spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Kelahiran KWRI Dan Pers Reformasi

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Oleh : Gafar Uyub Depati Intan

Komite Wartawan Reformasi Indonesia (KWRI), salah satu Organisasi Wartawan Indonesia pelopor Pers Reformasi, lahir 22 Mei 1998, satu hari setelah kejatuhan rezim orde baru, dibawah kepemimpin Presiden Soeharto, yang berkuasa lebih kurang 32 tahun.

KWRI lahir dari marwah roh refomasi Indonesia, dan perjuangan keras para tokoh Pers, yang menginginkan perubahan dan perbaikkan disegala sector kebebasan dan kemerdekaan Pers yang jujur dan bertanggungjawab, bukan sekedar perubahan kata Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP-KWRI, Ozzy Sulaiman Sudiro, dalam berbagai keterangan Persnya kepada awak media, dikutif kembali.

Menurut Ozzy Sulaiman Sudiro, akrab dipanggil, ‘’Ozzy’’ ini, yang telah menjabat Ketum KWRI dua periode menjelaskan perbaikan-perbaikan terus kita lakukan. Mulai dari mereformasi diri sendiri, media dan organisasi, mengedepankan rasionalisme untuk kemajuan organisasi kedepan.

Sementara itu Sahata M Tambunan, Mantan Sekjen KWRI Kongres Luar Biasa KWRI Pondok Gede 2006 dihubungi Via hanphonecellnya pukul 11:20 00 WIB Minggu 15 Mei 2022, mengatakan ‘’ KWRI harus bangkit sebagai salah satu Organisasi Wartawan Indonesia, menjaga marwah, roh organisasi dan Perjuangannya dari kelahirannya, 22 Mei 1998 silam (24 tahun silam), jelas Pemimpin Redaksi Koran ‘’MONITOR NUSANTARA’’ ini.

Menurut Sahat M Tambunan, lebih dikenal dengan panggilan ‘’Bang Sahat’’ menjelaskan panjang lebar, ditubuh oragnisasi KWRI dan para seniornya, ada yang dilupakan antara junior dengan seniornya, organisasi yang kuat harus dibangun dengan kebersamaan, tidak bisa bertindak sendiri-sendiri apa lagi kelompok kecil dan kepentingan, ujarnya.

Saya mendukung kepemimpinan Ozzy SS, untuk membesarkan organisasi DPP-KWRI, tapi mari tunjukkan kinerja yang baik dan professional untuk organisasi, dengan menjalankan marwah dan roh perjuangannya, papar Bang Sahat.

Bang Sahat, menghimbau pada seluruh pengurus dan anggota se Indonesia. Mari kita bangun KWRI secara bersama dan duduk satu meja untuk kemajuan organisasi, saya tidak menghitung sudah berapa banyak bentuk bantuan yang diberikan, bukan itu persoalannya.

BACA JUGA :  Sandra Boy & Zulfahmi : Balon Bupati Kerinci, Jangan Sampai Menunggu Sumbangan?

Kita ingin organiasi menjadi besar dan mendapat pengakuan dari masyarakat luas, kata Jurnalist senior ini, dan jangan sampai organisasi ada dan hidup tanpa karya?.

Harus ada manuver dan kerjasama yang baik dengan semua pihak, dengan membangun komunikasi yang luas dengan para pemilik/ penerbit media masa, Cetak, Online, Televisi, Siaran dan lain sebagainya, papar Bang Sahat.

Dulu ada mereka buat Pers Berdaulat, saya sangat setuju. Tapi sayang isinya, sebagian ada yang mencaci maki antar sesama, ini kan tidak baik kedepannya saya sangat berharap DPP-KWRI yang tangguh dan mendapat pengakuan dari masyarakat sehingga KWRI menjadi panutan bagi anggota dan simpatisannya.

Dan para generasi mudalah akan menjadi penerus para seniornya, yang memberikan contoh yang baik. Sebagai Pemimpin Organisasi Pers, (Pemimpi), harus berani berkorban kebawah dan keatas. Jika ada Wartawan, yang di kriminalisasi ketua harus angkat bicara untuk melakukan pembelaan secara benar dan bertanggungjawab, ujarnya.

Merekakan jurnalist, sama dengan kita. Yang namanya kinerja Wartawan (Para Jurnalist), tentu ada kesalahan dan kekuranganya. Maka menjelang hari peringatan KWRI ke 24, 22 Mei 2022 tahun ini, marilah kita bangun kesadaran bersama untuk berbenah diri secara organisasi.

Karena organisasi yang baik, memberikan azas manfaat bagi kepentingan umum dan organisasi itu sendiri, tandasnya. Kita harus ingat perjuangan keras para pendiri KWRI, antara lain; Priyo Ismael, SH, Zakata Barus, BA, Edy Farid, Drs Agus Prabowo, Cs.

Dari keterangan dan data dihimpun mencatat perjalanan panjang DPP=KWRI, sejak era pra reformasi, reformasi 1998 dan sesudah pasca reformasi sampai sekarang, secara organisasi KWRI telah berjalan sesuai petunjuk organisasi (PO), namun banyak hal belum berhasil terselesaikan dengan baik, terutama di DPD-DPD KWRI didaerah, termasuk DPD-KWRI Bengkulu.

Namun, berjalannya waktu, akan terus diperbaiki tanpa henti dengan membangun kerjasama di internal pengurus dulu, membina para journalist yang bergabung didalamnya, karenanya kebanyakkan Wartawan pemula dengan latar belakang basic pendidikkan cukup baik dari strata satu (S1), namun enggan memperdalami dunia Jurnalistik.

BACA JUGA :  Sandra Boy & Zulfahmi : Balon Bupati Kerinci, Jangan Sampai Menunggu Sumbangan?

Mereka merasa cukup dengan dengan ilmu yang ada. Sedangkan jurnalistik, butuh kreativitas, jujur, kerja keras, dengan ilmu terapan bukan asal dengar, asal catat, asal tulis, sesuai waktu dalam pengembangannya.

Dan berikutnya para Wartawan dan calon Wartawan (pemula), kebanyakkan pendidikkan terbatas, hanya batas SLTA, bahkan banyak yang tamat SMP sederajat, sulit menangkap petunjuk dari redaksi masing-masing, hingga sangat sulit pengembangan ilmu jurnalistiknya.

Ini selain tanggungjawab masing-masing redaksi, juga tanggungjawab organisasi untuk melakukan pembinaan, dimulai dari bawah. Sehingga para Wartawan yang telah dibekali surat tugas dan kartu Pers mampu mengembangkan informasi awal sampai menjadi berita layak saji dimedianya masing-masing.

Dan secara organisasi bisa berkembang dengan baik, karena sang Wartawan tahu kewajiban setiap hari, ditugaskan menyampaikan informasi yang berkembang, apa yang menjadi topik masyarakat luas dan terkini, harus (kompetitip bagi Wartawan).

Maka pembinaan dari bawah harus dilakukan, mulai dari masing-masing dapur redaksi, secara organisasi, harus dilakukan pembekalan mulai dari tingkat dasar, mencatat info tentang informasi, chek and richek dan seterusnya sampai menjadi berita layak sajai (muat).

Kompetensi mengembangkan informasi, chek and richek tanpa batas apa lagi kita (saat ini), sudah online 1 X 24 jam, maka kompetitip kinerja para Jurnalist harus dilakukan, dan mampu memenuhi unsur penulisan berita, tidak Hoax (bohong).

Maka para journalist yang bergabung di Organisasi KWRI, harus mendapat pembinaan dan pembekalan dari organisasi. Dimulai dari tingkat pusat sampai kedaerah, DPC-DPC KWRI seluruh Indonesia. Dengan harapan seluruh Wartawan yang tergabung dalam KWRI, memiliki karya Jusnalist. Bukan hanya batas mengantongi surat tugas, kartu pers redaksi dan Kartu Pers Organisasi Wartawan. (***)

Penulis/Penanggungjawab: Gafar Uyub Depati Intan, Ketua DPD-KWRI Prov. Bengkulu, Pemimpin Redaksi Media Online, BEO.CO.ID & GEGERONLINE.CO.ID Group/ Pengamat Kemiskinan dan masalah Sosial Kemanusiaan dipedesaan.

Kisah Singkat Jurnalis Gudi Podcast Kemenag Rejang Lebong

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Headlines

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Latest Posts

https://situs-toto.togel.togetherband.org