Dan sampai hari ini 20 Februari 2024, masih bisa menikmati hiburan di “caffe-caffe, mengunjungi taman Wisata, bercengkerama ria dengan kawan-kawan dan keluarga” sepanjang belum ada Nofum (bukti baru) dalam kasus tersebut.
Dan kendati tiga terdakwanya, yang harus menanggung dosa yakni mantan Sekwan DPRD Kerinci, “Adli, Beny, Loly” Pejabat Pelaksanaan Teknis Kegiatan (PPTK), dan Konsultan ahli dari KJPP, (saat itu) ketiganya mendekam di rutan Klas IIB Kota Sungai Penuh tahun 2023 silam pindahan dari LP di Kota Jambi.
Hampir 60 orang anggota Dewan Kerinci yang menerima tunjangan rumdis melebihi ketentuan berlaku, diluar yang wafat, Ketua Rp9, 3 juta/ bulan, Wakil Ketua Rp8,2 juta/ bulan dan anggota Rp7 juta/ bulan total kerugian Rp4, 9 miliar selama 5 tahun (60 bulan), jika dirata-ratakan sekitar Rp14 miliar lebih uang rakyat dibelanjakan seluruh oknum dewan penerima uang tunjangan itu.
Dari total jumlah sekitar Rp5 miliar dikembalikan para oknum dewan, melalui Kejaksaan Negeri Sungai Penuh, kasus yang menghebohkan jagat raya seseontara Propinsi Jambi ini, setelah kerugian negara dikembalikan Rp5 miliar lebih, maka tersangkanya yang ditetapkabkan penyidik dan menjadi terdakwa, disidangkan di PN Tipikor Jambi hanya, tiga orang yakni, Adli, SH. MH, (Sekwan) Beny Ismartha (PPTK) dan Loly dari Kantor KJPP, waktu itu.
Maka dewan terpilih pada Pileg Pemilu, Rabu – 14 Februari 2024 lalu, diantara 30 orang itu termasuk diantaranya anggota dewan sebelumnya.
