Pengantar Redaksi- Setiap orang (manusia hidup) memiliki hobi (kesenangan) yang berbeda, siapapun dia boleh melakukannya, mulai pejabat setingkat desa, kelurahan dan kecamatan bahkan sampai pada tingkat presiden sekalipun, silakan. Namun, penting diingat dan dijaga, tugas dan kewajiban terhadap kepentingan yang lebih besar harus diutamakan. Apa lagi kegiatan menggunakan Keuangan Negara, APBN, APBD dan hibah atau bantuan lainnya, karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Bukan kepentingan pribadi, “jangan karena perkutut, tugas pemdes terabaikan” berikut petikkan laporannya.
KERINCI, BEO.CO.ID– Hobby atau kesenangan seseorang terhadap apa yang disukainya, menyita (melibas) banyak waktu terbuang sia-sia sehingga kepentingan yang lebih besar bagi kelangsungan Pemerintahan Desa (Pemdes), dan pelayanan secara umum terhadap kepentingan masyarakat Desa Bendung Air Timur, Kecamatan Kayu Aro, Kerinci, terabaikan. Hal ini dijelas Nursal, Staf Intelijen LSM BPPK RI kepada awak media ini, 23 Januari 2021.
Seharusnya ini menjadi salah perhatian Bupati Kabupaten Kerinci, Prov. Jambi, DR.H.Adirozak, MSi dijajarannya sampai ketingkat desa, mampu memberikan pelayanan maksimal guna meringankan beban masyarakatnya. Jika para kepala desa memberikan pelayanan maksimal pada masyarakat, otomatis sangat membantu program buapti/ kepala daerah bahkan program Gubernur dan pemerintah pusat agar sampai ditengah masyarakat, ujarnya.
Hobi dan kesukaan lanjut Nursal, memang sering membuat kita lupa akan kegiatan atau tugas pokok keseharian, begitu pula dengan hobi oknum Kades MARDIAL Kepala Desa Sungai Air Timur, hobinya memikat berburu burung balam, perkutut (Katutu-red) dalam bahasa Kerincinya, hingga lupa akan tugasnya sebagai orang nomor satu didesanya.
Hal ini menimbulkan dampak (negatip) rendahnya aktivitas pelaksanaan roda pemerintahan desa, dalam melaksanakan pembangunan, dan pembinaan kemasyarakatan untuk pemberdayaan masyarakat dalam menyukseskan kegiatan pembangunan, tandas Nursal.
Dampak dari kegiatan Mardial Kades Bendung Air Timur ini, tidak bisa membagi waktunya sehingga pelayanan terhadap kepentingan masyarakat terabaikan.
Menurut Nursal salah satu aktivis Lembaga Swadaya dari BPPK-RI, Kerinci memaparkan Kades Mardial tidak active, melaksanakan roda pemerintahan dan tidak terbuka, apa lagi transparan dalam mengakses dan mengembangkan birokrasi dan pelayanan bagi pemerintahan desa yang dipimpinnya.
Dan tidak gencar dalam pelaksanaan pembangunan dan terkesan “diam/ tertutup” pada masyarakatnya serta bagi LSM dan Pers untuk mendapatkan penjelasan secara riil dalam menggunakan anggaran dan bantuan yang masuk kedesa Bendung Air Timur, sejak tahun anggaran 2020 kini memasuki 2021.
Dijelaskan rinci oleh Nursal, Kantor Kepala Desa Bendung Air Timur, yang dipimpin Mardial, sering dalam kondisi tertutup, saya selaku LSM untuk melakukan koordinas dan mendapatkan penjelasan secara riil dan rinci, sudah tujuh kali bolak-balik kekantarnya, kedaannya tertutup.
Saya mengunjungi, sampai hari ini ke delapan (8x-nya), 23 Januari 2021, sekitar pukul 10.00 WIB, pemandangan dikantornya terkunci rapat tak satupun staf desa yang ada dikantor, “sunyi senyap, bak rumah tak bertuan” kepada siapa kita harus bertanya, kantor desa dalam keadaan tanpa manusia. Entah, kemana mereka..???
Inilah lanjut Nursal, ini sikap dan cara yang kurang baik dari oknum Kades Mardial, banyak hal diseputar penyelenggaraan dan penggunaan dana desa (DD) dan alokasi dana desa (ADD) yang ingin kita konfirmasikan sama sekali tak terjawab. Tempat bertanyapun tidak ada…?
Dari data dan informasi yang saya dapatkan patut diduga adanya kemungkinan “penyimpangan” DD dan ADD, kita butuh penjelasan terang Nursal. Dan sama sekali tak bermaksud berburuk sangka, karena DD bersumber dari anggaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), yang dikucurkan pemerintah pusat CQ Kementerian Desa Tertinggal, ujarnya.
Saya dan kita semua berharap keadaan seperti ini harus segera dirubah jikalau tidak, kiata khawatir akan menjadi masalah dikemudian hari. Karena DD, diperuntukkan pembangunan yang dapat memacu kemajuan ekonomi masyarakat di masing-masing desa, termasuk Desa Bendung Air Timur, dibawah pemerintahan Kades Mardial, yang hbobi perkutut itu.
Saya, (Nursal-red) asli putra daerah disini ingin mendengar penjelasan apa-apa saja item dan kegiatan yang sudah dilaksanakan menggunakan DD dan ADD sebagai hak masyarakat, agar masyarakat tidak mempunyai prasangka buruk dengan saudara oknum Kades Mardial.
Serunya lagi kata NURSAL, Oknum Kades Mardial memang hobi memikat burung balam, perkutut, (Katutu) dan sejenis burung lainnya kehutanan-hutan seperti ke Gunung Sangkar, kaki Gunung Merapi, ini diduga sengaja menghindar dari awak media dan LSM, kondisi menghindar Mardial, dari kejaran Wartawan dan LSM, tidak tertutup kemungkinan banyak yang disembunyikan dalam penggunaan anggaran DD dan ADD secara normative, “{bisa bernuansa, korupsi” terangnya.
Ditempat terpisah ibu kandung Mardial, (23/01/2021) sekitar pukul (jam 11:00 wib) berhasil dihubungi menerangkan kepada awak media ini diakui oknum kades Mardial tidak ada dirumah, dan tidak dikantor desa. Ia (Mardial, red) lagi memikat burung balam, perkutut (katutu) di Gunung Sangkar sore harinya baru pulang.
Ditambahkan lagi bunda Mardial, memang Mardial anaknya suka membeli burung pemikat dengan harga tinggi satu ekor burung dibandrol Rp. 500.000 sampai harga rp 2.000.000 untuk satu ekor pemikat burung perkutut.
Lebih jauh diterangkan bunda Mardial anaknya, menyalurkan hobinya memikat sampai kehutan yang jauh.
Seperti kalau di Kerinci ke Gunung Sangkar, Hutan Gunung 7, Hutan Gunung Kerinci, kadang kala sampai ke Silaut daerah Sumatra Barat, terus kehutan Bengkulu.
Sampai laporan ini diturunkan, belum diperoleh keterangan dari Mardial, sudah sejauhmana penggunaan dana desa dan alokasi dana desa (DD dan ADD), tahun anggaran 2020, yang diduga belum sesuai dengan pedoman berlaku?.
Catatan Jurnalist BidikelangOpsisi (Beo.Co.Id) tak ada masalah dengan hobinya Kades Mardial, sepanjang Ia bisa membagi waktu, antara tugas pengabdian sebagai kepala desa Bendung Air Timur, dengan memburu perkutut (katutu), kehobiannya.
Yang penting secara fisik dan non fisik penggunaan dana bisa memberikan asasmanfaat secara nyata dan jelas pada warganya, tidak hanya sebatas bisa membelanjakannya?.
Hobi memikat burung Perkutut (katutu) itu, jangan sampai mengabaikan tugas pokok, apa lagi meninggalkannya dan mengunci rapat kator Kepala Desa Bendung Air Timur pada hari kerja. Sama kita ketahui, pelayanan terhadap segala bentuk kepentingan masyarakat desa harus dilakukan maksimal dan terbuka (transparan) yang bisa dipertanggungjawabkan secara administrasi, fisik dan Hukum, tidak rekayasa.
Jangan sekali-kali, karena “terlalu asik dengan burung perkututnya, tugas Pemerintahan desa diabaikan“
Laporan : Juge Karang Sethio/ Marhaen, Dj. SiB
Editor : Gafar Uyub Depati Intan