Awi juga menyinggung, terkhusus pemilih yang memilih pasangan berjargon serba tiga ini, untuk tidak berharap banyak dengan pemualan janji politik yang berujung “kebohongan.” Dan jangan berharap perubahan lebih baik itu dapat terwujud menuju bahagia dan sejahtera.
“Sebenarnya, kita mulai muak dengan pemerintahan yang hanya penuh dengan pencitraan belaka, harapan kita semoga dalam waktu dekat ini sampai menjelang tahun pesta demokrasi pemangku jabatan di Lebong ini sadar dan bisa meningkatkan kinerja lebih baik,” lugasnya.
Dia menjelaskan, Lebong viral dengan persoalan yang miring mulai dari kasus KSN, Deposito, Pilkades yang tertunda dan pengangkatan Pjs Kades yang diduga janggal, bahkan kondisi terparah munculnya isu – isu konflik kecil didalam pemerintah desa dalam pengangkatan perangkat desa.
“Selama ini saya pantau dan terus mengikuti perkembangannya, saat ini kami masih independen yang salah kita kritik dan yang benar kita dukung,” katanya.
Menurut Awi meminta pihak Pemkab Lebong untuk mulai dewasa berpikir dan bertindak tak usah alegi dengan kritikan dan aksi masa itu menyakitkan itu resiko jabatan menjadi pejabat publik dan diikat dengan peraturan serta perundangan.
“Belum diingatkan, Pemda Lebong ini bukan perusahaan milik pribadi yang seenak kita atur dan jelas semua ada konsekuensinya,” pungkasnya.