KERINCI, BEO.CO.ID – Setelah Asraf SPt.MSi, menjabat PJ Bupati Kerinci, Jambi sejak dilantik 4 Nopember 2023 silam, masa jabatanya sudah berlangsung lebih kurang 7 bulan, menggantikan Dr.H Adirozl, MSi, yang menjabat Bupati Kerinci dua periode. Kondisi riil disejumlah Link Jalan Kabupaten, nyaris tak mengubah keadaan sebagai mana digaungkan dalam Visi dan Misi Bupati Kerinci membangun Kerinci Lebih Baik Berkeadilan (KLB-Berkeadilan), “mana Kerinci lebih baik, mana yang berkeadilan?” sulit membedakan ditangan dua pejabat “penting dan hebat” ini, keduanya putra terbaik Kerinci.
Dan sangat mudah kita temukan hampir diseluruh daerah dalam 18 kecamatan di Kabupaten Kerinci, “kondisi riil jalan membelukar, tidak dilakukan tebas bayang, Siring kiri-kanan Jalan dalam keadaan mati (tidak berfungsi), Jalan berkubang, berlobang-lobang bak membentuk danau-danau kecil?”
Padahal Jalan Kabupaten Kerinci, merupakan jalan vital bagi gerakan percepatan ekonomi masyarakat Kerinci, secara mayoritas masyarakatnya, “Petani Cassiavera (Kayu Manis) / Kulit Manis Bahasa Kerinci), Kopi, Kentang dan Sayur-Mayur.
Jalan Kabupaten Kerinci yang menghubungkan antar desa, kecamatan dan sampai ke-kebun-kebun (ladang) warga, kian ditelusuri Redaksi BEO.co.id dan tim, kian parah yakni Link yang melewati Sungai Jenih, Pesisir Bukit Kecamatan Gunung Tujuh, Kerinci. Kondisi riil dilapngan, kiri-kanan badan jalan tidak dilakukan pekerjaan Tebas Bayang (tebas bersih), Siring / Drainacenya saluran pembuangan air dan limbah dalam keadaan tidak berfungsi?.
Tak heran saat hujan turun, air mengalir (meluap) kebadan jalan dan terjadi Penggerusan, akibatnya jalan cepat hancur bersama aspalnya.
Dan sebagian yang melintasi Sawah Fungsional masyarakat sering dihantam banjir, dan mengancam produksi, akibat limpahan air, bukan pada tempatnya.
Belum lagi menimbulkan longsor, karena Siring kiri-kanan badan Jalan dalam keadaan tertutup. Airnya terbendung dan menguras tanah disekelilingnya, menimbulkan longsor dan banjir kendati kecil tetap merusak lingkungannya.
Ketua DPRD Kerinci, yang tinggal di Desa Sungai Bendung Air Kecamatan Gunung Tujuh Kerinci, diperkirakan berjarak lk 5 km ke Desa Jernih Jaya, Pesisir Bukit, Sungai Keruh sampai ke Danau Tinggi dan sekitarnya, “Pak Edminuddin” sering Silaturrahmi, apa lagi menjelang Pileg, tak mungkin beliau tidak tahu kondisi jalan tidak dipelihara, tidak dilakukan tebas bayang (pembersihan).
Apa lagi menjelang Pimelihan Legislati (Pileg), Februari 2024 lalu, belaiu rajin menemui warga minta dukungan, hingga beliau terpilih untuk DPRD Propinsi Jambi 2024-2029, jelas sejumlah warga yang tidak ditulis namanya, karena ada hubungan keluarga, “tak enak, itu mamak kito jugo” jelas sumber kompeten itu memohon.
Kondisi semakin rawan ini, seharusnya PJ Bupati Kerinci Asraf, SPt. MSi, harus memanggil Kadis PUPR dan Kepala Bidang Bina Marga, Kerinci apakah benar tidak dianggarkan oleh DPRD Kerinci dalam APBD Kerinci, untuk kegiatan pemeliharaan rutin jalan Kabupaten Kerinci 2024?
Dan apa langkah untuk mengatasinya, apa dibiarkan (ditonton) begitu saja. Dan apakah menggerakan gotong royong massal seluruh masyarakat Kerinci, karena tidak punya dana anggaran untuk pekerjaan rutin jalan Kabupaten Kerinci.
Pemerintah daerah dalam hal ini PJ/ Bupati Kerinci, harus berani terbuka pada publik, saat ini dijabat Asraf. SPt. MSi, putra terbaik Kerinci.
Apakah harus menunggu Bupati Kerinci terpilih / dan terlantik 2024-2029 (bupati baru), nantinya.
Sikap PJ Bupati Kerinci dan Pimpinan DPRD Kerinci, sangat diharapkan masyarakat agar jalan Kabupaten Kerinci, harus segera dipelihara, jangan sampai menunggu hancur total, jelas sumber.
Kepala Dinas PUPR Kabupaten Kerinci Maya Fevri handayani, ST, dan Kabid Bina Marga, sampai berita ini diturunkan belum diperoleh keterangan resminya, kenapa pemeliharaan tidak berjalan sebagaiamana mestinya?
Kepentingan masyarakat Kerinci secara menyeluruh selaku pengguna jasa pembangunan harus ada solusi (jalan keluarnya), guna menyelamatkan perekonomian masyarakat Kerinci kedepannya.
Jika ekonomi merosot tajam, dikhawatirkan akan menimbulkan berbagai masalah baru, “sosial kemanusian, Sosial ekonomi, bisa (kelaparan), dan munculnya tindakan Kriminal dan lainnya. ( *** ).
Laporan/ Editor : Gafar Uyub Depati Intan.