SIMALUNGUN, BEO.CO.ID – Masyarakat Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara sangat kecewa kepada Bupati Simalungun Radiapoh Hasiholan Sinaga, SH. MH yang mana tidak menindak lanjuti hasil pertemuan antara Perkebunan dan Pemkab Simalungun pada Juli lalu di Rumah dinas (Rumdis Bupati-Red).
Dalam rapat Bupati Simalungun menyatakan kepada pihak perkebunan agar menghentikan konversi teh ke penanaman sawit, ternyata pihak perkebunan Bah Butong Sidamanik melanjutkan penanaman sawit, ada apa dengan Kebun Teh Bah Butong. Hal itu dikatakan Tokoh Agama Sari Matondang ST Sahat Hutagaol pada unjuk rasa (16/9) di lokasi penanaman sawit Bah Butong yang seluas 257 Hektar (Ha).
Selanjutnya dikatakan To Simbolon SH, pihak Perkebunan Teh Bah Butong Kebun Sidamanik yang sekarang memaksakan menanam sawit tidak menghargai Rapat Dengar Pendapat (RDP) di DPRD Sumatera Utara (Sumut).
“Yang mana hasilnya menolak konversi Kebun Teh menjadi Kebun sawit karena mengakibatkan banjir bandang nantinnya,” pungkasnya.
Dihadapan masyarakat menolak penanaman sawit, Rafi Humas Kebun PTPN VI Bah Butong tidak menjawab pertanyaan awak media secara rinci, singkat sampaikan, “kami no comen” ujarnya enggan memberi penjelasan lebih jauh.
Menanggapi persoalan tersebut Mangapul Purba, SE dari Anggota DPRD Sumut mengeluarkan pendapatnya. Ia mengatakan, penanaman sawit di kebun Teh Bah Butong membuat dirinya merasa sangat heran, pasalnya hasil RDP di DPRD Sumut hasilnya dibatalkan penanaman sawit.
“Berarti PTPN IV Kebun Bah Butong Sidamanik Simalungun, Sumatera Utara Belanda berdarah hitam tidak peduli dengan masyarakat Simalungun khusus wilayah Kecamatan Sidamanik,” pungkasnya. (S. Hadi Purba)