LEBONG, BEO.CO.ID – Kepala Dinas Pariwisata Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu Riki Irawan, S.IP, M.Si menyikapi dan menanggapi masih ada beberapa sejumlah objek wisata yang mandeg, bahkan ada yang terkesan kesan jalan ditempat.
“Meningkatan pengunjung berwisata menjadi catatan penting dan perhatian khusus bagi kami (Disparpora Lebong), dan bagaimana menciptakan hal tersebut dengan metode-metode, apakah membuat event dilokasi wisata untuk sebagai daya menarik tujuan pengunjung untuk datang atau tempat-tempat selfie,” sampai Riki dalam pandangannya melihat kondisi perkembangan di media sosial yang cukup tinggi, Senin (7/11/22).
Dalam penugasan barunya di Disparpora Lebong, dia mengatakan akan menyiapkan konsep yang tidak meninggalkan ciri khas daerah dan di sesuaikan ditempat wisata masing-masing serta tidak meninggalkan kearifan lokal.
“Maka itu dibutuhkan magnet tersendiri untuk mendatangi wisata lokal mau pun di luar Kabupaten Lebong, kita saat ini lagi membahas dan membuat kerangka atau rencana strategis Disparpora bersama kawan-kawan dengan kemasan cukup menarik minat pengunjung,” jelasnya.
Ketika ditanya oleh awak media terkait soal aset-aset wisata yang tidak dikelola secara maksimal (terlantar), oleh Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS). Dirinya menjawab akan melakukan komunikasi serta pendataan aset wisata yang mengalami kerusakan, mulai rusak sedang, berat.
“Apa bila ada aset wisata yang rusak tidak bisa dipakai sama sekali akan di hapus oleh pihak aset dan sebaliknya, apabila aset yang masih bisa dimanfaatkan silakan dimanfaatkan oleh pihak Bumdes maupun Pokdarwis kalau mereka sebagai pengelola wisata dengan perjanjian kerjasama (PKS) yang jelas,” ungkapnya.
Selain itu, dirinya berpesan dan meminta kepada masyarakat yang tinggal diarea wisata atau desa wisata untuk menjaga fasilitas penunjang infrastruktur bangunan wisata. Ia juga berharap dengan keberadaan wisata tersebut mampu membuat peluang tempat nilai ekonomi kerajinan tangan ibu rumah tangga yang tidak melupakan kearifan lokal.
“Kita minta dapat dijaga aset wisata serta di kembangkan, salah satu contoh membuat produk-produk rumah tangga sebagai kerajinan tangan. Ide-ide entrepreneur sangat penting disebuah masyarakat, karena sebagai tempat nilai tambah ekonomi masyarakat itu sendiri, bisa saja pakaian bergambar danau Tes atau pun kuliner daerah ciri khas Lebong,” pungkasnya diakhir. (Aan/SB)