LEBONG, BEO.CO.ID – Kembali menjadi pembualan perbincangan, terkait tapal batas (Tabat) antara Kabupaten Lebong dengan Kabupaten Bengkulu Utara (BU) Arga Makmur kembali menyita perhatian publik di bumi Swarang Patang Stumang setelah mencuat berita tapal wilayah provinsi Bengkulu hampir tuntas dan telah dirilis beberapa awak media yang ada bumi Rafflesia beberapa hari yang lalu, (30/04/2021).
Hal itu memuncul pertanyaan besar terutama dari Ketua Ormas Gerakan Rakyat Bela Tanah Adat (Garbeta) Provinsi Bengkulu yang dikomando oleh Deddy Mulyadi mengatakan, bahwa kita akan mempertanyakan masalah tabat dalam daerah provinsi Bengkulu ke Gubernur Bengkulu yang dinyatakan hampir rampung, khusus tabat Lebong dan Bengkulu Utara.
“Tinggal Rejang Lebong (Curup) dan Kepahiang sebagaimana dirilis media online InspirasiBengkulu.com,” ujar Deddy Mulyadi melalui sambungan seluler kepada media ini (2/5/2021).
Deddy juga menjelasakan, dalam berita ini tidak dibahas masalah tapal batas Lebong dan Bengkulu Utara, mengingat Ormas Garbeta yang ikut hadir pertemuan forum pejabat daerah yang di hadiri  Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan bapak Eko Subowo, sebagai kelanjutan hasil audensi di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), dihadiri perwakilan pemerintah daerah Lebong dan Bengkulu Utara yang difasilitasi oleh Pemerintah provinsi Bengkulu tanggal 16 Maret 2018.
“Pertemuan lanjutan dari audensi di Kemendagri tersebut, dilaksanakan di pemerintah provinsi Bengkulu pada tanggal 27 Maret 2018, menyimpulkan akan dibentuk tim untuk mengkroscek ulang titik koordinat sebagai bahan untuk revisi Permendagri nomor 20 tahun 2015,” terangnya.
Sambung dia lebih jauh, jika memang banyak wilayah Kabupaten Lebong masuk ke wilayah Bengkulu Utara, hasil pertemuan ini tidak pernah dijalankan oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu.
“Jadi pertanyaannya dasar apa dikatakan telah selesai ? Kami harap bapak gubernur bisa menyelesaikan permasalahan ini,” tegasnya diakhir.
Pewarta : Sbong Keme
