KERINCI, BEO.CO.ID – ACARA MANGGEN (MEMANNGIL) NINIK MAMAK KALBU ANAK BATINO TUO LUHAH DEPATI INTAN SIULAK MUKAI, KAMIS 8 DESEMBER 2022 BERTEMPAT DI RUMAH ADAT (RUMAH GEDANG) MUKAI MUDIK RT 5 KECAMATAN SIULAK MUKAI KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI SEKALIGUS PENOBATAN GELAR SKO (GELAR PUSAKO) Gelar KEHORMTAN KEPADA GUBERNUR JAMBI H. ALHARIS BERUJUNG KECEWA, BERIKUT LAPORANNYA.
Terlepas dari acara memanggil Ninik mamak maka Kalbu anak Batino Tuwo, juga akan dilangsungkan pemberian Gelar Sko (pemakai Pusako) Kehormatan pada Alharis Gubernur ‘’(Rajo Jambi)’’ dengan gelar ‘’Depati Intan Pamuncak Alam’’ dengan kata lain, ‘’Rajo/ depati’’ yang dinilai mengerti dan mampu memegang yang tinggi, tahu dengan yang rendah dan kecil’’
Ternyata, Alharis, yang dianggap pantas mendapat gelar kehormatan itu, ‘’tidak hadir’’ dianggap tidak menepati janji, pemberian gelar secara langsung dan dinobatkan (diangkat) secara adat dirumah gedang Siulak Mukai.
Dengan tidak hadirnya, Gubernur Alharis, otomatis Kalbu anak Batino Tuwo, ‘’sangat kecewa’’ dan para depati-depati dan niniek mamak dan masyarakat luas Kecamatan Siulak Mukai, Siulak dan Kabupaten Kerinci, kecewa.
Bak mengutif pepatah negeri tuwo melayu, (orang tuwo/ Tua melayu), seharusnya, ‘’orang tuwo/ gedang, tahu dengan kebesaran dirinya, tahu arti puncak yang tinggi dan pandai melihat, menilai dan menyayangi yang rendah dan kecil’’ dan tidak akan merasa besar sendiri?.
Orang besar itu lahir dan dibesarkan oleh orang yang berjuang disekitarnya secara tulus dan ikhlas disertai kerja keras, jujur dan bertanggungjawab kepada masyarakat luas yang dipimpinnya.
Dengan tidak hadirnya Alharis, mungkin saja kepadatan jadwal sebagai Gubernur/ Kepala Daerah, perlu difahami masyarakat Kerinci, khususnya anak batino Tuwo Depati Intan, Siulak Mukai.
Namun, kita tak boleh berprasangka buruk dulu, bak meminjam istilah ‘’luka dimuka dan dimata, cepat-cepatlah berkaca, harus tahu apanya yang luka/ tergores, tapi luka dihati sulit difahami, obatnya?’’ seharusnya tidak terjadi pada anak Batino Tuwo Depati Intan, dirumah gedang Baru Mukai Mudik.
Tim BEO.co.id, dari Perwakilan Kerinci dan Kota Sungai Penuh, mengikuti kegiatan sehari suntuk Kamis, (8/12/2022) dalam acara pemberian gelar SKO (Pusako) dari anak Batino Tuwo Depati Intan, yang merasa dikecewakan, ‘’Alharis’’ selaku Gubernut Jambi. Ternyata tidak hadir, mereka merasa di kecewakan.
Yang disihie (diundang), dengan Sirih yang sikapur, Pinang, lengkap Ukok (Rokok) yang sebatang dari Anak Batino Tuwo Depati Intan, Siulak Mukai. Tidak dihadiri, ‘’Alharis, Gubernur Jambi’’ memang terasa kecewa dan luka.
Namun disadari masyarakat Adat di Tigo Luhah Tanah Sekudung, Siulak ketidak hadiran Alharis, tak sepotong dendam tersirat dihati, semua difahami dan dimaafkan atas kesibukkan Alharis selaku Gubernur Propinsi Jambi, dalam menjalankan tugas, bagi kepentingan pelayanan pada masyarakat dan Negara.
Namun, pihak panitia yang diketuai Rusdian Huri, 45 tahun diminta tanggapannya menjelaskan, ‘’atas nama Panitia Pelaksana kami sangat kecewa, karena acara ini sudah disiapkan begitu matang dari jauh-jauh hari, sampai hari ‘’h’’ ternyata Alharis tidak datang, ujarnya.
Dikatakan Rusdian, pelaksanaan ini sangat ditunggu-tunggu Kalbu Anak Batino Tuwo Luhah Depati Intan, yang akan menaikkan Gelar SKO (Kehormatan Pusako), dari Keluarga besar Depati Intan. Namun, niat baik ini berbuah kekecewaan, tegas Rusdian.
Terpisah, Hj. Hesnidar Alharis, SE yang mewakili suaminya hadir, namun dalam acara tersebut, ‘’belum mengobati rasa kecewa panitia dihati Kalbu anak Batino Tuwo, hal ini terungkap dari celotehan masyarakat dan para undangan yang hadir. Kendati Hesnidar, telah menjelaskan alasan ketidak hadiran suaminya selaku Gubernur Jambi.
Hal senada, juga dijelaskan Marlina dari Kalbu anak Batino Tuwo yang sudah mempersiapkan acara ini, sepekan sebelumnya, ‘’kami sangat kecewa’’ paparnya kepada Tim BEO.co.id.
Dikatakan Leni Marlina, bayangkan persiapan memasak (memanggang lemang), atau ‘’Balemang’’ lebih untuk para tamu yang hadir, dengan 1000 batang (1000-buah Lemang), dan Tuguk, (Kopiah) = Topi kebesaran sudah kami hiasi dengan bunga, begitu juga dengan ‘’Jubah (baju) lambang Kebesaran telah kami pesan dan jahit, jelasnya.
Lanjut Leni, hari ini kami kecewa, orang yang ditunggu-tunggu tidak datang (hadir), Alharis, paparnya.
Sementara itu, Wirni juga dari anak Batino Tuwo Depati Intan, ketika diminta tanggapannya mengatakan rasa kecewa, karena cara pemberian gelar SKO kehormatan, tidak dihadiri Gubernur Alharis, hanya mengutus istrinya. Sedangkan gelar Sko diberikan dalam kurun waktu lima tahun sekali, itupun diberikan pada orang (tokoh) pilihan dengan kesepakatan adat di Luhah Depati Intan, tandasnya.
Ditempat terpisah Hj. Nurjanah, 65 tahun juga mengatakan sangat kecewa, kami sudah meluangkan waktu selama satu minggu dirumah gedang, namun Alharis Gubernur Jambi tidak datang, hanya mengutus sang istri dan ajudannnya.
Hal senada juga dijelaskan salah satu warga masyarakat Jarumniyah, kepada BEO.co.id, kenapa kami membuat acara ini, karena adanya Alharis. Sebelum pemilihan Gubernur beberapa tahun silam, Alharis datang kesini dan berjanji di dalam Holt Bulu Tangkis, jika terpilih menjadi Gubernur Jambi akan datang kembali ke Kerinci, dan Siulak Mukai. Kata Jarumniyah, dengan wajah kecewa. Mengingatkan dan memaparkan kembali ‘’janji Alharis’’ pada Wartawan BEO.co.id.
Dari data dan keterangan dihimpun redaksi BEO.co.id, Alharis, datang ke Siulak Mukai dalam rangka tahun politik sebelum pemilihan Gubernur Propinsi Jambi, 2018 silam.
Ketika itu, Alharis menyatakan mau mencalon gubernur, dan jika terpilih akan kembali melihat dan (berkunjung) ke Siulak Mukai Kerinci.
Dan kenyataan pahit masyarakat Siulak Mukai Kerinci, khususnya ‘’Kalbu Anak Batino Tuwo Depati Intan, Siulak Kerinci,’’ yang telah menyiapkan Penobatan Alharis selaku Gubernur Jambi, untuk memangku Gelar Kehormatan, justru tidak datang pada, 8 Desember 2022 lalu, dalam acara penobatannya.
Dan yang diutus hanya istrinya, inilah agaknya melukai hati masyarakat. Dari pengamatan Tim Wartawan BEO.co.id, Alhris datang dalam tahun politik beberapa tahun silam, pergi juga dalam tahun politik, dengan tidak menghadiri acara Sakral tersebut.
Dan sejak bulan Juli 2022 lalu, Indonesia sudah memasuki tahun politik menuju pesta demokrasi 2024, Pilkada pada Nopember 2024, Pilpres dan Pileg diawal tahun 2024.
Nah, tahun politik ini pula munculnya pemberian gelar Kehormatan pada Alharis Gubernur Jambi sekarang, yang sudah disiapkan matang, ternyata tidak dihadirinya.
Secara politik bisa saja momen penobatan Alharis yang gagal itu, yang tidak dihadirinya secara langsung, terbesit info adanya unsur politis?.
Seharusnya, jangan sampai ada yang merasa, ‘’tertinggalkan dan terabaikan’’ seharusnya jika bijak, ‘’jemputlah yang tertinggal, ajaklah yang terabaikan, satukanlah yang terbelah’’ semuanya untuk kekuatan membangun negeri.
Karena yang disebut negeri ‘’Tigo Luhah Tanah Sekudung’’ (Siulak), sangat luas, bukan hanya batas Siulak Mukai, ada tiga penguasanya yang bersatu teguh pada masa lampau, Depati Intan di Siulak Mukai, Rajo Simpan Bumi, di Siulak Gedang dan Depati Mangku Bumi Kulit Putih Suko Berajo Siulak Panjang.
Itulah orang-orang kuat, jujur dan amanah dalam memegang jabatan adat dalam negeri, Depati Intan dikenal pemegang hukum adat yang kuat.
Dengan pegangannya, ‘’Negeri berpagar Adat tepian berpagar malu, jangan bak layang-layang menyapu buih, sesuaikan kata dan perbuatan,’’ Rajo Simpang Bumi, (Siulak Gedang), disebut pemegang Lantak yang tidak Goyah, menyimpan ‘’barang SKO (Pusako yang aman) dan barang yang tidak hilang, dapat dipercaya, jujur dan bertanggungjawab.’’
Depati Mangku Bumi Kulit Putih Suko Berajo, adalah pemegang pakai, ‘’membaca yang tidak tuli’’ artinya pintar, bisa memahami dan cerdas untuk kebaikkan, dalam negeri, menjadi surih dan teladan yang baik ditengah masyarakat.
Seharusnya, generasi muda Kerinci, khususnya dari Tigo Luhah Tanah Sekudung, mencontohlah kepada ketiga tokoh tersebut, dalam memimpin negeri dan pemimpin masa kini dan masa depan.
Ditahun politik ini, sudah bermunculan rumor bakal calon Bupati Kerinci, putra-putra terbaik Kerinci berasal dari Tigo Luhah Tanah Sekudung Siulak, yang digadang-gadangkan mampu memimpin Kerinci, untuk menggantikan DR.H Adirozal, MSi Bupati Kerinci dua periode, 2014-2019 dan 2019-2024, yang mendapat sorotan tajam masyarakat Kerinci, Mudik, Tengah dan Hilir.
Kini bermunculan sejumlah nama yang digadang-gadangkan pendukung panatiknya antara lain: Dr. Fadli Sudria, SE. M. Hum, Monadi, S. Sos. MSi, putra Mantan Bupati Kerinci, Murasman 2009-2014. Kedua tokoh ini dari Kalbu Depati Intan Siulak Mukai.
Nama-nama lainnya, Hasan Basri, SH. MH, C.P.L.C.E, setingkat Doktor Hukum, Sungai Batu Gantih, asal muasal keluarga dari Sulak Mukai.
Berikutnya Johan Efendi, (Siulak Panjang), DR Mul Amri, (Siulak Panjang), Darmadi, juga dari Sulak dan Julizarman, Siulak Deras. Ketujuh tokoh muda Kerinci Hulu (Mudik), semuanya yang terbaik saat ini. Dan yang masih menjabat Bupati Kerinci, DR.H Adirozal, MSi, dari Koto Beringin Siulak Panjang.
Dari 19 Bupati, Penjabat Bupati Kabupaten Kerinci sudah tiga dari tanah Sekudung Siulak. Yakni, Drs Muhammad Awal, Siulak Panjang. H. Murasman, Siulak Mukai dan Adirozal, Koto Beringin.
Siulak, (Tigo Luhah Tanah Sekudung) memiliki banyak kader dan tokoh. Dan ketokohan Adirozal dan menjabat Bupati Kerinci, saat ini dari keberhasilan dan kegagalannya membangun Kerinci, lewat visi dan misi terkenalnya Kerinci Lebih Baik Berkeadilan, (KLB Berkeadilan) belum terwujud?.
Dari Kerinci Tengah, ada nama Liswar (Mayor Liswar), kini menjabat Plt Kasdim 0417 Kerinci, tokoh yang sederhana, disiplin yang kuat. Dan Kerinci Hilir ada nama Tapyani, seorang Bisnismen yang sukses. Mereka sepuluh tokoh Kerinci saat ini, digadang-gadangkan, akan maju sebagai balon (bakal calon) Bupati dan Balon Wakil Bupati (Balon bup) Kerinci 2024 mendatang.
Kembali pada Penobatan Alharis selaku Gubernur Jambi, diberi gelar kehormatan oleh Anak Batino Tuwo Luhah Depati Intan Siulak Mukai, dirumah adat baru Mukai Mudik, yang tidak dihadirinya tersirat kesan ada yang terabaikan.
Sehingga acara, tanpa dihadiri calon Pemegang Gelar Adat dari anak batino tuwo, Siulak Mukai. Ini semua, jadikan pembelajaran yang baik sebagai calon pemimpin daerah Kerinci, dan buang jauh nilai negatifnya, bersatu dan jalankan kompetitipnya dengan berkompetesi secara demokratis, perbedaan pendapat dan pandangan hal biasa, dan jadikan perbedaan untuk melahirkan solusi yang terbaik guna membangun daerah / masyarakat Kerinci kedepan.
Secara nyata dan fakta, bukan batas pandai membangun pencitraan, kini masyarakat semakin cerdas, butuh bukti, bukan janji lagi. Nasib para balon, setelah mampu menjadi Calon tetap Bupati Kerinci 2024-2029, ditentukan rakyat Kerinci, sebagai pemilih berarti kekuasaan ditangan rakyat, bukan ditangan anda.
Maka masyrakat harus cerdas memilih calon pemimpinnya, karena masa untung dan rugi selama lima tahun, jika yang terpilih dua periode berarti satu decade (sepuluh tahun), jika yang dipilih tidak manah, maka Kerinci akan merasakan akibatnya sepuluh tahun. (***)
Laporan : Tim Liputan Kerinci dan Kota Sungai Penuh.
Editor/ Penulis : Gafar Uyub Depati Intan.