spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

“Sulit Menjadi Orang Jujur,” Kejujuran Benteng Kebenaran Diatas Segalanya

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Penulis Opini ini, bak menepuk air didulang kepercik muka sendiri. Dan ini harus dilakukan dengan pertimbngan yang tidak mudah dan berjalan lama, karena ‘’Sulitnya menjadi orang jujur’’ Penulis berusaha dengan jujur mengakui, belum mampu berlaku jujur seratus persen. Langkah yang diambil, ‘’tidak berhenti belajar jadi orang jujur & bertindak profesional’’ Karena Kejujuran benteng Kebenaran diatas segalanya.

Dimana kita belajar jujur? Tentu pada Ibu, Guru, Pemimpin, Aparat Penegak Hukum. Dan Individu yang menunjukan kejujurannya, dalam berfikir, bekerja dan bertindak sesuai tugas, fungsi dan perannya masing-masing.

Karena kelima sumber kekuatan itu, layak dipercaya untuk membangun, ‘’kejujuran’’ dengan contoh yang baik menerapkan asas jujur, ada ditangan, ‘’Ibu, Guru, Pemimpin, Aparat penegak hukum dan Individu yang jujur.’’  

jika dari lima kekuatan ini, memberi contoh yang benar Niscaya kebenaran akan bisa mengakar pada generasi penerus perjuangan sebagai calon pemimpin bangsa dan Negara kedepannya.

Dan sebaliknya, jika satu dari lima kekuatan ini, tidak mampu menunjukan kemampuannya sebagai guru yang baik, Negeri, Desa, Kampung (Dusun), akan hancur dalam waktunya. Bisa hari ini, esok dan puluhan tahun kedepannya.

Kehancuran itu, bisa fisik dan Non fisik, (mental spiritual), setiap orang (jiwa), apakah kelompok sampai yang terbesar dalam bernegara.

Maka kita semua, ‘’jangan berhenti belajar jadi orang jujur.’’ Karena Kejujuran benteng Kebenaran diatas segalanya. Penulis Opini ini, ‘’sudah sering tersesat dialam yang terang’’ dan kita tanpa kesadaran tidak mau mengakui pernah tersesat, apa lagi mengaku bersalah, karena egoisme lahir dari pemikiran yang tidak sehat.

Tingginya tingkat egoisme, mengalahkan cara berfikir rasional, dengan kesadaran masing-masing, tanyakanlah pada hatimu, hati kita masing-masing apakah kita pernah berbohong, banyak berbohong, senang dan bangga berbohong, atau selalu mengaku bersih tidak pernah berbohong. Nah yang mana?

Dari setiap raga manusia, dikutif dari pendapat guru saya, (guru penulis Opini ini), Mhd Mursyid, & M Sholeh, mengatakan ‘’dari seluruh raga (perangkat) yang ada pada kita (manusia), antara lain, ‘’hati, fikiran, mata, telinga, penciuman, dan rasa’’ hanya hati dan jiwa yang bersih, tidak mau berbohong. Dan mau mengakui pernah berbohong.

BACA JUGA :  Sandra Boy & Zulfahmi : Balon Bupati Kerinci, Jangan Sampai Menunggu Sumbangan?

Sementara akal / pemikiran dan Nafsu pencetak Kebohongan yang tinggi dan Lidah yang setiap waktu bisa membolak-balikan yang benar menjadi salah dan yang salah dibenarkan, semua untuk kepentingan pribadi, keluarga, kelompok dan kepentingan yang lebih besar, untuk menguasai mendapatkan dan menguasai sesuatu, secara tidak sah menurut Kebenaran.

Pemikiran yang tidak sehat, akan melahirkan Egoisme yang kental, (sakit). Dari pemikiran yang tidak sehat dan egois, menjadi tempat pertarungan menyatakan, ‘’kebenaran dan ketidak benaran.’’

Lebih berbahaya lagi, bila keduanya merasa lebih benar, (lebih kuat) berjalan dengan caranya masing-masing, maka keduanya ‘’menghasilkan kejahatan’’ akan merugikan pihak lain. Membawa raga ini bertindak mengikuti egois-egoisnya yang membara, dan melakukan apa saja yang dimaunya ?.

Penulis Opini ini berfikir, tidak ada istilah terlambat, ‘’belajar jadi orang jujur, dan membangun kesadaran’’ untuk berbuat baik walaupun sebesar ‘’biji bayam’’ kendati tak bernilai dimata orang lain.

‘’Marilah ramai-ramai belajar Jadi orang jujur, bukan ramai-ramai jadi perampok, penzoliman, dan kejahatan lainnya.’’ Karena, ‘’kejahatan tetaplah kejahatan’’ merugikan orang / pihak lain apa lagi sebagai pemimpin, mulai dari memimpin yang terkecil, RT/RW, Dusun/ Desa, Kelurahan, Kecamatan, Daerah dan Negara.

Semakin besar yang dipimpinnya, dan semakin besar pengaruhnya, jika Ia tidak bertindak Jujur dan Benar, maka semakin besar dampak keburukan yang ditimbulkannya.

Dimana-mana, akan memunculkan krisis, dimulai dari krisis kepercayaan. Krisis sandang dan pangan, krisis sistem, dan krisisi Ekosistem.

Dan bisa bermuara pada multi krisis, ‘’saling tidak percaya satu sama lainnya, alias krisis yang berantakkan. ’’  Penulis, sebagai orang yang sudah pernah tersesat dialam yang terang, menghimbau ‘’jangan berhenti belajar jadi orang jujur, karena Kejujuran satu-satunya Benteng Kebenaran’’

Menjadi wajib kita aktivekan, guna melawan praktik Kejahatan yang dibangun dalam pemikiran yang tidak sehat (kotor), dan bergabung dengan egoisme yang kuat, menyatu dan kental lalu melakukan kejahatan, merugikan dan merusak orang lain.

BACA JUGA :  Sandra Boy & Zulfahmi : Balon Bupati Kerinci, Jangan Sampai Menunggu Sumbangan?

Mari kita kembali pada ajaran – ajaran Ibu, guru, pemimpin, penegak Hukum dan Individu yang jujur dan benar.

Guna mengalahkan egoisme dan pemikiran-pemikiran yang kotor, yang di kuasai dan diperintahkan oleh ‘’Iblis, Setan dan Jin’’ karena, ‘’Iblis dan Setan’’ memang tugasnya merusak setiap anak manusia. Yang ingin berbuat baik, bagi kemaslahatan orang banyak.

Percaya adanya Illah (Tuhan), yang maha kuasa, (Tuhan yang maha Esa) Atas segalanya, yang menciptakan langit dan bumi, dan segala isinya. Engkau yang menciptakan kami (Raga) bernyawa (bernafas) diberi ruh, dan bergerak didalam dunia ciptaan mu, (tempat persinggahan) sementara, kapan dan dimana saja, engkau pula yang berhak mencabutnya, tidak ada yang lain.

Kami disebut anak cucu adam dan hawa yang engkau ciptakan dari tanah, saat engkau cabut Ruh yang engkau berikan, berarti kematian kami kembali pada sang penciptanya, dan hancur lebur dikuburkan bersama tanah.

Disebut, ‘’berasal dari tanah kembali kedalam tanah’’ yang besar hanya engkau ya Allah SWT, bukan kami. Kami hanya penjahat bersama setan dan Iblis, yang terlambat dan ada yang tidak mau bertaubat. Ya, Illah (Tuhan), Lillah yang maha segalanya, berilah kami ampun,…ampun, kami akan terus belajar menjadi orang yang jujur dan benar untuk mengabdi padamu, ‘’beriman dan bertaqwa’’ yang maha atas Segalanya hanya engkau Ya, Allah SWT.

Penulis mohon maaf, diantara kita tentu ada yang tidak sependapat, dengan Opini ini. Mohon dimaklumi, penulis adalah manusia biasa, (hamba Allah) yang lemah. (Kritik, Pendapat, Saran, dan Masukan ditunggu, akan kita sajikan apa adanya dalam Opini berikutnya). (***).

Editor/Penulis : Pemimpin Redaksi BEO.co.id / BiDiK07 ELANGOPOSISI, yang juga Ketua DPD-KWRI (Dewan Pimpinan Daerah Komite Wartawan Reformasi Indonesia), Prop. Bengkulu, berkantor di Kel. Air Putih Baru, Curup Selatan, Kota Curup.

Kisah Singkat Jurnalis Gudi Podcast Kemenag Rejang Lebong

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Headlines

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Latest Posts

https://situs-toto.togel.togetherband.org