Laporan: Gafar Uyub Depati Intan
CURUP, BEO.CO.ID – Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Rejang Lebong, Propinsi Bengkulu, Budhiyanto, ST.MT, menjawab pertanyaan Jurnalist Beo.co.id, Selasa, 04 Oktober 2022 sekitar pkl 11.30 WIB, diruang kerjanya ‘’ Ia, mengakui adanya asset wisata Rejang Lebong yang terlantar, karena tidak cukup dana untuk memelihara dan mengelola’’ jelasnya.
Menurut Budhiyanto, seperti objek Wisata Danau Harun Bastari di Desa Mojo Rejo, terletak sangat strategis di Jalan Lintas Curup-Lubuk Linggau Sumatera Selatan, sekitar 17 km dari kota Curup untuk membangun secara fisik loksi tersebut sudah dilakukan dan telah menghabiskan dana puluhan miliaran rupiah, namun belum menambah penghasilan PAD (Penghasilan Asli Daerah), untuk memelihara bangunan yang sudah ada belum cukup ujarnya.
Dijelaskan Budhiyanto, ada beberapa masalah yang tengah kita hadapi, pertama dana pemeliharaan dan operasionalnya tidak cukup (sangat kecil) sekali.
Kedua kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) Nya yang masih rendah. Dan ketiga status lahan yang ada bersama asset yang sudah dibangun belum terpelihara secara maksimal, ujarnya.
Dan yang sangat penting status lahan yang ada, seluas lebih kurang 20 ha milik Pemdakab Rejang Lebong, belum berstatus Sertifikat milik Pemda Rejang Lebong, ini tak boleh dianggap sepele (gampang), ketika suatu saat ada pihak ketiga yang mau kerjasama, tentu mereka akan tanyakan status kepemilik kannnya?.
Ketiga antara pengeluaran Pemkab Rejang Lebong dengan masukkan belum seimbang dan belakangan ini para pengunjung menurun drastis. Bisa jadi ada pengaruhnya dengan persoalan Covid 19 yang melanda kita semua, jelasnya.
Sarana yang sudah dibangun antara lain Normalisasi Danau Harun Bastari, Air Mancur, Warung Terapung, Tugu Pesawat serta penginapan (Vila Hijau), sarana tempat pendidikkan dan pelatihan (Diklat) antar dinas dan instansi pemerintah baik lokal, antar propinsi tetangga hasilnya tidak cukup untuk pemeliharaan secara fisik kita telah ushakan maksimal menjaga dan merawat, tandanya.
Kalau tetap dikelola oleh Dinas Pariwisata, hasilnya tidak maksimal, seperti Air Mancur, untuk membayar listriknya saja tidak cukup dan sarana lainnya, butuh perawatan maksimal kenyataannya belum berhasil.
Ketika ditanyakan lebih jauh, apa langkah kedepannya untuk menyelematkan asset yang telah dibangun itu?
Saya harus jujur menjelaskan hal ini, kedepannya memang ada rencana untuk dikontrakkkan (dialihkan) pengelolaannya kepada pihak swasta (sitem sewa/ kontrak), tapi kita harus menyiapkan terlebih dahulu seluruh perawatan fisik yang sudah ada, dan kelengkapan administrasinya, seperti Sertipikat kepemilikkannya atas nama Pemdakab Rejang Lebong, tandasnya.
Dan yang sangat penting Peraturan daerah (Perda) yang sudah ada harus diubah oleh DPRD Rejang Lebong, disesuaikan dengan kondisi terkini dan tetap pro rakyat, harapnya.
Mahdi Huesein Ketua DPRD Rejang Lebong dihubungi diruang tunggu (depan ruang kerjanya), Rabu, 06 Oktober 2022 sekitar pukul 11.00 WIB, menjawab pertanyaan Jurnalist Beo.co.id, mengatakan, ‘’DPRD Rejang Lebong, siap mendukung kepentingan dari dinas dan kita semua, untuk membangun Rejang Lebong’’ kedepannya.
Jika Dinas Pariwisata banyak kendala (hambatan) dalam mengembangkan, memelihara asset wisata Rejang Lebong yang sudah ada, silakan ajukan secara rinci dan jelas bisa dipertanggungjawabkan ke DPRD Rejang Lebong, akan kita bahas dan dikabulkan, ujarnya.
Dengan prinsip dapat merubah keadaan dari tidak berhasil selama ini, menjadi lebih berhasil yang prinsipnya mampu menambah dan meningkatkan PAD dari sektor Pariwisata, tandasnya. Ini tidak saja untuk Dinas Pariwisata, tapi untuk semua opd (organisasi perangkat daerah), demi membangun Rejang Lebong, kedepannya.
Dengan berhasilnya OPD berarti berhasil mendukung program Bupati Rejang Lebong saat ini, papar Mahdi Houesein pada Jurnalist Beo.co.id.
Kami di DPRD, sebagai wakil rakyat memang ditugaskan untuk sama-sama pak Bupati memperjuangkan kepentingan masyarakat Rejang Lebong, silakan buat program kerja yang rasional, bisa dilaksanakan dengan baik dan bertanggungjawab, dewan tidak akan mempersulit keadaan, tandasnya.
Kerja keras dan serius : Mahdi Houesein, menjelaskan dan meminta kepada seluruh kepala dinas (kadis), jangan berdiam diri, saya melihat saat ini ‘’seolah-olah terbelah, jika ada perbedaan pandangan dan pendapat, jangan sampai ada yang probupati dan prowakil bupati’’ tapi pro dan mengabdilah untuk kepentingan pembangunan Rejang Lebong, (masyarkat) daerah ini, bukan untuk siapa-siapa, paparnya.
Kalaulah para pemegang kebijakkan di OPD masing-masing berjalan dengan baik, berarti jelas mendukung visi dan misi bupati membangun Rejang Lebong, sesuai dengan program yang tengah berjalan saat ini.
Dan saya minta lanjut Mahdi Hoeseien, para kepala dinas bekerja keraslah mencari peluang dana ke Jakarta, banyak sekali dana-dana yang bisa didapatkan. Dan bawa proposal, dengan data yang jelas dan konkriet, dan jangan hanya menunggu.
Kalau terus menerus menunggu, berarti kita hanya membelanjakan dana yang telah ada memang jumlahnya kecil tidak  akan meningkat jika sumber-sumbernya tidak digali dan dikembangkan.
Dana tidak akan bertambah. Maka saya minta, pada seluruh kepala dinas/ intansi pemerintah, (OPD), banyak-banyaklah membangun hubungan kerjasama kepemerintah pusat. Banyak dana yang bisa dibawa kedaerah, jelasnya.
Seraya, berjanji kalau soall Perda yang belum ada, sepanjang kepentingan pembangunan untuk masyarakat Rejang Lebong, dewan berkewajiban untuk melahirkan Peraturan Daerah (Perda) prorakyat dan untuk rakyat, bersama bupati.
Janganlah menunggu, izin dengan bupati cari dana ke pemerintah pusat, sesuai tufuksi (tugas dan fungsi) masing-masing dinas. Saya kira, ‘’Budhiyanto, ST.MT, sebagai mantan orang dari Dinas PUPR, akan mampu menjuluk dana pusat, dia kan sudah berpengalaman di dinas PU, ungkapnya.
Kalau para kepala dinas hanya menunggu dan mengeluh, kita tidak akan berkembang paparnya. Didewan, Rejang Lebong siap mendukung sepenuhnya apa yang diperlukan. Soal perlu dukungan Perda, itu memang tugas dewan. Mari kita sama-sama kerja keras, untuk membangun Rejang Lebong kedepannya.
Dari data keterangan dihimpun Jurnalist BEO.co.id, asset Pemkab Rejang Lebong, yang terlantar, tidak terawat dan belum dimanfaatkan maksimal antara lain, asset Wisata Rejang Lebong Danau Mas Harun Bastari.
Sarana pendukung yang sudah ada antara lain Mess Diklat, Warung Terapung, Air Mancur, Bangkai Pesawat (Tugu) Pesawat, Villa Hijau (Penginapan), Suban Air Panas, tidak terawatt sebagaimana mestinya.
Aset didinas lainnya, Pasar Daging (dilos) Pasare Ikan Pasar Atas Curup, tidak berfungsi (terlantar), Lapangan Tenis didepan Hotel Kaba Jalan S Sukowati Curup dan sejumlah Pasar Perdagangan yang dibangun Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM, banyak yang tidak terawatt dan tidak difungsikan.
(BEO.co.id/ ***/ bersambung),……