Puisi, Gafar Uyub Depati Intan
Ketika sepi kau ucapkan, hanya sebuah kata, ya Sepi…
Banyak orang tak merasakan Sepi, karena berada dalam Ketenangan. bukan….bukan dalam kemewahan.
Kadang banyak orang Sepi dalam kemewahan.
Hai… Sepi pergi jauhlah dari hidupku. Cukup aku sendiri, aku belajar tenang dalam kesusahan dan kesulitan.
Aku tahu pertarungan duniawi semakin hebat dan keras. Masih butuh harta, tahta dan wanita. Dan perjuangan hebat, heroik tanpa mengenal lelah. Aku tahu semua itu,….Perjuanganku bukan tanpa hasil? Tapi kecil dimata dan hati banyak orang. Yang kukejar dan ku rebut, tanpa Sepi ditengah keramaian.
Aku gagal mengalahkan rasa Sepiku. Rindu…rinduku masih membara, untuk meraih ketenangan dalam Sepi. Selama ini, aku lupa, bahagia, dengan duniaku. Mungkin aku berdosa dengan caraku. Padamu TUHAN (ALLAh) YANG SATU. Ya, ampun-ampuni
Egoismeku, nafsu laknat, akal (fikiran) yang sering berbohong dan Dusta dalam,….Iya…
Ya Tuhan, hanya bersamamu aku bisa tenang. Segalanya atas kuasa mu, aku tak lebih hambamu yang lemah. Tanpa Kuasamu, aku tak ada apa-apanya ??? Hanya padamu aku bersujud dan bersyukur.
Aku baru sadar, Sepi itu juga anugerahmu. Walaupun aku Sepi ditengah Keramaian, tapi aku senang dan bahagia atas redhoimu.
Engkau telah mewujudkan keindahan, senang, bahagia.
Dan Engkau Ya ALLAH, menghendaki perih, sakit, kecewa, padaku, mungkin pada banyak orang, yang angkuh, sombong, merasa kuat atas kuasanya. Masih banyak kepala-kepala bangga atas dosa-dosanya. Kuat dan berkuasa, menindas atas kuasanya.
Hanya padamu ya ALLAH, berikan aku bahagia walaupun Sepi ditengah Keramaian.
Puisi ini kupersembahkan untuk sahabat, generasiku, Penyair Ulung, Kembara Senja, Prependos, Kidung Perahu Tiris, Kembara Alih Bahsa, Sembilu Rapuh, dan dia yang terzolimi. Aku mohon maaf pada makhluk yang berakal, dan mohon ampun pada engkau Ya ALLAH. ( + _ ).
