spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

“Tingkatkan Ketangguhan Desa, Kurangi Resiko Bencana”

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

MEDAN, BEO.CO.ID – Letak geografis wilayah Indonesia yang berada di Ring of Fire atau Cincin Api Pasifik, pertemuan tiga lempeng tektonik yakni Lempeng Indo-australia, lempeng Eurasia dan lempeng Pasifik.

Keberadaan Ring of Fire yang meliputi wilayah Indonesia inilah yang menyebabkan rawan dilanda bencana gempa bumi, gunung berapi hingga tsunami.

“Kita baru saja dikagetkan oleh Gempa bumi Tektonik M.7.3 di Pantai Barat Sumatera, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat dan berpotensi Tsunami, pada Selasa 25 April 2023 pukul 03.00.57 WIB.”

Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M6.9. Dalam Memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana yang jatuh pada Rabu 26 April 2023 dengan mengangkat tema “Tingkatkan Ketangguhan Desa, Kurangi Risiko Bencana”.

Hari Kesiapsiagaan Bencana ini memang harus di rutinkan untuk membangun kesadaran masyarakat bahwa bencana itu urusan bersama, resikonya dapat dikurangi dengan mengelola dengan baik kearifan lokal. Tradisi dalam memperingati HKB diwarnai dengan memukul kentongan, membunyikan alat peringatan bencana (sirine dan alarm) pada pukul 10.00 pagi.

Dalam bincang-bincang dengan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatera Utara, Tuahta Saragih, BPBD Sumut akan adakan simulasi dengan menggunakan sirine sesuai petunjuk BNPB. Sedangkan untuk upacara tingkat Provinsi akan dilaksanakan pada bulan Mei 2023.

Tuahta Saragih menyatakan, Saya juga sudah minta dukungan seluruh OPD Pemprovsu untuk melakukan simulasi serta menggunakan twibbon HKB sesuai arahan BNPB. BPBD Sumut akan mengundang seluruh BPBD Kab/kota beserta mitra BPBD Prov/Kab/Kota, TNI/Polri, Destana, Kencana, SMAB.

Ditanya lebih lanjut oleh Abdul Aziz apakah unsur Relawan akan dilibatkan? Tuahta Saragih menjawab, “pasti pak.. Insya Allah kita akan undang dalam rapat persiapan nanti,” ujarnya.

“Karena Indonesia rawan terhadap bencana bukan saja yang disebutkan diatas tapi juga rawan bencana longsor, banjir, kekeringan dan kebakaran hutan sangat diperlukan kerjasama Penta-Helix atau multipihak dimana unsur pemerintah, akademisi, badan usaha, masyarakat atau komunitas dan media bersatu padu dan berkoordinasi,” ujar Aziz yang juga Penasehat Komunitas Siaga Bencana (KOGANA) Sumatera Utara ini.

(Rls / S. Hadi Purba)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Kisah Singkat Jurnalis Gudi Podcast Kemenag Rejang Lebong

Tabut Bengkulu (Dokumentasi Yopoyo)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Headlines

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Latest Posts

https://situs-toto.togel.togetherband.org