LAPORAN : Syam HPT
SIMALUNGUN, Beo.co.id – RADIAPOH Hasiholan Sinaga — pengusaha sukses di Batam, Provinsi Kepulauan Riau dan Kalimantan — lahir di Tigarunggu, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara pada 18 Juni 1968.
Hampir tiga tahun terakhir ini, dia bersama istrinya Ratnawati boru Sidabutar, lebih sering pulang ke kampung halaman di Tigarunggu.
“Sumber daya alam Kabupaten Simalungun ini, sungguh luar biasa, banyak yang dapat dikembangkan untuk kemajuannya,” kata Radiapoh Sinaga kepada istrinya, saat dalam perjalanan menuju makam kedua orangtuanya almarhum St. Jahisar Sinaga (gelar Raja Angin) dan almarhumah Korlina Br Saragih di Tiga Runggu, Selasa (08/12/2020).
Istrinya hanya tersenyum. Radiapoh Sinaga menatap istri yang tersenyum.
“Kita kan mau ziarah, nantilah cerita soal Kabupaten Simalungun,” kata istrinya.
Radiapoh Sinaga mengangguk. Kemudian mengarahkan tatapannya ke depan. Tidak terasa sudah mau sampai ke makam kedua orangtuanya.
Barisan makam semakin jelas kelihatan. Mobil berhenti, Radiapoh Sinaga bersama istri, turun dari mobil dan melangkahkan kaki menuju makam, yang diikuti sejumlah keluarga lainnya.
Radiapoh Sinaga kelihatan menunduk di depan makam kedua orangtuanya. Komunikasi batin sedang dilakukannya. Kenangan masa kecil hinggal kesuksesan yang diraih dan apa yang sedang diperjuangkannya, melintas dalam komunikasi batin tersebut.
Setelah membersihkan makam, tentu ada doa yang dipanjatkan. Usai berdoa, sebelum meninggalkan makam, Radiapoh Sinaga kembali menundukkan kepala. Sebuah penghormatan dan rasa kagum, disampaikan Radiapoh Sinaga kepada kedua orangtuanya.
BERDOA DI GEREJA GKPS TIGA RUNGGU
Perjalanan selanjutnya – sepeninggalan ziarah makam kedua orangtua – Radiapoh Sinaga bersama istri dan rombongan, singgah ke Gereja GKPS Tiga Runggu.
Kampung halaman dan gereja, tentu ada kenangan yang tidak dapat dihapus begitu saja dalam ingatan Radiapoh Sinaga.
Apalagi saat ini, di suasana bulan Desember, adalah suasana semaraknya perayaan Natal, kelahiran Tuhan Yesus Kristus, Sang Mesias, Sang Juruselamat manusia.
Radiapoh Sinaga masuk ke gereja, melangkah perlahan didampingi istri. Di kursi barisan depan, pasangan suami istri yang demikian harmonis itu, berhenti dan mengambil posisi duduk berdampingan.
Radiapoh Sinaga menyatukan telapak kedua tangannya, membentuk sikap berdoa. Begitu juga istrinya. Keduanya larut dalam doa, sebagai bentuk komunikasi dengan Allah Bapa.
“Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu,” kata Radiapoh Sinaga usai berdoa dengan mengambil nats Alkitab 1 Tesalonika 5: 16-18.
PANEN JAGUNG
Selanjutnya Radiapoh Sinaga bersama istri dan rombongan keluarga bergerak menuju perladangan jagung yang sudah memasuki masa panen.
Aikhhhh…. Dalam perjalanan menuju kebun jagung, Radiapoh Sinaga bersama istri, saling bergandengan tangan. Kemesraan yang patut dicontoh bagi pasangan mana pun.
Di hamparan kebun jagung, sang istri memetik jagung dan Radiapoh Sinaga dengan kedua tangannya yang kekar menampung jagung.
“Bagus-bagus jagung ini ya… Kalaulah di Simalungun ini, hamparan tanah yang subur ditanami jagung, dan dikelola dengan baik, para petani jagung akan sejahtera, ya Ma,” kata Radiapoh Sinaga.
“Sudahlah ya Pa, bicara masalah Simalungun, kita bicarakan di rumah saja. Sekarang kita bawa semua jagung hasil panen dari kebun ini, untuk kita nikmati besok, bersama semua orang yang ada di rumah kita,” kata istrinya.
Radiapoh Sinaga bersama istri dan rombongan keluarga pun, beranjak pulang….
Ya, hari ini, ziarah makam kedua orangtua, doa di gereja GKPD Tiga Runggu dan panen jagung, dapat terlaksana dengan penuh sukacita.