Ketika dihubungi “Tim Catatan yang terabaikan,” Via sambungan telephone Cellullarnya beberapa waktu lalu, Liswar Bin Yusuf, anak semata wayang dari pasangan, “Yusuf-Rawisah” Desa Tuwo Koto Payang, Kecamatan Air Hangat, kini Kecamatan Depati Tujuh, Kabupaten Kerinci, Jambi.
Lahir, 05 Februari 1965, sejak kelahiran dihimpit kesulitan, pada usia kurang dari 2 (dua) tahun (1967) malang tidak bisa di tolak Ibu tercinta meninggal dunia, saya sama sekali belum tahu apa-apa,….katanya pada Tim Catatan Yang Terabaikan, dengan suara terbata-bata, saya wajib bersyukur atas karunia Ilah (tuhan) yang maha segala, telah memberikan yang terbaik kepada saya, bersama keluarga (Istri) dan anak-anak sampai saat ini.
Dalam usia dua tahun itu, ditinggalkan ibu selamanya, lantas saya hidup bersama nenek hingga kelas II SMP, nenek pun meningal dunia, (nenek saya punya anak tunggal yakni ibu saya almarhumah-Rawisah) kemudian saya tinggal dengan ibu tiri bersama ayah di Desa Baru Lempur Kecamatan Gunung Raya, juga dalam kondisi sulit, dijalani apa adanya.
Saya berusaha keras untuk belajar, karena menyadari tanpa ibu kandung mendampingi, kondisi ekonomi orang tua yang sulit dan sakit. Saat di Kelas V SD, 1979 pernah diberi kepercayaan oleh sekolah untuk ikut Cerdas Tangkas untuk tingkat kecamatan dan menjadi Guru Ngaji di Desa Koto Payang.
Dan ketika di SMP Kelas II SMP, ikut Musabaqah Tilawatil Qur,an tingkat Kecamatan Gunung Raya. Dan menjadi juara Umum diwaktu duduk di banngku SMP,
Allhamdulillah saya mendapat kemudahan atas pertolongan Allah SWT dan dengan ketekunan saya belajar. Tanpa banyak diperintah, karena menyadari saya serba tiada, dan ada dalam keadaan yang sulit waktu itu.
Dan saya sangat sedih tidak bisa melihat ibu kandung, dalam keadaan saya telah mengerti kesulitan hidup dalam kehidupan,
Sungguh Allah itu maha pengasih dan maha penyayang, maka saya dan keluarga tak henti-hentinya mendekatkan diri pada Allah, yang maha segalanya.
Prestasi Kecil & Pergaulan :
Diusia SMP, pernah menjadi pemain termuda PS Sinar Gunung Lempur pra PSK Kerinci diwaktu masih pelajar SMP. Ini berkat hobby olah raga sepakbola, dan berlatih secara alami, otodidak dan bermimpi melihat apa yang dicapai orang lain, katanya lirih.
Untuk Menyambung Hidup :
Mulai dari Kelas V SD/ SMP, sudah mengerti sulitnya kehidupan ini, bergantung pada siapa, justru tinggi tingkat kesulitan waktu itu, maka saya mencari jalan menjadi Ketua Buruh Angkat, waktu SMP di Lempur Kecamatan Gunung Raya. Untuk membantu orang tua dan mencari uang, apa yang bisa dilakukan…?
Pada tahun 1984-1985 pernah menjadi Karyawan PTPN 6 Kebun Teh Afdelling. ‘D’ di Desa Patok Empat Kayu Aro Kabupaten Kerinci, juga mencari jalan hidup yang baik, tidak jadi pengangguran. Dan bisa hidup mandiri, jelasnya mengingatkan masa lalu itu.
Pada tahun 1985 akhir, saya merantau ke Palembang, sambil menunggu pendaftaran TNI untuk mengisi waktu kosong, saya bekerja sebagai buruh harian bangunan, sebagai kondektur Kapal Ketek Palembang, ke Transmigrasi Pulau Harimau, untuk beberapa waktu berjalan. Dan pernah juga bekerja sebagai pelayan Restoran di Kota Palembang. Bagaimana rasanya sebagai buruh dan pekerja restoran sudah saya rasakan. Betapa dua pekerjaan sama punya kesulitan yang berbeda, keduanya harus bekerja keras dan jujur.
Masuk TNI-AD :
Pada tahun 1986/87 saya daftar test masuk Secata Milsuk TNI AD (Catam) dua kali dan test yang kedua baru lulus (lulus murni).
Tahun 1992/93 degan pangkat waktu itu masih Prajurit Satu/Pratu (palang pintu merah dua garis), saya dipromosikan mengikuti test Secaba Reg TNI AD dan lulus.
Dalam menjalankan tugas dinas TNI-AD, saya menyelesaikan pendidikan SLTA/ Sederajat di Kota Palembang, melalui program di TNI, sebagai syarat untuk mengikuti Test selanjutnya.
Pada tahun 2000, dengan pangkat Sertu, saya kembali dipromosikan mengikuti test Secapa Reg.TNI AD (Sekolah Perwira Pertama atau Pama) di Kota Kembang Bandung. Allhamdulillah lulus dengan baik.
Pada tahun 2019, saat pangkat Kapten Senior, saya mendapat kepercayaan mengikuti test Essesment Perwira Menengah (Pamen) dan lulus.
Tahun 2019 setelah lulus test Essesment saya mendapat promosi jabatan Mayor sebagai Perwira Seksi Perencanaan, Program dan Anggaran, Pasirenproggar Staf Ren KOREM 042/Gapu di Kota Jambi. Tuhan kembali memberi jalan dan kemudahan dengan saya, dan berkat gemblengan keras para Komandan saya, sesuai tingkatannya. Alhamdulillah, berakhir dengan pangkat Mayor TNI-AD.
Olah Raga Yang Digemari :
Sepak Bola (Bola Kaki), Tinju, Bulu Tangkis, Tenis Lapangan, Catur, Gowes. Lewat olah raga juga membuka mata saya lebih luas dan jauh kedepan, jelasnya.
Olah Raga Yang Paling Disenangi :
Trail Adventoure (Petualang), Terbang layang dan terbang Paramotor (KAC-SPAC).
Dari banyak kegiatan di Militer dengan disiplin dan bekerja keras, wacana terbuka lebar, maka saya mengikuti banyak kegiatan organisasi dan memperluas pergaulan antara lain,…?
Kegiatan Ormas Yang Diikuti :
FKBK, BATRACK, KAC-SPAC, KORMI, ORARI, MUYANGTUO, HAKAGAMA, KRC VOLUNTEER, FKB, INSAN GOWES, TMT, & PSHT. Baru saya menyadari ternyata kehidupan ini penuh dengan proses dan vace-vace yang harud dijalani dengan kerja keras, jujur dan kebenaran.
Dan tak mudah mengubah keadaan, dan tak cukup batas semboyan, “hari ini, lebih baik dari hari sebelumnya, dan hari esok harus lebih baik dari ini” itu hanya ucapan, faktanya harus diperjuangkan dengan gigih, benar dan bertanggungjawab, rincinya pada “Catatan yang terabaikan”
Pada bagian lain, Mayor (Purn) TNI Liswar, S.H., Rio, berdinas terakhir menjabat sebagai Kasdim 0417/Kerinci hingga bulan Maret 2023, lalu Purna Tugas. Saya, bersyukur pada tuhan Allah SWT, tuhan yang maha segalanya, kesulitan bagi anak-anak saya dan keponakan tidak sesulit masa lalu yang saya rasakan, maka saya tekan kepada mereka “jadilah anak yang bertuhan dengan Allah SWT, dan tahu diri, benahi diri, pandai bersyukur, jangan angkuh dan sombong, turutnya.
Ketika ditanya Tim Catatan yang terabaikan secara lebih Kritis, dari mana “gelar SH” itu? Saat bertugas di Jambi, saya Kuliah dan menimba Ilmu di Universitas Negeri Jambi (Unja), study hukum, allhamduillah selesai dengan baik.
Ketika ditanyakan, bagaimana seorang Mayor Liswar, melihat Kerinci hari ini? Saya, memang Kerinci, Inilah Kerinci-Ku, negeri tumpah darahku, lahir dan besar dalam perjuangan.
Kerinci merupakan Tanah Sorga yang terangkat ke muka bumi, istilah yang sakral ini sebagai landasan setiap insan Uhang Kinci “(Orang Kerinci)” melihat betapa indahnya alam Kerinci.
Sebagai anak negeri, merasa bangga jadi orang KERINCI, dalam artian tinggal lagi kesungguhan kita dalam menjaga, memelihara bahkan membangun Kerinci ini dengan totalitas berangkat dari niat, pemikiran, perbuatan serta pola makro tercurah untuk Sakti Alam Kerinci.
Inilah TAKDIR dari Allah SWT bahwa Kerinci itu indah dan subur alamnya, Karena TAKDIR itu kuasanya Allah SWT.
Tinggal lagi orangnya atau pemangku kepentingan meningkatkan kadarnya, karena Kadar itu tugas manusia dalam beriktiar (berusaha) dan berdo’a kepada-Nya supaya Alam Kenci maju, berkeadilan dan sejahtera bagi masyarakatnya. Aamiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin.
Dalam perjalanannya yang penuh unak dan duri, Liswar sempat menulis lewatnya ke redaksi BEO.co.id, perjalanannya bak serba-serbi, (Si-Kudo Irang), sebuah lirik yang dinyanyikan Elwin Atmajar, sempat viral dan popular, ternyata semua harus dengan “kejujuran, kerja keras dan Nekad” dengan mendekatkan diri dengan Allah (yang satu), maha memiliki segalanya.
Kita sangat berharap ditahun politik ini, melahirkan pemimpin, “jujur, kuat, kedepannya mampu membangun, menjaga dan memelihara, sekepal tanah surga yang diturunkan ke bumi Kerinci, semoga tetap menjadi “Kerinci Kita sayang, dan Jangan sampai Jadi Kerinci ku Malang” mari bersama kita perjuangkan, Ayo Bersama Membangun Kerinci. (***)
Penulis/Editor : Ketua DPD-KWRI Prop. Bengkulu, Putra Asli Kerinci, yang juga pengamat masalah Kemiskinan dipedesaan, dan masalah Sosial kemanusiaan. Tinggal di Kota Curup.