Puluhan Masyarakat Miskin Kecewa & Menyakitkan –
Pander (32 tahun) bantah tidak ikut membagikan 100 Unit Pompa Cas, yang menggunakan Dana Desa (DD) Sungai Batu Gantih Hilir, Kecamatan Gunung Kerinci, Jambi, sebesar Rp 85 juta, yang menjadi sorotan tajam warga, sebab 100 Unit Pompa Cas, yang tercantum dalam Bumdes Perubahan 2024, saya tidak terlibat membagikannya tegas Pander.
Sehingga duduk persoalannya jelas, saya tidak ikut terlibat, ulangnya menjelaskan.
Beberapa sumber dan sumber kompeten dari warga Desa Sungai Batu Gantih Hilir, yang namanya dilindungi minta Inspektorat Pemdakab Kerinci wilayah tugas Urban Kecamatan Gunung Kerinci termsuk Desa Sungai Batu Gantih Hilir melakukan Audit (Pemeriksaan), beranikah? Karena dibalik lancarnya penggelapan 100 Unit Pompa Cas, diduga ada “geng” kuat terkoordinir dalam satu pintu?
Buktinya puluhan Petani yang sangat membutuhkan Pompa Cas, untuk digunakan di kebun (ladang) mereka tidak mendapatkannya. Sejak Pejabat sementara (Pjs) dijabat Syafnelis, aparat dari kantor Gunung Kerinci.
Dilain pihak (sisi), hampir semua perangkat desa/ Pjs Kades dan BPD (Badan Permusyawatan Desa) dapat bagian, ada yang memperoleh 8 Unit per-orang, ini jelas tidak adil dalam memberikan pelayanan pada masyarakat, dan sebagian warga yang sangat membutuhkan, justu tidak dapat sama sekali alias Gigit jari, kata sumber kepada Jurnalist BEO.co.id – dirumah kediamannya Dusun Tengah.
Sumber dengan nada emosi, menegaskan kita minta pihak Inspektorat melakukan Audit, secara jujur dan professional, karena selama ada beberapa kasus di Desa Sungai Batu Gantih Hilir, sumber dana DD dan ADD, setelah dilaporkan masyarakat tenggelam kian tak jelas.
Adapun data baru menurut sumber yang minta dilindungi namanya itu, pihak yang membagikan bantuan alat pertanian Pompa Cas tersebut dengan merk CBA Electric Sprayer tipe 3in1.
POMPA BENAR DIBAGIKAN APARAT DESA: Salah satu sumber kompeten dari banyak sumber, sebuat saja “Buyung Juaro” nama yang kami samarkan (lindungi), atas kesepakatan bersama menjelaskan rinci dan jelas siapa yang terlibat mengambil Pompa, katanya mau dibagikan pada warga masyarakat yang sangat membutuhkannya, tapi sampai?.
Alat Pertanian Pompa Cas sebanyak 100 Unit itu, benar dibagikan oleh aparat/ staf Pemerintahan Desa Sungai Batu Gantih Hilir, melalui nama para oknumnya.
“1. Ambiar 8 Unit pompa cas.
2. Asril (srie) 8 Unit pompa cas.
3. Pitriani (mak ipan) 8 Unit pompa cas.
4. Petros 8 Unit pompa cas.
5. Erwintoni 8 Unit pompa cas.
6. Parmadi 8 Unit pompa cas.
7. Efrizal (laki yani) 8 Unit pompa cas.
8. Mukrizal 8 Unit pompa cas.
9. Juris 8 Unit pompa cas.”
Nama s/d 9, itulah pihak yang beranggungjawab, dikemanakan masing-masing Pompa Cas itu, kenyataannya tidak dibagikan pada masyarakat yang berhak menerimanya
Masih keterangan menurut sumber yang minta dilindungi namanya tiu, menegaskan 5 orang anggota BPD terpilih mendapat jatah 1 unit pompa cas yang bersumber dari DD (dana Desa), tersebut.
Pembangunan JUT
Sementara itu hasil Investigasi wartawan BEO.co.id, (16/1/2025) pukul 15:36 wib, selain masalah Pompa Cas meresah dan mengkecewakan masyarakat, juga terdapat pekerjaan, Jalan Usaha Tani (JUT) dengan ukuran panjang 179 meter dan lebar 1 meter yang terletak (lokasi) di seberang Lubuk Paku Tiang.
Jalan ini dananya juga bersumber dari DD (dana Desa) Sungai Batu Gantih hilir TA 2024 melanjutkan (red menyambung) pekerjaan pembangunan dijaman Pjs 2023 yang dijabat oleh Camat Gunung Kerinci Sutan Norman (saat itu), perlu ditinjau lansung hasil fisiknya oleh Inspektorat Kerinci, karena kondisinya baru selesai di kerjakan tahun 2024 sudah retak-retak dan berlobang-lobang, Diduga dikerjakan asal jadi.
Dari pemantauan Wartawan BEO.co.id dilapangan, dilihat dari hasil pekerjaan yang hancur, berlobang, Cekung dan Cembung), patut diduga campuran satuan Semen-Pasir, berbanding satu banyak (tidak seimbang) antara Semen dan Pasir.
“Semen sedikit Pasir banyak” dari catatan teknis dihimpun BEO.co.id, apa lagi pasangan didaerah basah (persawahan), seharusnya untuk pasangan Batu Naik bangunan apa saja, 1 : 4 (Satu Sak Semen, berbanding empat Pasir).
Untuk Coran pasangan Lantai didaearh basah kandungan airnya tinggi (ditanah), 1 : 1 (maksudnya, Satu Semen-Satu Pasir), ini hasil Survei/ ahli di Departen PU RI, Kini kementerian PUPR-RI, tahun 1982 dan berlaku secara Nasional. Sehingga mampu menjamin rencana umur bangunan, setelah selesai mampu bertahan diatas 10 tahun, bukan se-umur Jagung.
Ketika dipasang (di Corkan), kadar hasil selektif bahan material yang digunakan kadar Pasirnya harus bersih jika mengandung tanah harus dibawah 5 persen ( 5% – Red ), bukan diatas 5 %, (asal pasir).
Aparat pemeriksa dari Auditor fisik Inspektorat harus faham, bukan batas tahu. Sehingga hasil pembangunan bisa bertahan lama dan memberikan azasmanfaat secara maksimal.
Sehingga hasil akhir JUT (Jalan Usaha Tani), mampu memberikan azasmanfaat untuk ratusan petani dilokasi yang dilintasi, bukan asal ada jalan. Kini kondisi riil jalan yang menggunakan Dana Desa (DD) itu sudah hancur sebagian, dan retak.Takkan sampai Seumur Jagung.
Jadi uang yang dikucurkan pemerintah pusat dari APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara), banyak yang sia-sia, alias “mubazier” padahal Pemerintah RI, bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, ini harus menjadi perhatian Inspektorat dan aparat Penegak Hukum, di Kerinci. ( *** /Sy /Mdj ).
Laporan : Tim Beo.co.id Kerinci dan Kota Sungai Penuh.
Penulis/ Editor : Gafar Uyub Depati Intan, Redaktur Ekonomi BEO.co.id.
