Terkurung di Renah Kurung, Jembatan Dan Jalan Terbengkalai, Mana Janji Bupati…?

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

LAPORAN: Gafar Uyub Depati Intan

KEPAHIANG, BEO.CO.ID – Desa Renah Kurung, Kecamatan Muara Kemumu, Kabupaten Kepahiang, Propinsi Bengkulu, berpenduduk 1. 963 jiwa, sekitar 535 kepala keluarga (kk), harus merasakan terkurung dikampung sendiri, Renah Kurung akibat Jalan dan Jembatan yang dikerjakan PT. SMI sejak bulan Nopember 2020, seharusnya selesai Januari 2021, (sekitar 3 bulan), ternyata terlambat dan sebagian selesai bulan Maret 2021, (lima bulan kerja).

Hal ini terungkap dari hasil Investigasi Tiem Beo dan Agen07, Senin (06 Juni 2022) sekitar pukul 14:30 s/d 16 : 30 WIB. Hal ini juga dijelaskan Mantan Konsultan, Ny. Yeki Binti Daip, 39 tahun dikediamannya didampingi sejumlah warga dan keluarganya menceritakan panjang lebar seputar pengerjaan jalan dan Jembatan Air Belimbing Renah Kurung–Batu Bandung, setahu kami menjawab pertanyaan Pempred BEO.co.id.

Menjawab pertanyaan lebih jauh, Buk Yeki (begitu, ia dipanggil), menjelaskan ketika pekerjaan dimulai, memang ada terpasang papan merk atas nama PT.SMI, dan tidak tertulis nilai pekerjaan.

Informasi diterima dari orang-orang proyek nilai (biaya) pekerjaan sekitar Rp.15 miliar lebih, itulah kira-kira infonya, namun secara pasti kita tidak tahu kata Mantan Konsultan Pembangunan SMPN 2 tahun 2006, Desa Renah Kurung ini, kepada tiem liputan media ini.

Menurut Buk Yeki, Desa Renah Kurung mayoritas kehidupan masyarakat dari usaha pertanian berkebun (lading Kopi), disepanjang jalan Renah Kurung-Batu Bandung kiri dan kanan jalannya kebun Kopi masyarakat, dan sebagian sayur-sayuran, ujarnya ramah.

Kini harga Kopi cukup baik, Rp.20 ribuan/ kg yang bagus dan kering, tapi buahnya agak berkurang. Dan kesulitan lainnya, akses jalan dari Desa kami Renah Kurung-Batu Bandung, karena Jembatan Air Belimbing, satu-satunya jalan vital menuju Batu Bandung, terbengkalai ditinggalkan pemborongnya, kami tidak tahu apa sebab dan masalahnya maka tidak diselesaikan, ujarnya dengan nada bertanya…?

Selain Jembatan, jalan Tanjakkan sebelum jembatan Air Belimbang, tergeros air pada bagian tengah dan pasir berserakkan kepinggir badan jalan, sehingga sulit dilalui kenderaan roda dua (motor), sudah banyak yang jatuh dijalan itu, bahkan ada yang patah tangan, paparnya.

Jalan pada bagian tengah telah membentuk cekung (tergerus air), diduga pemadatannya kurang kuat (padat), akhirnya kepala desa/staf bersama masyarakat melakukan patungan mencari biaya untuk membeli material dan memperbaiki jalan tersebut, agar bisa dilewati setiap harinya.

Patungan keuangan berpariasi sesuai kemampuan masyarakat masing-masing ada yang Rp.20 ribu, Rp.30 ribu, Rp.50 ribu dan Rp.100 ribu, dan pengerjaan secara Gotong Royong, hampir disetiap hari Jum,at dilakukan kerja bersama, jelas Buk Yeki, Guru Study Bahsa Inggeris di SMPN 2 Desa Renah Kurung ini menjelaskan pada tiem.

Hal senada juga diungkapkan, Ari salah satu perangkat Desa Renah Kurung. Menurut Pak Ari, kondisi riil (keadaan) perekonomian masyarakat Renah Kurung dan sekitarnya, dari usaha Kopi, Sayur mayur kini dalam keadaan kesulitan, dengan terhentinya pengerjaan Jembatan Air Belimbing dan jalan sepanjang lebih kurang 7,6 km Renah Kurung-Batu Bandung membuat kesulitan masyarakat semakin tinggi, kami disini bak terkurung dikampung sendiri Renah Kurung, (Terkurung di Renah Kurung-red).

Disepanjang jalan Renah Kurung-Batu Bandung, sepanjang 7,6 km itu, sudah banyak material yang di onggokkan (diletakkan) pada titik tertentu, namun belum dihamparkan, dan sebagian ada yang sudah dihamparkan.

Dilokasi yang sudah dihamparkan Batu ukuran 2:3 (2/3) dan 5/7, diduga tanpa pemadatan dengan baik (sempurna), dan kondisinya memperihatinkan berserakkan, papar Ari.

Dan sering pengendara roda dua (motor) terjatuh saat mengangkut hasil bumi, seperti Kopi dan sayur-sayuran. Dan belakangan ini batu onggokkan sudah tidak ada lagi, diduga dipindahkan ketempat lain, (mungkin dimaling) oleh oknum tertentu untuk kepentingan yang lainnya.

Menurut Ari, sejak awal pengerjaan jalan ini, sudah ada kendalanya antara lain alat berat perusahaan sempat rusak berhari-hari tidak kerja, dan terakhir terbakarnya Bascam perusahaan, tidak diketahui penyebabnya, dan tak lama kemudian pekerjaan terhenti hingga ditinggalkan pemborongnya.

Harapan (permintaan) masyarkat Renah Kurung jalan ini harus diselesaikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kepahiang CQ dinas terkait dalam hal ini PUPR, Bidang Bina Marga (BM). Jika tidak diselesaikan, kondisi masyarakat kian terpuruk, untuk memasukan Sembilan kebutuhan pokok masyrkat dan mengeluarkan hasil bumi daerah ini kepasaran umum, ibu kota Kabupaten Kepahiang di Kepahiang.

Kecewa : Warga Renah Kurung dan sekitarnya, sangat kecewa dengan terbengkalinya pengerjaan Jembatan Air Belimbing dan Jalan. Inikan janji Pak Hidayat, saat kampanye tempo hari diperiode pertama dan kedua dijanjikan, akan mengaspal jalan ke Renah Kurung, walaupun ini janji politik, masyarakat memilih pak Dayat secara mayoritas.

Masa, setelah dua periode pak Dayat menjadi Bupati Kepahiang, kehidupan masyarakat Renah Kurung-Batu bandung dan sekitarnya di dibidang transportasi pedesaan, guna percepatan gerakkan peningkatan ekonomi, kian terlantar sampai saat ini, ungkap sejumlah warga pada tiem Beo.co.id/ Agen07, yang minta namanya dilindungi. Karena warga disini kenal baik dengan Pak Dayat, bahkan ada yang hubungan keluarga.

Ditempat yang sama (Rumah Buk Yeki), Daip, 63 tahun salah seorang petani Kopi, asal Kelurahan Talang Rimbo Kota Curup mengatakan, ‘’sudah bertahun-tahun, jalan ini tidak selesai katanya dengan dana puluhan miliar rupiah, ada apa yang terjadi sampai terhenti dan terbengkali hingga sekarang’’ ujarnya.

Kesulitan masyarakat yang sangat tinggi antara warga Renah Kurung dan sekitarnya dengan masyarakat Batu Bandung, selain sulitnya mengeluarkan hasil bumi, dan memasok kepentingan Sembilan bahan pokok masyarakat sehari-hari, paparnya.

Dan lebih parah lagi, ketika ada warga yang sakit dan hajatan, dan keperluan berurusan dengan pihak kecaatan di Muara Kemumu, tidak bisa melewati Jalan dengan kendaraan roda empat, yang sudah ada ini, karena hancur diduga tidak dikerjakan dengan pemadatan yang baik. Dan dua Jembatan belum dibangun dari Renah Kurung-Batu Bandung.

Pertama Jembatan Air Belimbing-kedua Jembatan Air Donok. Keduanya terbengkalai belum dikerjakan oleh pemborongnya, dan ditinggal pergi begitu saja…?. Masyarakat berharap pada Pak Dayat, untuk memenuhi janji beliau mengaspal jalan ke Renah Kurung. Karena selama msyarakat sudah lama menderita, untuk ke Batu bandung dan kekantor Kecamatan Muara Kemumu, terpaksa berputar ke Rejang Lebong, melalui perbatasa terus kekota Curup dengan jarak 45 km.

Dan Kota Curup Kepahiang, dan kekantor kecamatan lebih kurang 40 km, berarti harus ditempuh lebih kurang 85 km, dengan waktu 3 jam. Sedangkan jika Jalan Renah Kurung-Batu Bandung diaspal, dan kekantor Kecamatan Muara Kemumu, hanya ditempuh sekitar 15 menit.

Ini sangat menguntungkan, demikian juga untuk membawa hasil Bumi Kopi dan Sayur-mayur ke Kepahiang ditempuh kurang lebih 30 menit (setengah jam), bisa terjadi percepatan transaksi antara Penjual Kopi (para Petani) dengan pembeli di Pasar Kepahiang. Ini harus direalisasikan oleh Bupati Kepahiang Hidayatullah Syahid, sesuai janji politiknya, saat kampnye dan berjanji sacral ditengah masyarakat Kepahiang yang mendukungnya, tegas warga.

Pada bagian lain keterangan diperoleh Tiem BEO.co.id, dari Buk Yeki dan Ari, menjelaskan pejabat yang rajin datang kesini Pak Camat Muara Kemumu, beliau sering melihat kondisi riil kehidupan warga disini, baik pak camat yang lama maupun yang sekarang, paparnya.

Yang lain seperti anggota DPRD Kepahiang, mereka datang hanya saat Kampanye Pileg (Pemilihan Legislati), dengan berbagai janji, ‘’pilihlah saya, kita perjuangan pembangunan desa, jalan dan jembatan’’ kenyataannya baru sebatas janji. Nyaris tidak ada anggota dewan Kepahiang yang datang dan melihat kondisi riil jalan, jembatan dan kehidupan masyarakat dengan kesulitan yang tinggi dan berat ini, tandas Ari & Yeki.

Sedikit kabar gembira memang ada yang mengatakan jalan ini akan dibangun kembali, pastinya entah kapan..? Rumor berkembang akan dikerjakan Jhon Kennedy Latiep, akrap dipanggil ‘’Jhon latiep’’ papar Yeki.

Kita bersama warga Desa Renah Kurung dan masyarakat sekitar yang berkebun didaerah ini, pembangunan Jalan ini diselesaikan dan dua jembatan, agar kegiatan transportasi masyarakat berjalan dengan baik, dan keluar dari keterpurukkan. (***/timred BEO).

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Headlines

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Latest Posts

https://situs-toto.togel.togetherband.org