Oleh: Muhammad Marhaen Dj.SiB
Kerinci : Masyarakat Desa Sungai Kuning-Pasir Jaya Kecamatan Siulak Mukai, Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi, butuh bukti secara fisik realisasi rehab dan peningkatan jalan didesa mereka, bukan janji tanpa bukti, kata Kades Sungai Kuning Alwi Nadimin kepada awak media ini, disela-sela mengikuti penyuluhan Hukum tentang Anti Korupsi dikantor Bupati Kerinci di Bukit Tengah, pecan lalu.
Masyarakat kesal dengan kondisi jalan yang hancur, sudah menahun lamanya. Mereka melampian kekesalan mereka dan rasa kecewa kepada saya, selaku kepala desa.
Kades Alwi Nadimin, menjelaskan diantara ratusan kades yang hadir dalam acara Hakordia (Hari Anti Korupsi Sedunia) yang dilaksanakan Pemdakab Kerinci, dihadiri kades dan perangkat desa se-kabupaten Kerinci.
Pasalnya kades Alwi, harus melewati perjalanan berkubang dan menghabiskan waktu berjam-jam lamanya menuju Kantor Bupati Kerinci, diibukota Kabupaten di Bukit Tengah.
Disepanjang perjalanan Sembilan kilometre harus turun naik mobil, terkadang kita harus mendorong mobil, begitu warga yang mau memasukkan Sembilan bahan kebutuhan pokok seharinya dan mengeluarkan hasil bumi mereka.
Jadi apapun keluhan dan kegalauan masyarakat harus saya tampung, jika tidak kemana mereka harus mengadukan kondisi yang nyata dan jelas hancur tersebutr, paparnya.
Untuk sampai ke ibukota kabupaten harus ditempuh lima jam, bayangkan lamanya. Dengan kondisi terparah dari Desa Sungai Kuning-Pasir Jaya, sudah tidak layak untuk kendaraan roda dua dan empat, ujarnya.
Sungai Kuning-Renah Pemetik penghasil terbesar Cassiavera (Klit Manis) / Kayu Manis, Kopi, Kentang dan sayur-sayuran dan Beras Padi Payo, (Beras klas satu terbaik dan enak).
Desa Sungai Kuning, berpenduduk lebih kurang 300 kepala keluarga (KK). Jika ada warga yang sakit, apa lagi meninggal harus digotong bersama antara Sungai Kuning-Pasir Jaya.
Apa lagi dua bulan terakhir curah hujan sangat tinggi otomatis tingkat berkubang para pengguna kendaraan roda empat dan dua serta pejalan kaki berkubang pula, ujarnya.
Dan terkadang masyarakat terpaksa menggunakan kendaraan lama, kaki (berjalan kaki), ciptaan tuhan. Kami di Sungai Kuning dan warga Pasir Jaya, sudah tidak percaya lagi dengan janji-janji politik.
Maaf, selama ini kami hanya jadi alat Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah), Pilgub dan Pilpres serta Legislatif, tak lebih dari itu. Dan masyarakat merasa kecewa dan dibodoh-bodohi, mereka keluhan kepada saya. Sebagai kades wajib saya terima dan menyampaikan kepada Pemdakab Kerinci, namun realisasinya belum ada. Dan nyaring hanya suara janji. Betul keluhan warga, ‘’bak tongkosong nyaring bunyi, bukan bukti hanya suara belaka’’ tuturnya.
Dewanpun yang dipilih masyarakat, jangankan memenuhi janji memperjuangkan untuk kami dapat jalan aspal Hotmix, datangpun tidak setelah terpilih melihat kondisi riil dilapangan, apa lagi untuk turut merasakann
Menyedihkan Wanita hamil: Akibat jalan yang terkesan pembiaran oleh Pemdakab Kerinci, sejumlah wanita hamiil untuk berobat keluar desa mengharuskan ke RS di Kota Sungai Penuh dan atau ke Puskesmas terdekat terpaksa ditandu, kalau kondisinya sakit dan mobil tidak bisa melewati keadaan jalan yang kian parah. Iya, terpaksa digotong sampai pada areal jalan yang bisa dilalui mobil.
(***).