LEBONG, BEO.CO.ID – Tidak hanya Mirza Yasben menyoroti dan menanggapi program Bupati dan Wakil Bupati Lebong, Drs. H. Dalhadi Umar, B.Sc yang sebelumnya menjabat kepala daerah Bupati Lebong pertama (ralat), termasuk rival politiknya yang bertarung Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 9 Desember tahun 2020 lalu, ikut mengeluarkan pendapatnya.
Menurut Drs. H. Dalhadi Umar, B.Sc menanggapi program serba 3, ia mengatakan bahwa bupati hasil pilihan rakyat, tapi dia sendiri tidak tahu apa yang ia dijanjikan, sehingga dari mana dia harus mulai di karenakan dia menyusun visi-misi itu bisa saja nyusun.
“Jejak dia dan perjalanan dia sebelumnya menjadi bupati seperti apa ? dia asal 3 cuma didompleng dari suara Walikota serba 300, serba 3000 dia contohkan itu, saya tidak menyalahkan dia. Tapi pembantu-bantunya disini saya lihat terakhir ini yang diangkat justru bermasalah moral, masalah isu-isu yang tidak benar diangkat mana mungkin,” tanggap Dalhadi saat dijumpai langsung oleh media ini beberapa waktu lalu.
Selain itu, ia juga menjelaskan, siapa yang mengatur dan memberi masukan strategi seperti ini kepada Bupati Kopli Ansori dan telah memberi masukan, itu yang edan, gila orang itu memberi masuk seperti itu dan dirinya sangat tahu persis kemampuan dan keberanian Bupati Kopli.
“Keterbatasannya saya tahu dan kelebihannya saya tahu, walau pun saya tidak terlalu dekat, siapa yang memberi masukan ini, ini yang gila bukan pintar jadi dipintari oleh mereka yang mendukung itu dulu, supaya kita yang ngatur bupati tinggal ya ya aja dia tidak mengerti,” ungkapnya.
Dalhadi juga menyesal bahwa Bupati tidak ingin meminta nasehat kepada pihak-pihak yang mengerti (kompeten) dan dia bertanggap sok pintar padahal dia tahu itu salah. Bahkan urusan mutasi pengawai saja dan urusan ingin menjadi kepala desa, ada yang mengadu dengan dirinya untuk diminta oleh pihak-pihak tertentu dengan jumlah uang 80-60 juta.
“Karena sumber hanya mampu memberi 35 juta, orang itu ngadu dengan saya akhirnya tidak jadi, luar biasa Lebong ini terkorup, kalau indonesia terkorup didunia, mungkin kabupaten Lebong terkorup di indonesia pada saat ini,” ucapnya sempat menyinggung pengangkatan Pjs Kades.
Dia menegaskan visi – misi serta program serba 3 tidak masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), jelas telah terjadi pembohongan publik. Artinya juga pembantu-pembantunya tidak mampu mengangkat program serba 3 dan menurutnya pintar dan bupatinya juga tidak mengerti.
“Janji itu akan ditagih dan menjadi bebannya oleh masyarakat dan akan juga ditagih oleh pihak hukum serta dia akan datangi oleh rakyat mana itu program serba 3, jika saya mengkritik bupati Lebong artinya saya sayang dengan bupati Lebong, agar dia tidak melakukan kesalahan dan supaya dia tidak melakukan pelanggaran sampai masa jabatan akan berakhir dan dia diterima oleh masyarakat dengan baik,” paparnya.
Sambungnya, dia menyampaikan bahwa dirinya tidak ingin Bupati Lebong itu gagal dalam memimpin pemerintahannya, mengkritik ini bukan arti benci dan pihak – pihak yang mengangkat dan memuji-muji sekedar seremonialnya untuk menyenangkan dia saja.
“Ini perlu diingat orang-orang yang mengangkatnya dan memuji-muji itu yang akan menjerumuskan bupati Lebong dan orang-orang yang memuji-muji disampingnya, dari tingkat bawah sampai tingkat elit katanya, memuji ini berhasil itu berhasil, itu yang akan mencelakakan dirinya, kalau saya sayang agar dia tidak melakukan kesalahan, saya tetap konsisten apa bisa saya kritik ya kritik,” tutupnya. (Bersambung – Eluban RI/ Sbong Keme)