Laporan : Muhammad Marhaen
KERINCI, BEO.CO.ID – Pembukaan Jalan Baru di Desa Tanjung Genting, Kecamatan Gunung Kerinci, Kabupaten Kerinci, Jambi, tahun anggaran 2022 sumber dana alokasi umum (DAU) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APDB) Kerinci, diduga ‘’dikerjakan asal jadi’’ oleh CV. TIRAI EMBUN, dengan panjang 1, 5 km dengan biaya hampir Rp. 200 juta. Berikut hasil invetigasi Jurnalist BEO.CO.ID, dari lapangan, 7 September 2022.
Dari panjang 1,5 km itu, sekitar 1 km telah dibuka sebelumnya oleh Kepala Desa Tanjung Genting, ‘’Pak Riyan’’ dan pihak perusahaan hanya membuka jalan baru 0,5 km (1/2 kilo meter = 500 meter, red), bukan 1.500 meter (1, 5 km), bayangkan, ada indikasi ‘’mencari keuntungan sebesar-besarnya, tanpa mempertimbangkan azasmanfaat bagi masyarakat Tani yang membutuhkannya.
Dan pemotongan tebing, tidak dilakukan Penerasan (Teras), tidak dibuat, akibatnya begitu pekerja pulang dari lokasi dan pekerjaan dinyatakan selesai kini sudah Longsor dan menimbun badan jalan, dan semakin sulit dilewati jangankan kenderaan roda empat roda dua saja sulit, ungkap para petani yang memiliki kendaraan motor (roda dua) untuk kekebun (Keladang). Apa lagi saat ini musim hujan.
Jalan yang dikerjakan CV. TIRAI EMBUN itu, berlokasi di daerah (Wilayah) perladang Sungai Nyuhuk – Renah Ujo, atau sebutan lain bagi para petani yang mengadu nasib dan berusaha didaerah tersebut. Dan bisa tembus ke wilayah Desa Sungai Batu Gantih, (Jembatan Trong) artinya bisa dimanfaatkan masyarakat dari dua desa.
Tepatnya nilai kontrak RP. 183.185.400,00. Masalah yang menjadi persoalan saat ini, jalan itu sudah longsor dan hampir sepanjang badan jalan tergenang air, apa saat hujan turun.
Jalan tersebut memang dibutuhkan para petani, guna mempermudah akses keluar masuk keladang dan mengeluarkan hasil produksi seperti Cassiavera (Kulit Manis)/ Kayu Manis, Kopi, Kentang dan sayur mayur. Diharapkan terjadi gerakkan percepatan ekonomi masyarakat, kata para petani yang berhasil ditemui disepanjang lokasi.
Dalam investigasi reporting media ini, (7/9/2022) Rabu, salah satu warga yang minta namanya untuk tidak ditulis, guna menjaga hubungan baik, mengatakan ‘’ada empat titik yang seharusnya dipasang Gorong-gorong seperti di Ladang Tino (Nenek) Erik, Ladang Pak Mul, Ladang Antis nama terakhir asal/warga Kemantan.
Keempat desa itu di aliri anak Sungai kecil, saat musim hujan saat ini sangat rentan terjadi rembesan air, dan mengaliri 1 km jalan, bayangkan kerusakkan bisa kian tinggi, jelas sumber itu.
Hal senada disampaikan warga lainnya, ‘’Yul’.’’ Menurut Yul, jalan ini sudah dibuka oleh Pak Kades (Pak Riyan) tahun lalu sepanjang satu kilo meter, pihak pemborong hanya menambah pelebarannya saja, dalam panjang 1 km. Sedangkan 500 meter, yang buka jalan baru. Dan yang 1 km ini, sudah dibuka pak kades tandasnya, papar Yl pada Wartawan media ini.
Pihak CV Tirai Embun, hanya melebarkan kiri-kanan dengan alat berat, Nampak Tipis kata kami disini seperti di kibas-kibas, ssja tegas Yl. Silakan pak Wartawan lihat, akar kayu menjulur diatas jalan dan juga pada Tebing dan tidak rapi, jelasnya.
Bahkan siring kiri dan kanan badan jalan sebagian tidak dikerjakan bahkan ada galian yang hanya 25 cm hampir sama tingginya dengan badan jalan, apa memang seperti itu petunjuk teknis dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kerinci yang dipimpin Maya Vepri, ST (Cq Bina Marga) Bidang Teknis Jalan?.
Mungkin juga petunjuk pelaksanaan / petunjuk teknis (pengerjaan) dari Dinas PUPR, bayangkan baru dua minggu sudah dikerjakan Tebing sudah longsor menutup hasil pekerjaan, Siring kiri dan kanan jalan, dan terjadi genangan air dan meluap kebadan jalan, tak heran terjadi penggerusan, kerusakkan lebih cepat.
Perlu dipahami, dalam ilmu alam, air selalu mencari tempat yang rendah. Dan air musuh utama bangunan jalan, apa lagi jalan tanah (buka baru), jalan yang diaspalpun mudah kalah akibat gerusan air terutama pada Aspal yang Cekung (rendah) dan aspal-aspal yang pecah. Apa jalan baru, ini hukum alam (Pen, red), harus difahami oleh pengawas lapangan.
Sementara itu, Baharudin 50 tahun, salah satu petani yang berkebun dikawasan itu mengatakan,’’ Jalan tersebut sangat menjadi harapan, agar dikerjakan ulang pada bagian yang sangat kurang, hancur dan tertimbun dan longsor, ujarnya berharap.
Dan pada titik tertentu kondisi riil fisik jalan sangat menanjak, (terjal), sangat sulit dilalui apa lagi musin hujan keluh para petani menjelaskan pada awak media ini.
Parahnya lagi memasuki Sungai Nyuhuk, Tebing jalan sudah Longsor, ada tiga tempat yang harus diperbaiki di Ladang Tino (Nenek) Erik, Jalan terancam putus total.
Harapan kami, (pihak Dinas PUPR) atauTim PHO Proyek jangan hanya menerima laporan diatas meja saja, turunlah kelapangan lihatlah dengan kasat mata (mata sendiri), agar jalan bermanfaat (tercapainya tujuan pembangunan) pro rakyat dan pro manfaat.
Lebih jauh diuraikan Baharudin, para petani / peladang disini terlepas warga dari Tanjung Genting, juga ada yang berasalah dari Desa Lubuk Nagodang, Siulak, Siulak Tenang, Kemantan dan Sungai Batu Gantih, kami berharap pekerjaan CV Tirai Embun, memperbaikinya.
Mantan Kepala Desa Tanjung Genting, Hendra Prianto, dihubungi awak media ini, satu jam sebelum naik (pubblist), (8/9/2022) Kamis di Tanjung Genting, menjelaskan dari lokasi Sungai Nyuhuk sampai ke Ladang Nyantan Abib, berbatas dengan Ladang Pak Idian, 1 km panjangnya, dibuka saat saya menjabat kepala desa Tanjung Genting lebih kurang dua tahun lalu, bersumber dari dana desa (dd) artinya APBN, untuk desa ujarnya.
Betul 1 km saya yang membangun bersama masyarakat Desa Tanjung Genting tegasnya. Ditempat terpisah, warga desa Tanjung Genting berinisial, ‘’ai’’ 50 tahun menjelaskan pada Wartawan media ini juga (8/9/2022) Kamis sore, volume proyek tersebut masih kurang dari panjangnyanya, yang ditambah hanya 400 meter oleh CV TIRAI EMBUN, dari buka dasar lama yang dikerjakan Mantan Kades Hendra, jelasnya.
Pada papan merk (papan nama) kegiatan tidak dicantumkan jumlah volume pekerjaan, bisa benar 1, 5 km (1.500 meter), yang dikerjakan CV. TIRAI EMBUN, tidak tertutup kemungkinan yang benar hanya 400 meter/ dan atau 500 meter, dan yang lebih tahu tentu PPTK (Pejabat Pelaksanaan Teknis Kegiatan) dari Dinas PUPR Kabupaten Kerinci.
Jangan dianggap Enteng: Dari keterangan dihimpun Jurnalist Beo.co.id, keuangan Negara baik dari pusat maupun daerah yang digelontorkan untuk membangun Kerinci Lebih Baik-Berkeadilan, (KLB Berkeadilan), bukan terletak soal besar kecilnya nilaikegiatan, yang penting dan strategis mampu memberikan azas manfaat, dan tidak bergelimang pemotongan alias fee (potongan uang haram).
Karena pembangunan untuk rakyat, bersumber dari uang rakyat bukan uang dari kantong pejabat Negara, jika benar-benar mau membangun Kerinci Lebih Baik Berkeadilan. Uang pembangunan, bersumber dari Pajak yang dibayar rakyat, antara lain ‘’uang pajk bumi dan bangunan (PBB), Pajak Usaha, Pajak Perizinan, Pajak/ Retribusi dari Pertambangan, termasuk Tambang Bebatuan (Galian C), Pajak Rumah Makan dan lain sebagainya.
Hancurnya bangunan jalan 1, 5 km itu, (dikerjakan asal jadi)? Selain ada dugaan permainan ‘’fee’’ ditingkat oknum pejabat tertentu di DPRD Kabupaten Kerinci, ada salah satu oknum Kabag (Kepala Bagian) ‘’Pengawasan’’ yang konon kabarnya mendapat proyek dari oknum DPRD Kerinci, dan diberikan kepada oknum Kabag, sebut saja (MissEks), nama asli disamarkan, karena oknum dewan butuh dana yang mendesak.
Dugaan permainan ‘’fee’’ bukan hal baru di Kerinci, bahkan bukan rahasia umum lagi, hanya aparat penegak hukum belum tertarik mengungkapkan secara serius, karena sulitnya pembuktian, contohnya kasus ‘’Urmadi Awan’’ timsukses Adirozal, hingga harus berakhir dibalik terali besi. Korbannya tetap pemungut fee, kendati bukan untuk dia dan melibatkan oknum ASN dan Oknum Dewan Kerinci.
Dugaan keterlibatan oknum salah satu Kabag DPRD Kerinci, telah dieksposse Media ‘’DETIK BERITA.COM’’ JAMBI, edisi Selasa, 6 September 2022, dikutip kembali (Sumber). Benarkah Oknum DPRD Kerinci ikut bermain proyek? Pertanyaan ini memang sulit dijawab, namun tanpa dikorekpun gaungnya membias kemana-mana, termasuk keawak media.
Dari keterangan diperoleh BEO.CO.ID, dilapangan, para pekerja proyek Jalan Sungai Nyuhuk-Tanjung Genting, setahu mereka dikerjakan oleh, ‘’Pak Edwin’’ diduga menggunakan CV. TIRAI EMBUN. Entah aslinya milik siapa…?
Karena, ‘’Pak Edwin’’ pernah kelapangan dan kami bekerja dengan beliau, dan ‘’beliau mnta bekerja yang baik’’ selesai tepat waktu, ungkap sumber.
Sebagai pekerja, (buruh harian) kami tidak perlu siapa yang punya proyek, kami bekerja butuh makan dan upah lancar soal yang punya terserahlah tegas sumber yang minta namanya dilindungi.
Terasa agak aneh, ada oknum asn, berinisial ‘’edn’’ juga hadir disini, nah ada apa..? Jelas sumber itu.
Masyarakat Desa Tanjung Genting dan Tanjung Genting mudik, merasa bangga, kalau jalan untuk mengeluarkan hasil bumi mereka dari Ladang diperhatikan, kendati banyak masalahnya, mulai dari fisik, diduga dikerjakan asal jadi itu.
Kami punya anak (putra terbaik), yang menjadi Sekretaris Dewan (Sekwan) DPRD Kerinci saat ini, yaitu; Jhondri Ali Terang (Jhondri Ali), yang penting jalan itu diperbaiki, agar bermanfaat bagi kami yang berladang (berkebun) didaerah Sungai Nyuhuk-Enah Ujo dan sekitarnya.
Kami minta ananda ‘’Jhondri Ali’’ memberi tahu pemborongnya, agar pekerjaan yang acak-abakkan itu diperbaiki, sebelum dicairkan 100 % tegas sumber berharap. (***/+_).