LEBONG, BEO.CO.ID – Setelah merebahnya Covid -19 di Bumi Swarang Patang Stumang, Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu, turut berdampak terhadap kehidupan para petani.
Bahkan para petani dihajar untuk bangkit demi melawan sengsara sembari berusaha menjaga kedaulatan pangan di tengah perekonominan yang terburuk.
Salah satu petani Kota Baru, Kecamatan Uram Jaya, Abdullah menceritakan pendapatnya serta pengalaman dunia pertanian dalam mengikuti program pemerintah daerah tidak semudah membalik telapak tangan.
“Saya beranggapan ini bukan program, tapi ini adalah rutinitas yang dikerjakan leluhur dan orang tua kita dulu untuk menyambung hidup dimasa itu, kita hanya meneruskan sesuai dengan perkembangan zaman saat ini,” tutur Abdullah yang akrab disapa Om kepada Beo.co.id, Selasa sore (7/3/23).
Dia mengatakan setiap perjuangan tetap ada tantangan yang harus dihadapi, jika tidak terus dilakukan atau pun dikerjakan tidak tahu apa yang menjadi evaluasi kedepan. Sebalik tanam padi dua kali setahun ini merupakan nilai ekonomi masyarakat Lebong, setelah keganasan Covid-19 yang sama – sama dirasakan dampaknya.
“Jelas, salah satunya nilai ekonomi masyarakat Lebong, selain tambang yaitu padi yang sampai hari ini kita makan, dan didorong oleh pemerintah walau pun masih banyak ada yang belum baik perlu menjadi catatan kita bersama untuk membangkitkan ekonomi keluarga dan masyarakat,” paparnya.
Secara sederhana dan jujur apa menjadi pegangan serta pengalaman bukan berdasarkan ilmu dibangku sekolah atau pun sampai keperguruan tinggi, tapi berdasar pengalaman selama ini dalam menanam padi. Ia juga mengatakan ada beberapa catatan penting yaitu pertama jangan lalai apa pun itu pekerjaan, rasa ingin tahu (mencari tahu), tanamkan niat dan keyakinan serta mau berbagi ilmu.
“Maka modal awal itu adalah niat dan keyakinan, saya berharap ini bisa memberi semangat kepada petani Lebong dan jangan mudah menyerah terus lah berjalan, semoga berhasil dapat mengubah keadaan perekonomian keluarga dan masyarakat,” tutupnya. (Eluban RI/Sbong Keme)