KERINCI, Beo.co.id – Terkait terputus saluran air irigasi persawahan masyarakat Siulak Deras, Kecamatan Gunung Kerinci, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, yang selama ini menjadi keluh kesah masyarakat sedikit menemui titik dan Doni selaku pemilik dan pengelola galian C yang dituding oleh masyarakat membantah, berikut petikan hasil konfirmasi dan klarifikasinya.
Dari hasil konfirmasi/klarifikasi langsung media Beo.co.id kepada pengelola galian C yang beroperasi selama ini dan dituding miring oleh masyarakat setempat akhirnya akan bicara.
Doni dihadapan Beo.co.id mengatakan, saya bukan pendatang, saya asli orang sini, orang tua saya memilik tanah disini, kepala air bangunan induk irigasi “Kobelko 01” alat berat (pak Torik) yang merusak (tumbang) irigasi saluran persawahan masyarakat.
“Saya dituduh oleh (pak Torik) disini, semua masyarakat mendatangi saya, akhirnya turun alat berat memperbaiki, tapi bukan saya orangnya, tapi orang yang diatas yang memperbaiki,” ungkap Doni di basecamp galian C nya, Senin sore menjelang Magrib kepada Beo.co.id, (5/1/2021).
Lanjut pengakuan Doni menyampaikan, air sawah selama ini mati, Saya dituding tidak memberikan air sawah kepada masyarakat, mulai dari nenek saya mengarap disini tidak larangan, silakan mengambil air untuk persawahan warga dan perjanjian sebelumnya, bukit yang menyelimuti aliran air irigasi tidak boleh diganggu, ternyata longsor, terkikis oleh aktivitas galian C diatas dan tanah dikeruk.
“Kami minta garis pinggir aliran sungai yang ada dalam wilayah kami untuk tidak diganggu, karena itu hak kami. Ternyata sekarang hilang, bukan kami melarang, silakan tanya kepada masyarakat apakah tempat saya (Doni), apakah tempat AMP yang diatas, silakan tanya sama masyarakat disini,” terangnya.
Dikatakan lebih jauh oleh Doni, dia memberikan ruang kepada masyarakat untuk bekerjsama memperbaiki saluaran air irigasi persawahan yang selama ini mati dan melihat langsung irigasi tersebut, apakah terputus diwilayah galian C (Doni) atau di AMP pak Torik.
“Tidak kalian datang saya sudah menangkap, sekarang saya minta kepada masyarakat untuk bergotong royong, dimana air itu tersangkut silakan masyarakat naik, apakah ditanah aku ? tidak mungkin kepala air itu diwilayah saya, siapa yang merusak silakan lihat sendiri, mungkin saya naik ke atas karena bukan wilayah saya,” ucapnya tegas.
Selain itu, Doni juga menerang, diposisi tanah atas wilayah kita sudah runtuh mana, mungkin air bisa mengalir. Maaf sebelumnya, kalian LSM ini cepat sekali menerima laporan dari masyarakat coba lihat dulu.
“Terkadang lain kata orang kalian terima, saya yang rendah ini dan kecil tetap dituding perusak, kalian mau lihat silakan lihat di itu. Selama ini air tidak mengaliran akibat tanah saya sudah runtuh dan tanah yang tinggal itu masih hak saya, tidak hak orang lain dan saya tidak pernah melawati hak batas orang lain,” paparnya untuk melihat masalah secara luas, agar tidak keliru.
Dalam proses konfirmasi dan klarifikasi yang berlangsung dilokasi galian C saudara Doni, Senin (5/1/2021), sedikit mengeluarkan nada yang kurang baik dihadapan wartawan media ini.
“Sungai Tuak ini ganas, gila ketika waktunya tiba, pernah kayu besar sampai kerumah Jon Efendi, sama seperti halnya orang-orang disini,” katanya secara enteng didepan wartawan.
Ketika ditanya oleh media Beo.co. id, siapa pemilik alat berat (Eskavator) yang beroperasi dalam kegiatan aktivias galian C nya. Dia menjawab, “ini milik Hermanto mamak dari Joni Efendi,kami sewah alat ini, sebelum kita menyewahkan dengan cik lilin yang istrinya anggota (Lisnurbani),” tutupnya.
Pewarta : Juge Karang Setio/Marhen