LEBONG, BEO.CO.ID – Tembok Penahan Tanah Irigasi Tersier Desa Bajok, Kecamatan Rimbo Pengadang, Kabupaten Lebong bersumber dana desa (DD) dengan nilai kontrak sebesar Rp. 465.208.000,- sepanjang 246 meter kembali temui petaka.
Pasalnya, kembali ambruk, diitem pekerjaan tembok penahan tanah irigasi sebagai penyuplai air di persawahan warga setempat, bahkan terancam nyaris putus jika tidak kembali diperbaiki.
“Tembok penahan irigasi itu ambruk kembali kurang lebih 1 bulan lalu, kita takutkan ditempat yang sama terjadi kembali ketika menjelang hujan turun dapat merobohkan irigasi,” ungkap salah satu petani secara singkat yang berhasil berbincang kepada Beo.co.id, Minggu (4/2) lalu.
Sementara itu, Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Joni mengatakan bahwa sebelum pihak selalu melakukan monitoring kelapangan terhadap pembangunan irigasi dan tembok penahan di desa.
“Kami selalu monitoring, dan untuk langkah selanjutnya kami akan berkoordinasi dengan Mantan Pjs (Red-Dahari) yang lama bagaimana tindak lanjut bangunan tersebut,” ujar Joni, Kamis (8/2).
Menurut Joni peristiwa ambruknya bangun tembok penahan di desa terjadi sekitar seminggu yang lalu. Pihaknya juga berharap bangunan yang rusak dapat kembali dapat diperbaiki dengan tujuan akhir melahirkan azas manfaat.
“Laporan warga kejadian ambruknya pelapis (tembok penahan) itu sekitar seminggu yang lalu, kita berupaya agar Pjs yang lama segera memperbaiki kerusakan,”
Disinggung kembali kapan BPD Desa Bajok meminta auditor Inpektorat guna untuk mengaudit bangunan tersebut, Joni menjawab belum tahu melihat dulu tanggapan Pjs lama.
“Belum tahu, lihat tanggapan dari Pjs yang lama dulu,” singkatnya.
Media ini belum berhasil wawancarai mantan Pjs Kades Dahari dan Bendahara saat dihubungi nomornya tidak aktif, sampai informasi pemberitaan ini diturunkan ada keterangan, kendati demikian media ini tetap berupaya meminta keterangan demi desa Bajok yang lebih baik. (SB)