Ahmad Bukhori : Awal Dilaunching Tidak Berfungsi
LEBONG, BEO.CO.ID – Desa Sebelat Ulu, Kecamatan Pinang Belapis ( Pinbel ) Kabupaten Lebong beberapa bulan belakangan ini tak lagi menikmati internet. Padahal, akhir Desember 2022 lalu internet berteknologi satelit atau dikenal dengan Mangoesky Space didesa tersebut dilaunching langsung bupati Lebong Kopli Ansori.
Mantan kepala desa Sebelat Ulu Ahmad Bukhori mengatakan, sejak dilaunching bupati Kopli akhir Desember tahun 2022 lalu, jaringan internet Mangoesky Space memang dirasa kurang efektif bahkan saat ini internet didesanya tidak berfungsi dengan baik.
“Sejak di launching pak bupati, jaringan internet satelit Mangoesky bantuan dari dinas Kominfo itu tidak berfungsi dengan baik bahkan kami merasa internet tersebut kurang efektif,” kata Ahmad Bukhori dikonfirmasi beo.co.id.
Dia menyebut, jaringan internet satelit Mangoesky bantuan dinas Kominfo untuk desa Sebelat Ulu baru bisa difungsikan setelah tim teknis dari kabupaten Bogor melakukan perbaikan.
“Kemudian setelah kurang lebih 1 bulan internet wifi itu macet, karena terdapat alat yang hangus. Lalu saya gunakan uang pribadi Rp. 750 ribu untuk memperbaikinya. Bahkan, bukan cuma internet wifi desa Sebelat Ulu saja yang kabarnya tidak optimal, didesa Sungai Lisai kabarnya juga mengalami hal serupa,” sebut Ahmad Bukhori.
Lanjut Bukhori, selama 3 bulan biaya operasional internet berbasis satelit tersebut ditanggung oleh Kominfo. Selanjutnya, pembiayaan internet dibebankan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes).
“Dalam APBDes tahun ini tidak ada biaya operasional seperti untuk membeli pulsa atau kuota internet, mestinya dalam penyusutan RKPDes usulan biaya operasional itu dimasukkan,” ucap Bukhori.
Diakui Bukhori, jaringan internet teknologi satelit bantuan pemkab itu kurang efektif. Selain biaya quota internet yang cukup mahal berkisar Rp. 100 ribu per 1 Gb, jangkauan internet satelit tersebut hanya berjarak sejauh 20 meter.
“Kuota internet Mangoesky Space itu harganya 1 Gb Rp. 100 ribu, dan satu malam kuota internet tersebut sudah habis terpakai bahkan itu pun sangat kurang. Kalau beli kuota 50 Gb artinya kami harus mengeluarkan Rp. 5 juta. Sementara kalau kita bisa pakai kuota internet seluler, Rp. 100 ribu itu bisa kita pakai setidaknya selama satu bulan,” ungkap Bukhori.
Bukhori menjelaskan, beberapa bulan belakangan internet satelit Mangoesky Space di desa Sebelat Ulu Pinbel memang tidak berfungsi karena ada gangguan satelit. Belum lagi pulsa internet satelit ini memang tidak di isi lantaran kontrak tidak dijalankan.
“Beberapa bulan ini kita blank spot karena internet satelit macet, sedangkan untuk teknisi Mangoesky Space setahu saya tidak ada di Lebong. Biasanya teknisi didatangkan dari kabupaten Bogor,” jelas Bukhori.
Lebih jauh disampaikan Bukhori, set perangkat internet satelit Mangoesky Space seperti antena degan buc modem satelit, router wifi dan perlengkapan lain hingga kini memang masih terpasang di kediamannya.
“Kantor desa ada tepat didepan kediaman saya, karena saat itu gedung SD di rehab maka kantor desa sementara dijadikan tempat bagi para dewan guru. Sedangkan untuk kantor desa sendiri saat itu pindah ke gedung PAUD desa Sebelat. Selain alasan keamanan, akses internet wifi saat itu diharapkan dapat juga diakses para dewan guru untuk menunjang kegiatan pendidikan mengingat jangkauan internet yang hanya puluhan meter saja,” ungkap Bukhori.
Pejabat Sementara (Pjs) Kepala Desa Sebelat Ulu Pinbel Doni Suhendri kepada beo.co.id membenarkan set perangkat internet wifi bantuan Kominfo masih terpasang dikediaman mantan Kades setempat, karena sementara ini kantor desa Sebelat Ulu masih menggunakan gedung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) desa Sebelat.
“Sementara ini kantor desa statusnya masih pinjam pakai dengan gedung Pokdarwis”, singkat Doni.
Namun sayangnya Doni Suhendri menolak berkomentar lebih jauh terkait akses internet yang tak lagi dinikmati warga desa Sebelat Ulu.
“Saya kira kades sebelumnya sudah menjelaskan dengan rinci kendala yang dihadapi, dan menurut saya beliaulah yang lebih kompeten untuk menjawab”, tandasnya.
Sementara Camat Pinbel Yesik Perez mengemukakan untuk saat ini Sebelat Ulu kembali ke zona Blank Spot, hanya saja leading sector untuk menjelaskan masalah tersebut merupakan kewenangan dari dinas kominfo.
“Hal ini sudah saya bicarakan dengan Pj kades, dalam waktu dekat mungkin kami akan berkordinasi dengan dinas Kominfo”, singkat Perez.
Pantauan di lapangan, untuk mendapatkan jaringan telekomunikasi diwilayah tersebut sejumlah masyarakat harus menempuh jarak beberapa kilometer mencari lokasi tertinggi yang memungkinkan untuk mendapatkan sinyal.
“Yang jelas kami kembali ke kondisi seperti dulu, dimana untuk mendapatkan sinyal telekomunikasi kami harus menjangkau tempat yang tinggi seperti tebing Sebelat yang jaraknya beberapa kilometer dari pusat desa ini”, ujar salah satu warga setempat yang menolak namanya disebutkan.
Sayangnya hingga berita ini di turunkan dinas Kominfo kabupaten Lebong belum berhasil dimintai tanggapannya. ( Zee )