Laporan: Safwandi R Brusli
Setiap yang bernyawa pasti mati. Allah yang maha Agung dan maha segala, kapan dan dimana saja waktunya yang tidak diketahui (rahasa) Allah (Sir) NyaAllah mencabut Nyawa melalui malikatnya, sesuai waktu (janji), dan tidak satupun yang bisa menundanya.
Innallillaah Wainnailaaiihi Rajiun, telah berpulang kerahmatuulah hamba Allah, Ilyas Hamid Bin Abdul Hamid, atas kehendak Allah.
Ilyas di kenal seorang sosok yang baik dan ramah, selalu tampil sederhana (apa adanya) dikenal masyarakat taat beribadah, 6 Juni 2024 lalu sekitar pukul 17.30 WIB, kematiannya meninggalkan kesan dan duka nan dalam bagi warga Desa Sungai Batu Gantih.
Ilyas Hamid Bin H Abdul Hamid, 74 tahun (Imam) Masjid juga dikenal salah satu tokoh Alim Ulama Desa Sungai Batu Gantih Hilir, dan Sungai Batu Gantih Kecamatan Gunung Kerinci, Kab. Kerinci, Jambi.
Yang membuat masyarakat terkejut, tiba-tiba saja, Ilyas Hamid, rebah (roboh) saat mempin Dzikirullah (berdzikir), mengumandangkan kalimah “Laillah Haillaah” di perkirakan pertengahan acara Dzikir, yang berlangsung dirumah Sutriani, yang hajatan anaknya bernama “Gibran” anak dari pasangan Sutriani (Sut) Binti Bustami, Cucu Butami, di Desa Sungai Batu Gantih Hilir sekitar pukul 17.30 WIB (5.30-Wib) sore menjelang Maqrib.
Menurut sejumlah peserta hajatan syukuran Gibran Bin Mamat dan acara Dzikir dan akan barengi do,a bersama bersyukur atas rachmat Allah dan karunianya, pada Gibran yang sehat dan keluarga besar “Yut Binti Bustami, atas anugerah Allah” mereka mengucapkan rasa syukur, maka diadakan acara dzikir dan do,a bersama yang dipimpin langsung, Ilyas Bin H Abdul Hamid itu, awalnya berjalan lancar.
Acara hajatan Sunat Rasul Gibran, melakukan Kenduri Cucu Bustami, S.Pd. Ilyas Hamid, Rebah (Robohnya) tersandar ke dinding, tidak sadarkan diri dan tidak diketahui penyebabnya?.
Yang jelas beliau (Ilyas-red) saat memimpin Dzikir, membuat suasana riuh dan berubah total, terkejut dengan keadaan yang terjadi, Pak Imam (Pak Ilyas) tiba-tiba rebah (roboh), untuk memastikan apa yang terjadi?
Tuan rumah (masyarakat) menghentikan acara, dan bergegas membawa Ilyas Hamid, rencannya ke RSUD H Mhd Thalib di Kota Sungai Penuh, yang berjarak lebih kurang 40 km guna memastikan kondisi yang sebenarnya? Acara dibatalkan semua panil, Pak ILYAS HAMID dibawa kemobil milik “Pak Sus” warga masyarakat Sungai Batu Gantih Hilir” untuk diperiksa kerumah sakit H Mhd Thalin di Kota Sungai Penuh.
Dalam perjalanan ke Kota Sungai Penuh, sampai Pasar Siulak Gedang, inisiatif yang menghantarkan, diperiksa di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Siulak Gedang, sekitar 10 km dari Sungai Batu Gantih, dan membatalkan ke RSUD HA Mhd Thalib, hasil pemeriksaan dokter, Ilyas Hamid dinyatakan telah meninggal dunia, harap semua keluarga bersabar pesan dokter.
Pak Sus, warga setempat yang ikut hadir dalam acara Kenduri (hajatan) tersebut mengatakan bahwa Pak ILYAS HAMID tiba tiba Rebah dan tidak sadarkan diri saat acara dipertengahan tahlilan tersebut, ujarnya.
Sementara itu, Ambiyar Sekretaris Desa (Sekdes) Sungai Batu Gantih Hilir, mengatakan dalam acara kata pelepasan jenazah mengatakan dalam kejadian itu almarhum “Pak ILYAS HAMID” saat itu dalam keadaan baik-baik saja,” semunya itu atas kehendak Tuhan yang maha kuasa” marilah kita jadikan hal ini menjadi Pelajaran bagi kita semua.
Sebagai mana Wasiat Pituah dari Prof Buya Hamka dalam Pantun Melayu mengatakan, “PULAU PANDAN JAUH DITENGAH DIBALIK PULAU ANGSA DUA HANCUR BADAN DIKANDUNG TANAH BUDI YANG BAIK TERKENANG JUA” maka mari kita tebarkan kebaikan selagi hidup dan sehat dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, “ber-iman dan bertaqwa”
Selamat jalan, Ilyas Abdul Hamid untuk selamanya, semoga mendapat tempat yang terbaik di sisinya, Amin – amin yarabbol alamin.
Suardesi, Kepala Desa Sungai Batu Gantih (Desa Induk) Cucu Ilyas Hamid Bin H Abdul Hamid, dihubungi Via sambungan telephone mengatakan, beliau meninggal saya sedang berada di Kota Padang, mengikuti pertemuan Kuliah, ujarnya.
Menjawab pertanyaan awak media ini, setahu kami selama ini baik-baik saja, dan tidak sakit-sakitan, kita maklumi beliau Sakit tua dan kita do,a kan perjalanan beliau atas panggil sang khaliq yang maha segalanya, kita akan menyusul entah kapan? Karena setiap yang bernyawa pasti mati, ujarnya.
Beliau mati dalam mengucapkan kalimah Laillaah hailallaah, tiada tuhan selain allah, semoga arwah beliau diterima disisinya. Dan kabarnya, lanjut Suardesi “saat dimandikan alm dalam wajah tersenyum” semoga Husnnul khatimah atas kematian beliau, ujarnya.
Penulis/ Editor : Hamba Allah yang lemah, (Gafar Uyub Depati Intan).