KERINCI, BEO.CO.ID – Santano Purnama Koberta, lahir 18 Nopember 2009 di Kelurahan Kualu, Kubang Raya, Pekan Baru. Kini duduk di Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 4 Kerinci, Kabupaten Kerinci, Prov. Jambi.
Keluar sebagai Juara Umum pada Semester Ganjil, dengan nilai 1. 334 terbaik. Nilai tertinggi Bahasa Inggeris, 98, Bahasa Indonesia, 94, Sejarah Kebudayaan Islam, 94. Dan Nilai terendah Bahasa Arab, 74. Tercatat pada rapor, 18 Desember 2021, Walikelas Murah Udin, S.PdI.
Saya bersyukur mendapat gelar sebagai juara umum terbaik, pada semester ganjil ini, katanya kepada Wartawan Beo.co.id, dikediaman orang tuanya Desa Sungai Batu Gantih, (18/12/2021) Sabtu.
Putri/ anak ketiga dari pasangan Muhammad Marhaen-Indrawati, sang ayah Wartawan BEO.co.id dan Bidik07 ElangOposisi, dan ibu, sebagai ibu rumah tangga. Menurut Santano, keberhasilannya berkat Bimbingan Walikelas VI, Murah Udin dan Kepala Sekolah MIN, Amrul, S.Pd serta bimbingan dari seluruh majelis guru yang mengajar disekolah kami, tandas Santano.
Selain bimbingan para majelis guru disekolah, ini berkat kerja keras belajar dirumah dan mengerjakan PR (Pekerjaan Rumah) dengan baik dan sungguh-sungguh, ujarnya.
Sementara itu Muhammad Marhaen, sanga ayah mengatakan “sudahlah saya, waktu sekolah tidak pintar dan kurang rajin belajar, jangan sampai pada anak-anak, makanya saya tekan kan belajar dan belajar terus,” ujarnya.
Muhammad Marhaen, akrab dipanggil Marhaen menegaskan untuk era melenium ini, jika anak-anak tidak dididik mulai dari dalam rumah, kita akan kesulitan melakukan kontrol apa lagi anak-anak yang memakai Hp android, kian sulit diatur dan dikontrol tegasnya.
Maka kita tekan untuk banyak belajar, dan mengaji belajar Alqur’an, cukuplah saya tidak bisa membaca alqur’an, jangan sampai pada anak-anak, paparnya. Sebagai pemegang juara umum, Santano, diberikan hadiah hiburan berupa sebuah Alqur’an, Juz aama, Piala dan uang Rp.50.000,- saya bersyukur papar Santano, pada bagian lain keterangannya.
Menjawab pertanyaan, bagaimana kedepannya? Saya berusaha keras untuk bertahan, dan belajar keras, menjalankan perintah kedua orang tua dirumah dan meminta do’anya agar berada dalam keadaan sehat serta menjalankan Sholat Lima Waktu.
Sementara Sang adik, Bahdil Fitrah Fajar Mandiri, akrab dipanggil “Bahdil” kini duduk di kelas III, pada Semester Ganjil, hanya mampu berada diposisi enam besar, sebelumnya berada pada rangking justru menurun dua rengking. Dan kini didesak untuk terus belajar kata ibunya Indrawati pada Beo.co.id. Bahdil, adalah sibungsu dari empat bersaudara.
Kendati dalam keadaan sulit, kata Indrawati kita terus melakukan pembinaan dari dalam rumah, belajar mengerjakan PR, menghapal dan belajar Mengaji dan Sholat, kita hanya mengarahkan tandasnya.
MIN Tanjung Genting lahirkan banyak Sarjana: Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN-4) Kerinci, telah melahirkan banyak sarjana-sarjana handal antara lain; Drs. Ruslan HS, SPd.I. Azis Wanol, Abdurrahman, dan sejumlah nama lain yang belum disebutkan dalam berita ini.
MIN Tanjung Genting, selain melahirkan para sarjana berbasis pendidikkan Islam, juga melahirkan seorang Wartawan yang tak asing lagi bagi masyarakat Sumatera Selatan, Bengkulu, Jambi dan Jakarta. Dialah, Gafar Uyub Depati Intan akrap dipanggil “Bang Ayub” salah satu Wartawan senior, kini berusia 64 tahun.
Selain sebagai Wartawan, Ia juga dua kali memimpin organisasi Wartawan. KWRI (KOMITE WARTAWAN REFORMASI INDONESIA) DPD-KWRI PROV. BENGKULU. Dan menjadi Pengurus DPP-KWRI hasil Kongres Luar biasa 2006-2011, menduduki jabatan Ketua Bidang Hubungan Antar Organisasi dan Pemerintahan.
Dan tenaga pembekal Wartawan dan Calon Wartawan dibidang Ilmu Jurnalist, khususnya Investigasi Reporting (Penyelidikkan kelapangan) bukan untuk prodak Hukum, melainkan untuk menjawab kabar dan berita yang simpang siur, yang digunakan pihak tertentu untuk kepentingan tertentu. Dan mengisi kuliah terbuka pada perguruan tinggi yang memerlukannya.
Saya, sangat bersyukur dan bangga dari alumni MIN Tanjung Genting, dulu berstatus Swasta dan ujian akhirnya di MIN Negeri Kemantan, karena MIN Tanjung Genting Vilialnya Kemantan. Mari kita dukung kemajuan MIN Tanjung Genting, yang sudah banyak melahirkan sarjana berbasiskan Islam dan Bahasa Inggeris, juga melahirkan Wartawan yang kritis, ujarnya.
MIN, adalah pendidikkan dasar berbasiskan Islam, setelah di MIN, lanjutkan ke MTSN, dan selanjutnya bebas kemana disukai. Minimal, memiliki basis dasar Islam, ujar Bang Ayub. (*/+_/Sandra/ Sbong Kime).