LEBONG, BEO.CO.ID – PT. Mikro Hidro Energy (MHE) dikunjungi Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kabupaten Lebong dan tim pengawas Dinas Ketenagakerjaan Provinsi Bengkulu guna memastikan jumlah santunan yang akan diberikan kepada ahli waris (korban), Jalil Wahyono (50) yang tewas beberapa waktu lalu sekaligus pengambilan keterangan peristiwa kejadian.
Diwakili oleh Choirina Maya Pengawas Ketenagakerjaan saat dijumpai di PT. MHE mengatakan, terima kasih atas liputannya kemarin berkas laporan dari kawan-kawan media kita semua jadi tahu informasi dengan cepat bahwa telah terjadi kecelakaan kerja disini itu yang pertama.
“Kami juga mendapatkan laporan dari Dinas Tenaga kerja telah terjadi kecelakaan kerja PT MHE Tunggang, kemudian mereka mengirim surat resmi secara dinas provinsi berdasar surat beliau lah, kami diperintahkan untuk turun memeriksa terhadap kasus kecelakaan kerja ada di PT. MHE Tunggang,” terang Maya kepada wartawan, Kamis (11/2/21).
Selain itu dia juga menerangkan secara lebih jauh dalam agenda kedatangan ke PT MHE Tunggang Kecamatan Lebong Utara, ranah kami sebagai pengawas tenaga kerja memastikan bahwa apakah kejadian ini merupakan kecelakaan kerja atau bukan kecelakaan kerja. Dikarenakan berkaitan erat dengan jumlah santunan yang akan diberikan kepada ahli waris.
“Untuk itu kita tidak bisa hanya kira-kira berpendoman pada PP 44 tahun 2015 tentang jaminan sosial tenaga kerja berdasrakan itu nanti kita membuat penetapan sesuai analisa data yang dapat lapangan dan membuat penetapan kecelakaan tenaga kerja Dinas Tenaga Kerja Provinsi sehingga keluar lah dominal yang ditetapkan oleh pengawas,” jelasnya secara lebar.
Sementara itu dia juga menjelaskan, komponen santunan yang bermacam-macam santunan diantara pembayaran sekaligus, pembayaran berskala yang akan diberikan oleh ahli waris.
“Komponen santunan itu pembayaran sekaligus, ada biaya pemakaman dan santunan perskala dan sebagainya, semuanya itu akan dituangkan penepatan kita dan kita sampaikan dengan perusahaan dan dinas Tenagakerja Lebong,” katanya.
Ketika tanya oleh wartawan terkait dokumen fire safety, Keselamatan Kesehatan Kerja (K3-red), kita berencana pemeriksaan lanjutan terkait dengan norma K3 dan tenaga kerja yang ada PT MHE Tunggang.
“Kita akan lakukan berikutnya atau tahap selanjutnya, agenda hari difokus agenda kecelakaan kerja saudara Jalil Wahyono. Kita berkomitmen akan sering kemari melakukan pemeriksaan, pembinaan terkait norma ketenagakerjaan,” pungkasnya.
Disampai Manager PT. TME Jetna atas kunjungan Dinas Ketenagakerja Provinsi Bengkulu yaitu tim pengawas tenaga kerja mengatakan, fokus mereka ingin mengetahui peristiwa kecelakaan atau bukan dan tugas mereka membantu memberi penetapan santunan yang akan beri kepada ahli waris (keluarga korban).
“Kedatangan memfokuskan kronologis kejadian tenaga kerja yang tewas persis yang sampaikan, karena itu faktanya,” katanya.
Diterang oleh Jetna, dua hari selasa dan rabu di PT MHE mengalami lonsor dan tiang listrik tumbang akses jalan terputus pertama kita lakukan evakuasi longsor dan tiang listrik yang patah dimulai dari depan serta meminta PLN mematikan.
“Rabu kembali mengalami longsor akhirnya kita putuskan berhenti lihat kondisi hujan sangat lebat,” katanya.
Masih dia, Kamis pagi (4/2/21) melanjutkan evakuasi diperkirakan pukul 9 : 00 WIB baru bisa motor yang lewat dipukul 10 sampai 11 : WIB baru bisa terbuka sedikit longsor baru bisa lewati mobil 4×4 untuk group mandor (Jalil Wahyono) ada didalam dengan kondisi lagi off (tidak bekerja) tidak diperbolehkan untuk memasuki wilayah kerja.
“Statusnya off tidak memasuki ke lokasi pekerjaan kontruksi, jadi status semua off mereka memang berkumpul disitu. Kondisi alam kita harus antisipasi tujuannya adalah itu,” ucapnya.
Tambahnya, perusahaan fokus evakuasi longsor tanah dan instalasi yang mengalami kerusakan baru siang mendapatkan akses kebawah. ketika sore mau melakukan inpeksi ulangan melihat pongres pekerjaan evakuasi dua tiang listrik. Kita dapat informasi ada dua motor persis mereka itu rombongan dari pada mandor, menginformasikan ada kecelakaan kerja kita langsung mencari tahu apa kejadian ini ? turunlah dari motor sampai ke basecam mereka kepala tukang, pak Tohari ngumpul dan rekan-rekannya.
“Saya bertanya kenapa ada kecelakaan, jawab Tohari orang itu pasang selang, selang untuk apa saya tanya ? alasannya, gimana ada kecelakaan kerja kita sedang off, akhir kita evakuasi korban atau alhmarhum dengan kondisi tidak lagi bergerak tapi ada tiga teman dia berada disana bagian dari kelompok mereka, saya melihat darah keluar dari mulut tapi sudah kering dan terlihat darah dipasir,” paparnya fakta yang dilihat waktu kejadian letter W.
Lebih jauh dia mengatakan, jelasnya kita tahu persis apa kejadian, berarti kepala tukangnya tidak mengawasi, akhirnya datang ambulan baru lah dibawah kerumah sakit. Baru kita berkomunikasi kepada pak Januar untuk menentukan hak-haknya, pekerjaan ini diberikan kepada mandor Eko.
“Kita punya kontrak sama mereka dan memanggil mandor untuk menyelesaikan hak- hak korban, jika mandor pekerja tidak memiliki uang kita dari pihak perusahaan akan selesaikan duluan. Agar tidak salah melangka kita meminta panduan, informasi, penentapan dari Disnaker berapa yang harus dibayar karena di Jakarta sudah menunggu. Jauari sampai kemabli agar tidak kesalahan dia berkordinasi dengan Disnaker Provinsi, tadi sudah ketemu dengan ketemu persendurnya seperti apa,” tutupnya.
Pewarta : Sbong Keme