir saat Kabag Kesra Kab Kerinci selalu PPK MTQ dan dipertegas juga oleh Kakan Kemenag Kab Kerinci menyampaikan bahwa, EO MTQ setelah kontrak hanya khusus menyiapkan pelaksanaan MTQ, sarana kegiatan perlombaan, arena stand tenda pameran dan EO itu tidak berwenang untuk mengatur kegiatan pedagang UMKM. Kegiatan UMKM langsung di Dinas Perindag

Dalam acara besar ini harusnya bisa bermanfaat membantu perekonomian masyarakat seperti pedagang UMKM lokal, ini justru kami lihat pedagang UMKM secara umum mengeluh besarnya tarif sewa tenda dan lapak apalagi yang dapat posisi di belakang sepi pengunjung. Banyaknya pedagang UMKM bawaan EO yang menempati posisi depan diduga menambah derita kerugian pedagang lokal.”

“Lemahnya pengawasan Panitia pelaksana Kab.Kerinci, membuat adanya oknum-oknum yang memanfaatkan keadaan dan jabatan. Diduga Dinas Perindag Kerinci, Dinas Pariwisata Kerinci bekerja sama EO untuk mengatur dan menarik sewa tenda dan lapak yang mahal kepada pedagang UMKM.”

“Sesuai keterangan dari PPK MTQ ke-53 bahwa EO itu tidak berwenang untuk mengatur kegiatan pedagang UMKM, kegiatan UMKM langsung di Dinas Perindag.

Dilokasi justru tim EO dan ada oknum wartawan/LSM terlihat sangat aktif mengurus masalah pedagang UMKM.

Kami mensinyalir Dinas Perindag dan Dinas Pariwisata hanya menerima bagian dari besarnya sewa  tenda dan lapak dari EO diluar nilai PAD yang akan disetor tanpa mengetahui kondisi dilapangkan. Kami minta Pj Bupati dapat menyikapi hal ini dan mengevaluasi lagi kegiatan yang menggunakan EO.”tegas Sikorman.” Demikan tulis Sergareborn, dikutif kembali.”

Dalam pengamatan Jurbalist BEO.co.id dan Tim, Wartawan tidak boleh mencampur adukan tugasnya, dengan kegiatan lainnya karena bertentangan dengan 11 Poin Kode Etik Jurnalistik (KEJ), Wartawan Indonesia.

Kenyataan yang terjadi dalam kegiatan penjualan Lapak yang disiapkan oleh Dinas Perindag Kabupaten Kerinci. EO, diduga terlibat, pengawasan dari Dinas Perindag Kerinci tidak berjalan, jika ada oknum Wartawan yang mau mencampur adukan tugasnya dengan bisnis, lebih memilih berhenti jadi Wartawan, tekuni bisnis saja.

Karena tugas pokok Wartawan, Pertama menyampaikan segala bentuk perkembangan dan kemajuan pembangunan, dan masalahnya. Kedua menyampaikan segala bentuk berita Budaya, Sastra, dan Hiburan. Dan ketiga, melakukan Kontrol Sosial dan Sosial Kontrol tanpa batas.

Jadi posisi MJ, yang ditulis Sergapreborn, memang bertentangan dengan KEJ dan Tugas Wartawan yang diatur dalam UU No.40 tahun 1999 tentang Pers. Dan 11 Pois Kode Etik Jurnalistik Wartawan Indonesia.

Tapi ada sumber mengatakan, maka berita ramai keluar dampak dari adanya oknum Wartawan yang minta uang, karena tidak diberi lalu diberitakan.

Dan sempat adu mulut (pendapat) antara “Mj, dengan dua Wartawan.”  Salah satu Wartawan Beo.co.id, “ Yelly Naiti” dikonfirmasikan redaksi membantah keterangan MJ, sampai saat ini satu rupiahpun kami tidak ada mengambil uang dari kegiatan tersebut.

Dan temuan kami memang banyak, itulah yang kami laporkan ke Redaksi, jelasnya.

(BEO.co.id / Eluban RI / Hendry Verdian).

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Kisah Singkat Jurnalis Gudi Podcast Kemenag Rejang Lebong

Tabut Bengkulu (Dokumentasi Yopoyo)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Headlines

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Latest Posts

https://situs-toto.togel.togetherband.org